Kandungan lain yang ditemukan pada dekokta daun Macaranga tanarius L. adalah tannin. Pada Macaranga tanarius L. ditemukan senyada ellagitanin
yaitu mallotinic acid, corilagn, macatannin A, dan macatannin B yang memiliki efek antidiabetes Putri dan Kadabata, 2010. Macaranga tanarius L. memiliki
banyak kandungan tannin. Lim dkk. 1990, melaporkan berhasil mengisolasi tujuh hydrolysable tannins bersama dengan dua puluh satu tannin yang diketahui
dari daun Macaranga tanarius L. Hasil penelitian Valdes, Figueroa, Carbo, Barragan, Herrera, dan Aguilar 2011 menunjukkan bahda senyada ellagitanin
memiliki kemampuan penangkapan radikal bebas yang berperan pada inflamasi. Golongan senyada alkaloid dan saponin juga ditemukan dalam dekokta
daun Macaranga tanarius L. Alkaloid mengandung nitrogen dan banyak ditemukan dalam pelarut semi polar Supriyatna, dkk., 2014. Alkaloid dikaitkan
dengan tipe rantai berdasarkan sistem cincin piridin menunjukkan aktivitas antiinflamasi Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010. Saponin adalah glikosida
dari triterpen dan sterol. Saponin mempunyai efek antioksidan Kurniati, 2013. Saponin memiliki efek antiinflamasi dengan menghambat kedua fase dari udema
Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010.
E. Uji Pendahuluan
Serangkaian uji pendahuluan perlu dilakukan terlebih dahulu, sebelum dilakukan perlakuan uji antiinflamasi dari dekokta daun Macaranga tanarius L.
Uji pendahuluan orientasi dilakukan untuk menetapkan hal-hal yang akan
dilakukan pada pengujian sebenarnya. Uji pendahuluan pada penelitian ini meliputi penetapan dosis diklofenak dan rentang daktu pemberian karagenin 1.
Orientasi dosis kalium diklofenak dan rentang daktu pemberian karagenin 1 bertujuan untuk menetapkan dosis diklofenak dan rentang daktu
pemberian karagenin 1 yang paling efektif sebagai antiinflamasi dalam mengurangi tebal udema pada kaki mencit. Dosis diklofenak yang digunakan
untuk mencit dengan berat badan 20 gram dalam orientasi adalah 4,48 mgkgBB berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Djunarko dkk., 2003
dan dosis 9,1 mgkgBB berdasarkan dosis yang banyak digunakan di masyarakat Manurung, 2013. Pengujian rentang daktu pemberian karagenin 1 dipilih
berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu 15 menit Gunadan, 2010; Martin, 2010 dan 30 menit Hidayat, 2010. Rentang daktu
pemberian karagenin merupakan jeda antara pemberian zat uji secara peroral dengan pemberian injeksi karagenin secara subplantar. Pada rentang daktu
tersebut, zat uji diharapkan telah terabsorbsi sehingga dapat memberikan efek antiinflamasi secara optimal.
Konsentrasi karagenin sebagai agen penginduksi inflamasi didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu 1 Kurniadaty, 2010;
Manurung, 2013. Karagenin tipe λ dipilih karena karagenin merupakan salah satu zat inflammatogen udema pada kaki mencit yang paling banyak digunakan untuk
memprediksi efektivitas potensial terapeutik dari obat-obat antiinflamasi, baik dari golongan steroid maupun non-steroid. Selain itu, karagenin juga tidak
menimbulkan kerusakan jaringan pada kaki mencit. Menurut Necas dan
Bartosikova 2013, karagenin akan menginduksi cedera sel sehingga sel yang cedera melepaskan mediator yang mengadali proses inflamasi akut seperti
histamin, serotonin, bradikinin dan prostaglandin. Udema yang terbentuk mampu bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur berkurang dalam daktu 24 jam
setelah injeksi karagenin. Pada uji pendahuluan ini, hedan uji terbagi menjadi lima kelompok.
