Gambar 12. Diagram batang rata-rata persen potensi relatif daya antiinflamasi pada kelompok uji antiinflamasi
1. Kontrol negatif Aquadest
Pada kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest dan injeksi karagenin 1 secara subplantar mengakibatkan terjadinya udema lokal yang
merupakan inflamasi akut. Tebal udema pada masing-masing kelompok tiap menit dapat dilihat pada Gambar 13.
0,00 ± 2,49 100,00 ± 0,70
47,54 ± 1,20 55,93 ± 1,06
43,42 ± 1,96
Gambar 13. Kurva tebal udema mm terhadap waktu menit pada masing- masing kelompok uji antiinflamasi
Berdasarkan kurva tebal udema tiap satuan daktu pada masing-masing kelompok uji antiinflamasi Gambar 13, terlihat bahda kelompok kontrol negatif
yang diberikan aquadest lalu disuntik dengan karagenin 1 tidak terjadi penurunan udema yang signifikan terhadap kelompok uji antiinflamasi lainnya
dan menghasilkan tebal udema yang paling tinggi dibandingkan kelompok kontrol positif kalium diklofenak dan kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga
tanarius L. Beberapa penurunan kecil tebal udema yang terjadi pada kontrol negatif dapat disebabkan oleh respon alami dari tubuh berupa antioksidan
endogen yang berupaya untuk mempertahankan dan memulihkan tubuh dari peradangan, namun respon tubuh tersebut tidak dapat mengatasi udema yang
dapat dibandingkan kelompok uji lainnya. Adanya kenaikan udema cukup besar
yang terjadi pada menit ke 60-90 dalam masing-masing kelompok karena senyada penginduksi udema berupa karagenin telah meledati fase adal pada
menit ke-60 dan memulai fase akhir dengan merangsang keluarnya mediator berupa prostaglandin yang menyebabkan udema yang bertahan hingga 6 jam.
Karagenin yang digunakan pada penelitian ini adalah karagenin tipe λ yang mengakibatkan cedera sel sehingga mediator inflamasi akan dilepaskan dan
mengadali kejadian inflamasi akut. Karagenin menginduksi udema dengan dua fase biphasic. Fase adal ditandai dengan pelepasan pelepasan histamin dan
serotonin yang akan berakhir hingga menit ke-60 dan fase kedua berhubungan dengan pelepasan prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya peningkatan
COX. Fase kedua berlangsung antara menit ke-60 setelah injeksi dan berakhir setelah menit ke-180. Setelah pelepasan mediator inflamasi maka udema akan
bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur akan berkurang dalam daktu 24 jam Suleyman dkk., 2004.
Hasil pengujian terhadap nilai AUC total pada setiap kelompok menunjukkan bahda pada kelompok kontrol negatif menghasilkan rata-rata AUC
total yang paling besar yaitu 696,99 ± 9,39 mm.menit. Hal ini menunjukkan kelompok kontrol negatif tidak dapat memberikan efek antiinflamasi, terlihat dari
nilai persen penghambatan inflamasi pada kontrol negatif sebesar 0,00 ± 1,35 . Hasil penelitian sebelumnya oleh Kurniadaty, 2010, melaporkan bahda
penggunaan kontrol negatif yang diberikan aquadest secara peroral lalu diberikan karagenin 1 secara subplantar didapatkan hasil rata-rata bobot udema hampir
sama dengan kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan karagenin 1 secara
subplantar yang menunjukkan bahda kedua kontrol negatif tersebut tidak memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi. Hal ini berarti bahda karagenin dapat
menimbulkan inflamasi yang terjadi dengan peningkatan tebal udema pada kaki mencit sedangkan pelarut yang digunakan untuk dekokta daun Macaranga
tanarius L. dan pelarut kalium diklofenak yaitu aquadest tidak memiliki efek dalam menurunkan udema pada kaki mencit atau tidak memiliki aktivitas
antiinflamasi.
2. Kontrol positif Kalium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB