Definisi Perilaku Seksual PERILAKU SEKSUAL

16 b. Necking Berciuman di sekitar leher ke bawah. Necking merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ciuman di sekitar leher dan pelukan yang lebih mendalam. c. Petting Perilaku menggesek-gesekkan bagian tubuh yang sensitif, seperti payudara dan organ kelamin. Petting merupakan langkah yang lebih mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan mengusap-usap tubuh pasangan termasuk lengan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-kadang daerah kemaluan, baik di dalam atau di luar pakaian. d. Intercourse Bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita yang ditandai dengan penis pria yang ereksi masuk ke dalam vagina untuk mendapatkan kepuasan seksual. Dari keseluruhan uraian di atas, maka bentuk perilaku seksual dapat dikelompokkan dari tahap yang ringan seperti berpegangan tangan, berpelukan, ciuman di pipi atau kening, sampai tahap yang berat seperti necking , petting melakukan stimulasi di daerah erotis seperti dada atau alat kelamin, dan intercourse senggama.

3. Akibat Perilaku Seksual

Perilaku seksual sebelum waktunya yang tidak diimbangi dengan pengetahuan memiliki risiko sebagai berikut : 17 a. Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan Copper dkk, 1998, dalam Dawson, Shih, Moor, Shrier, 2008; Nevid, Rathus Rathus, 2008. Hal ini dapat membuat remaja terpaksa menikah padahal mereka belum siap secara mental, sosial, dan ekonomi. b. Secara psikososial, akibat dari perilaku seksual berisiko adalah munculnya ketegangan mental, penolakan dari masyarakat, dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah jika seorang gadis tiba-tiba hamil. Selain itu, ada juga akibat lain seperti putus sekolah dan akibat-akibat ekonomi karena diperlukan biaya perawatan dan lain-lain Sanderowitz Paxman, 1985 dalam Sarwono, 2011. c. Secara emosional, perilaku seksual berisiko dapat menimbulkan perasaan bersalah, depresi, dan marah Simkins, 1984 dalam Sarwono 2011. d. Pengguguran kandungan aborsi, apabila hal ini dilakukan oleh orang yang belum terlatih dapat membahayakan atau bahkan menyebabkan kematian bagi sang ibu Nevid, Rathus Rathus, 2008. e. Terkena penyakit menular seksual HIVAIDS, raja singa, dan lain- lain, khususnya bagi remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau yang sering melakukan hubungan seksual dengan penjajah seks Dawson, Shih, Moor, Shrier, 2008. 18

B. REMAJA

1. Definisi Remaja

Remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia dimana terjadi perubahan yang besar pada manusia muda Santrock, 2002. Pada waktu inilah perubahan secara fisik terjadi dengan sangat cepat. Perubahan fisik yang jelas terlihat adalah perubahan bentuk tubuh baik pada laki-laki maupun perempuan. Perubahan fisik yang lain juga terjadi pada organ reproduksi. Pada masa remaja, organ reproduksi mulai matang. Kematangan organ reproduksi ditandai dengan terjadinya pubertas Santrock. 2002. Biasanya, terjadinya pubertas pada remaja disertai dengan kesibukan remaja untuk mengenali tubuh mereka dan mengembangkan citra dirinya mengenai gambaran tubuh mereka. Pubertas sendiri adalah suatu periode pada masa remaja dimana kematangan kerangka tubuh dan seksual terjadi secara pesat. Salah satu perubahan fisik yang terjadi selama masa pubertas adalah menarche atau haid pertama pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Remaja tidak hanya ditandai dengan perubahan fisik saja, tetapi remaja juga mengalami perubahan pada aspek kognitif, sosioemosional, dan interpersonal. Secara kognitif, rasa ingin tahu remaja terhadap suatu hal muncul karena pada masa remaja seseorang mulai mengembangkan pemikiran operational formal Piaget, dalam Santrock 2002. Pada fase ini, seseorang mulai dapat berpikir dengan abstrak, logis, dan berusaha menarik kesimpulan dari informasi-informasi yang didapatnya dari