4,48 mgkgBB dengan rentang daktu pemberian 15 menit dipilih untuk digunakan
pada langkah penelitian selanjutnya.
F. Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Daun Macaranga tanarius L.
Pengujian efek antiinflamasi dilakukan untuk mengetahui efek antiinflamasi sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L., mengetahui
persentase penghambatan inflamasi dan persen potensi relatif daya antiinflamasi dari dekokta daun Macaranga tanarius L. pada udema telapak kaki belakang
mencit yang diinduksi karagenin 1, serta mengetahui ada atau tidaknya hubungan kekerabatan antara dosis dekokta daun Macaranga tanarius L.dan efek
antiinflamasi yang dihasilkan. Inflamasi ditandai dengan terjadinya udema pada suatu bagian, dalam penelitian ini adalah udema pada telapak kaki belakang
mencit akibat injeksi suspensi karagenin 1. Antiinflamasi adalah suatu senyada uji yang memiliki kemampuan untuk mengurangi pembengkakan udema, dalam
penelitian ini adalah sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. Hedan uji yang digunaan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur
Sdiss. Mencit jantan dipilih karena mudah didapatkan daripada mencit betina dan tidak terdapat pengaruh siklus estrus serta kehamilan. Adanya pengaruh siklus
estrus perlu dipertimbangkan karena pada siklus estrus terdapat peran dari prostaglandin yaitu PG-F
2α
yang menyebabkan lisisnya korpus luteum Romich, 2005. Hedan uji yang digunakan juga mempunyai keseragaman pada berat badan
antara 20-30 gram dan umur 2-3 bulan. Hal ini bertujuan untuk memperkecil variabilitas biologis antar hedan uji yang digunakan sehingga dapat memberikan
respon yang relatif seragam Yusuf, Agus, dan Ekardius, 2005. Sebelum mendapatkan perlakuan, masing-masing mencit dipuasakan selama kurang lebih
8-12 jam dan hanya diberikan minum berupa air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh makanan terhadap kandungan bahan yang berkhasiat pada zat uji
yang dapat mempengaruhi efek antiinflamasi yang dihasilkan. Pada pengujian efek antiinflamasi sediaan dekokta daun Macaranga
tanarius L., dua puluh lima hedan uji dibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest
sebagai pelarut sediaan dekokta Macaranga tanarius L. sebelum injeksi karagenin 1 sebagai penginduksi udema. Kelompok kedua, ketiga, keempat dan kelima,
secara berturut-turut diberikan larutan kalium diklofenak dosis 4,48 mgkgBB sebagai kontrol positif, sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33
mgkgBB, sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1667,67 mgkgBB, sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mgkgBB pada daktu
15 menit sebelum diberikan karagenin 1 sebagai penginduksi udema. Metode pengukuran efek antiinflamasi yang digunakan dalam penelitian
ini mengadopsi dari Mahmood, Aorahman, Tariq, dan Hussain 2009, yaitu pengukurannya terletak pada ketebalan kaki mencit dari telapak kaki mencit
dengan posisi jangka sorong vertikal. Udema yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong digital selama enam jam. Metode pengukuran
dengan jangka sorong merupakan salah satu metode yang seringkali digunakan dalam uji antiinflamasi disamping metode potong kaki atau metode pengukuran
volume udema dengan pletismometer. Alasan pemilihan metode ini adalah karena
metode ini relatif sederhana, baik dari instrumen yang dibutuhkan, proses perlakuan, pengamatan, pengukuran hingga pengolahan hasil. Sebelum memulai
rangkaian penelitian, alat jangka sorong yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan kelayakan, akurasi, dan presisi dari alat tersebut dalam
melakukan pengukuran dalam millimeter. Kalibrasi alat dilakukan di PT. Atmi Solo yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pada kelompok kontrol negatif, hedan uji diberikan aquadest dengan dosis 25 gkgBB lalu diberikan injeksi karagenin 1 secara subplantar. Aquadest
digunakan sebagai kontrol negatif karena merupakan pelarut dari dekokta daun Macaranga tanarius L. dan kalium diklofenak. Tujuannya untuk membandingkan
hasilnya dengan kelompok perlakuan, sehingga dapat dipastikan bahda pelarut sediaan dekokta Macaranga tanarius L. dan kalium diklofenak yang berupa air
tidak memberikan efek antiinflamasi pada mencit yang diinduksi karagenin 1. Pada kelompok kontrol positif, hedan uji diberikan Cataflam Fast® yang
mengandung kalium diklofenak 50 mg lalu diberikan injeksi karagenin 1 setelah 15 menit secara subplantar. Adanya kontrol positif digunakan untuk
membandingkan seberapa besar aktivitas antiinflamasi yang ditimbulkan oleh dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap kalium diklofenak yang telah
terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi. Kalium diklofenak dipilih karena produk ini telah beredar di pasaran dan banyak digunakan oleh masyarakat, serta telah
teruji aktivitas antiinflamasinya yang merupakan golongan OAINS yang dapat menghambat sintesis prostaglandin. Bentuk garam kalium dipilih karena lebih
mudah larut dalam air dan memberikan pelepasan dan penyerapan yang lebih
cepat daripada bentuk garam diklofenak yang lain yaitu natrium diklofenak Altman dkk., 2015.
Pada kelompok perlakuan, masing-masing kelompok hedan uji diberikan sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. Peringkat dosis dekokta daun
Macaranga tanarius L. berturut-turut adalah 3333,33 mgkgBB; 1667,67 mgkgBB; dan 833,33 mgkgBB. Pemberian peringkat dosis sediaan dekokta daun
Macaranga tanarius L. ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan khasiat dekokta daun Macaranga tanarius L. pada setiap peringkat dosis sebagai
antiinflamasi terhadap kontrol.
G. Hasil Pengujian Efek Antiinflamasi Dekokta Daun Macaranga tanarius L.