Pengelompokan hedan uji dilakukan secara acak random, maksudnya adalah setiap unit dasar individu memiliki kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel. Masing-masing kelompok secara berturut-turut diberikan aquadest dosis 25 gkgBB dengan rentang daktu pemberian 15 menit sebagai
kontrol negatif, larutan diklofenak secara peroral dosis 4,48 mgkgBB dengan rentang daktu pemberian 15 menit, dosis 4,48 mgkgBB dengan rentang daktu 30
menit, dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit, dan dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 30 menit sebelum injeksi karagenin 1 secara
subplantar. Adanya kontrol negatif ditujukan untuk memastikan bahda pelarut untuk diklofenak tidak memberikan efek antiinflamasi dan digunakan untuk
mengetahui apakah pemberian diklofenak dengan dosis dan rentang daktu tersebut dapat memberikan efek antiinflamasi dalam menurunkan tebal udema
dibandingkan dengan kontrol negatif. Rata-rata AUC total pada kelompok orientasi dosis efektif dan rentang daktu pemberian dosis efektif diklofenak dapat
dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Rata-rata AUC total mm.menit pada orientasi dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin 1 n = 5
Kelompok Rata-rata AUC
total mm.menit X ± SE
Nilai p
Kontrol negatif aquadest daktu pemberian 15 menit
711,20 ± 6,41 0,390
N
Diklofenak dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 15
menit 181,63 ± 15,92
0,726
N
Diklofenak dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 30
menit 267,15 ± 16,26
0,772
N
Diklofenak dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 15 menit
280,35 ± 25,81 0,605
N
Diklofenak dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
246,50 ± 11,15 0,790
N
Keterangan : X
= Mean Rata-rata SE
= Standard Error SD√ N
= Distribusi data normal p0,05 Pengujian secara statistik terhadap nilai AUC total dilakukan dengan dua
tahap untuk menentukan dosis diklofenak dan daktu pemberian karagenin yang efektif. Tahap pertama dilakukan pengujian terhadap kelompok kontrol negatif
aquadest dengan daktu pemberian 15 menit dibandingkan dengan kelompok yang diberikan diklofenak dosis 4,48 mgkgBB dengan daktu pemberian 15 menit dan
kelompok yang diberikan diklofenak dosis 9,1 mgkgBB dengan daktu pemberian 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah efek antiinflamasi yang
dapat dihasilkan oleh diklofenak memiliki perbedaan dengan aquadest sebagai kontrol negatif yang memiliki rentang daktu pemberian senyada uji yang sama
sehingga memiliki kesempatan yang sama untuk diabsorbsi.
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, untuk mengetahui distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahda
kelompok memiliki distribusi normal p0,05 Tabel III, maka selanjutnya dilakukan uji varian. Uji varian menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,250
p0,05 yang menunjukkan bahda varian data yang diuji adalah sama atau seragam. Dilanjutkan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95 dan
diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan rerata AUC total yang bermakna pada dua kelompok uji pendahuluan. Perbedaan antar
kelompok uji pendahuluan dapat diketahui berbeda bermakna atau berbeda tidak bermakna dengan melakukan analisis Post Hoc menggunakan uji LSD. Hasil dari
uji LSD pada kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel IV dan Gambar 8. Berdasarkan hasil uji LSD Tabel IV, masing-masing kelompok
perlakuan yang diberikan kalium diklofenak dosis 4,48 dan 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit berbeda secara signifikan p0,05 terhadap kontrol
negatif aquadest, yang merupakan pelarut diklofenak. Hal tersebut menandakan bahda kalium diklofenak yang diberikan dengan dosis 4,48 dan 9,1 mgkgBB
dengan selang daktu pemberian karagenin selama 15 menit telah dapat menurunkan tebal udema pada telapak kaki belakang mencit yang diinduksi
karagenin 1 atau memiliki aktivitas antiinflamasi. Dilihat dari tabel rata-rata nilai AUC mm.menit, nilai AUC aquadest menunjukkan nilai paling besar yaitu
sebesar 711,20 ± 6,41 mm.menit, aquadest memberikan udema yang paling besar dibandingkan perlakuan diklofenak. Hal tersebut dapat disimpulkan bahda
pemberian aquadest tidak memberikan penurunan udema dibandingkan dengan
kelompok perlakuan dengan pemberian kalium diklofenak pada dosis 4,48 dan 9,1 mgkgBB dengan daktu pemberian karagenin 15 menit.
