Perbedaan Buku Teks Biasa dengan Modul Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul

14 dalam penelitian ini. Sepuluh prinsip tersebut merupakan sarana dalam menunjang kualitas modul dalam pembelajaran.

2.1.2 Modul

Modul merupakan salah satu media visual verbal karena kata yang terbentuk tulisan tetap dianggap verbal meski pun tidak memiliki suara Munadi, 2010: 98. Prastowo 2013: 207-208 menuliskan pengertian arti modul menurut Abdul Majid. Modul adalah sebuah buku dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Sementara dalam pandangan lainnya, modul dimaknai sebagai perangkat ajar yang disusun secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa fasilitator atau guru. Pengertian modul menurut Sukiman 2012: 131 adalah alat ukur yang lengkap yang merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Dari beberapa penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar berupa buku yang disusun dengan sistematis utuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga siswa mampu menggunakan modul secara mandiri dan seminimal mungkin mendapat bantuan dari orang lain. Melalui modul tujuan dalam pembelajaran mampu diukur karena di dalamnya mengandung tujuan, bahan dan kegiatan belajar, evaluasi.

2.1.1.1 Perbedaan Buku Teks Biasa dengan Modul

Perbedaan buku teks dengan Modul menurut Munadi 2010: 99 menyatakan cakupan bahasa materi dalam modul lebih fokus dan terukur, serta lebih mementingkan aktifitas belajar pembacanya, semua sajiannya disampaikan melalui bahasa yang komunikatif. Dengan kata lain bahwa jika dalam modul 15 kegiatan atau aktifitas siswa akan lebih banyak dan materinya akan lebih terfokus melalui kegiatan yang akan dilakukan siswa. Beliau menyatakan perbedaan buku teks dengan modul melalui pembuatan tabel perbedaan sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Antara Buku Teks Biasa dengan Modul Munadi, 2010:99 NO BUKU TEKS BIASA MODUL 1 Untuk keperluan umumtatap muka. Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri. 2 Bukan bahan aja yang terprogram. Program pembelajaran yang utuh dan sistematis. 3 Lebih menekankan sajian materi ajar. Mengandung tujuan, bahankegiatan evaluasi. 4 Cenderung informatif, searah. Disajikan secara komunikatif, dua arah. 5 Menekankan fungsi penyajian materiinformasi. Dapat mengganti beberapa peranan pengajaran. 6 Cakupan materi lebih luasumum. Cakuban bahasan terfokus dan terukur. 7 Pembaca cenderung pasif. Mementingkan aktifitas belajar pemakai.

2.1.1.2 Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul

Fungsi modul menurut Prastowo 2013: 210 ada empat fungsi modul sebagai berikut: pertama, bahan ajar mandiri yaitu modul dapat digunakan dalam proses pembelajaran secara mandiri dan meningkatkan kemampuan siswa belajar sendiri tanpa bergantung orang lain. Kedua, pengganti fungsi pendidik yaitu modul mampu menyampaikan materi ajar dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa. Ketiga, sebagai alat evaluasi yaitu dengan modul siswa dituntut dapat mengukur sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dipelajari. Keempat, sebagai bahan rujukan bagi siswa karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan. Penyusunan dan pembuatan modul memiliki lima tujuan yaitu: pertama, agar siswa belajar secara mandiri tanpa dan dengan bimbingan guru. Kedua, agar peranan pendidik tidak terlalu mendominasi dan otoriter dalam kegiatan 16 pembelajaran. Ketiga, melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi tingkat kecepatan belajar siswa yaitu dengan adanya modul siswa akan meningkatkan kecepatan belajarnya. Kelima, agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari Prastowo, 2013: 211. Prastowo dalam buku Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjau Teoritis dan Praktik 2013: 211-212 modul memiliki empat macam kegunaan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo, yaitu: pertama, modul sebagai penyedia informasi dasar. Kedua, modul sebagai bahan instruksi bagi siswa. Ketiga, modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Keempat, modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik dan bahan untuk berlatih siswa dalam melakukan penilaian sendiri.

2.1.3 Perangkat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan.

1 1 104

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta.

1 4 135

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

0 0 2

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.

0 3 168

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi group investigation di kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta.

0 0 2

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta

0 1 133

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif

1 1 129

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta

1 9 131

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta

0 1 159

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta

0 9 166