Dampak KELAKATAN TERHADAP IBU

42 mencari, dan perilaku lainnya. Perilaku tersebut muncul pada saat muncul bahaya atau bayi merasa stress. Ibu yang responsif, akan selalu ada untuk melindungi dan menghibur ketika ancaman atau stressor itu datang. Hal tersebut akan menghasilkan kedekatan serta kontak dengan ibu. Anak yang memiliki orang tua, terutama ibu, yang mencintai dan dapat memenuhi kebutuhannya akan mengembangkan model hubungan yang positif dan kelekatan yang didasarkan pada rasa percaya trust. Kebutuhan anak yang terpenuhi secara intensif, konsisten, dan kelekatan aman dengan ibu akan menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan internal working model yang aman dimana anak merasa bahwa dirinya berharga dan diterima Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990. Menurut Bowlby 1973, seorang anak yang tumbuh dengan kelakatan aman dan memiliki internal working model yang aman ketika bayi, memiliki konsep diri, keyakinan, dan kepercayaan dalam dirinya bahwa dia adalah pribadi yang dicintai dan dapat mencintai. Anak dengan pribadi seperti ini cenderung mengembangkan resiliensi diri yang seimbang dan mampu untuk menempatkan dirinya ketika menjalin ikatan emosional dengan orang lain saat beranjak dewasa. Selanjutnya, secara terus-menerus anak akan mengembangkan model yang serupa dalam dirinya. Model ini selanjutnya akan digeneralisasikan anak dari orang tua pada orang lain, misalnya pada guru dan teman sebaya. Anak akan berpendapat bahwa guru dan teman adalah orang yang dapat dipercaya Eliasa, 2001. 43 Sebaliknya, jika kebutuhan anak tidak terpenuhi atau mendapat penolakan dari orang tua, maka anak akan mengembangkan rasa curiga mistrust, terasing, cemas, sedih, depresi, dan bahkan rasa marah Bowlby 19691982, 1973, 1980. Hal ini akan menjadi dasar terbentuknya internal working model yang tidak aman dan hal ini dapat membuat anak merasa takut serta ragu bahwa ia akan diterima dan didukung oleh sekitarnya Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990. Anak yang tumbuh dengan kecurigaan juga akan menjadi pencemas dan kurang mampu menjalin hubungan sosial Eliasa, 2001. Anak yang tumbuh dengan penuh kecemasan seperti ini tidak memiliki konsep diri yang baik dan membuat dirinya kurang mampu menempatkan diri ketika mencari ikatan emosional di tahap selanjutnya seperti pada tahap berpacaran. Akibatnya, ketika terlibat dalam sutau hubungan sosial seperti relasi berpacaran, anak tersebut lebih rentan terlibat aktivitas seksual demi mendapatkan ikatan emosional dari pasangannya atau orang lain sebagai kompensasi dari perasaan kurang kasih sayang yang dirasakannya Rosenthal, dkk, 2001 dalam Dawson, Shih, Moor, dan Shrier, 2008. Selain itu, ketika anak merasa cemas atau depresi mereka juga cenderung untuk melakukan perilaku seksual bahkan cenderung berisiko sebagai media untuk mengurangi perasaan-perasaan tersebut Dawson, Shih, Moor, dan Shrier, 2008. Berbeda halnya dengan anak yang memiliki kelekatan aman dengan ibu. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan dicintai sehingga anak tersebut tidak mudah terlibat dalam perilaku seksual demi mencari cinta dan kasih sayang dari pasangannya. Anak dengan kelekatan aman juga lebih baik