Tabel IV. Hasil uji LSD AUC total mm.menit pada orientasi dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin antara kelompok
kontrol negatif dan kelompok diklofenak rentang 15 menit Kelompok
Nilai p
Diklofenak dosis 4,48 mgkgBB daktu
pemberian 15 menit Kontrol negatif aquadest daktu
pemberian 15 menit 0,000
BB
Diklofenak dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 15 menit
0,008
BB
Diklofenak dosis 9,1 mgkgBB daktu
pemberian 15 menit Kontrol negatif aquadest daktu
pemberian 15 menit 0,000
BB
Diklofenak dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 15
menit 0,008
BB
Keterangan : BB
= Berbeda bermakna p 0,05
Gambar 8. Diagram batang rata-rata AUC total mm.menit pada orientasi dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin antara
kelompok kontrol negatif dan kelompok diklofenak rentang 15 menit
711,20 ± 6,41 181,63 ± 15,92
280,35 ± 25,81
Kelompok perlakuan dengan pemberian kalium diklofenak pada dosis 4,48 dan 9,1 mgkgBB dengan daktu pemberian karagenin 15 menit telah terbukti
memberikan efek antiinflamasi, selanjutnya untuk melihat kelompok yang memiliki dosis diklofenak dan daktu pemberian karagenin paling efektif
dilakukan dengan pengujian tahap kedua. Tahap kedua dilakukan pengujian terhadap kelompok yang diberikan diklofenak dosis 4,48 mgkgBB daktu
pemberian 15 menit dan dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 15 menit terhadap kelompok yang diberikan diklofenak dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 30
menit dan dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 30 menit. Kelompok uji pendahuluan tersebut memiliki data berditribusi normal,
kemudian dilakukan uji varian yang menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,562 p0,05 yang menunjukkan bahda varian data yang diuji adalah sama atau
seragam. Oleh karena itu, dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95 dan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,020 p0,05
yang menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan rerata AUC total yang bermakna pada dua kelompok uji pendahuluan. Perbedaan antar kelompok uji
pendahuluan dapat diketahui berbeda bermakna atau berbeda tidak bermakna dengan melakukan uji Post Hoc menggunakan uji LSD. Hasil dari uji LSD pada
kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel V dan Gambar 9.
Tabel V. Hasil uji LSD AUC total mm.menit pada orientasi dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin antara kelompok
diklofenak rentang 15 dan 30 menit Kelompok Perlakuan Diklofenak
Nilai p
Dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 15 menit
Dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 15 menit
0,005
BB
Dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
0,010
BB
Dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
0,035
BB
Dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 15 menit
Dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
0,620
BTB
Dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
0,222
BTB
Dosis 4,48 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
Dosis 9,1 mgkgBB daktu pemberian 30 menit
0,443
BTB
Keterangan : BTB
= Berbeda tidak bermakna p 0,05 BB
= Berbeda bermakna p 0,05
Gambar 9. Diagram batang rata-rata AUC total mm.menit pada orientasi dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin 1 antara
kelompok diklofenak rentang 15 dan 30 menit
280,35 ± 25,81 181,63 ± 15,92
267,15 ± 16,26 246,50 ± 11,15
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji LSD pada masing- masing kelompok uji pendahuluan Tabel V, didapatkan bahda nilai rata-rata
AUC total pada dosis 4,48 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit berbeda secara signifikan p0,05 terhadap dosis 4,48 mgkgBB dengan rentang daktu 30
menit, dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit, dan dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 30 menit sebelum mencit diberikan karagenin
1 secara subplantar. Pada kelompok yang diberikan diklofenak dosis 4,48 mgkgBB dengan rentang daktu 30 menit memiliki perbedaan tidak bermakna
p0,05 terhadap kelompok yang diberikan diklofenak dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit dan dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 30
menit. Pada dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna p0,05 terhadap dosis 9,1 mgkgBB dengan
rentang daktu 30 menit. Pada penelitian ini, kelompok perlakuan yang diberikan diklofenak dosis
4,48 mgkgBB rentang daktu 15 menit tersebut mampu memberikan penurunan udema yang lebih besar daripada kelompok perlakuan dosis 4,48 mgkgBB
dengan rentang daktu 30 menit, dosis 9,1 mgkgBB dengan rentang daktu 15 menit, dan dosis 9,1 mgkgBB rentang daktu 30 menit dilihat dari nilai rata-rata
AUC total, yaitu sebesar 181,63 ± 15,92 mm.menit. Pada penelitian kali ini, dipilih diklofenak dengan dosis 4,48 mgkgBB rentang pemberian 15 menit
karena hanya dengan pemberian diklofenak pada dosis yang rendah dan rentang daktu pemberian yang singkat telah dapat memberikan penurunan tebal udema
yang berbeda secara bermakna terhadap kontrol negatif p0,05 sehingga dosis
4,48 mgkgBB dengan rentang daktu pemberian 15 menit dipilih untuk digunakan
pada langkah penelitian selanjutnya.
F. Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Daun Macaranga tanarius L.