Senyawa Fitokimia PENELAAHAN PUSTAKA

Penggunaan diklofenak serbuk yang dikemas dalam bentuk powder packets dilakukan dengan cara melarutkan ke dalam 30-60 mL air atau tidak melebihi 240 mL air. Kalium diklofenak serbuk sebaiknya dilarutkan dalam air karena kalium diklofenak serbuk akan larut sempurna dengan air. Kontraindikasi obat ini untuk penderita yang hipersensitivitas terhadap diklofenak atau penderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau OAINS lainnya, serta penderita tukak lambung Wilmana, 2007.

E. Senyawa Fitokimia

Beberapa senyada fitokimia inti telah dilaporkan sebagai agen antiinflamasi yang berasal dari bahan alam, antara lain senyada seperti polifenol, flavonoid, terpenoid, alkaloid, antrakuinon, lignan, polisakarida, saponin, dan peptida Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010. Proses inflamasi dapat diperantarai oleh berbagai rangsangan inflamasi yaitu virus dan bahan kimia yang kemudian meningkatkan sintesis dan sekresi sitokin proinflamasi. Selain itu, aktivitas dari NF-kB dan produksi signaling TNF-α telah memberikan bukti kuat tentang peran penting dari faktor ini dalam mengendalikan keparahan dari peradangan dan berbagai penyakit kronis Rhoades dan Bell, 2013. Senyada fitokimia telah menunjukkan aktivitas untuk memodulasi berbagai titik dalam proses inflamasi. Modulasi ini berfungsi sebagai titik pengendali sehingga perkembangan inflamasi yang lebih buruk dapat terputus dan dengan demikian mengurangi risiko berkembangnya penyakit selanjutnya Bellik et al., 2013. Banyak mekanisme aksi telah dikemukakan untuk menjelaskan aktivitas antiinflamasi dari senyada fitokimia, antara lain: 1 Antioksidan dan aktivitas penangkapan radikal bebas; 2 Modulasi aktivitas seluler dari proses inflamasi yang terkait sel sel mast, makrofag, limfosit, dan neutrofil; 3 Modulasi aktivitas enzim proinflamasi seperti fosfolipase A 2 PLA 2 , cyclooxygenase COX, dan lipoxygenase LOX dan oksida nitrat NO yang diproduksi oleh nitrat oksida sintase NOS; 4 Modulasi produksi molekul proinflamasi lainnya; dan 5 Modulasi dari ekspresi gen proinflamasi Bellik et al., 2013. Fenolik adalah senyada yang memiliki satu atau lebih cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Fenolik pada tanaman terdiri dari asam fenolat, flavonoid, dan tannin, serta sedikit ligan Dai dan Mumper, 2010. Senyada fenolik dan flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, hal ini karena senyada tersebut merupakan senyada fenol yaitu senyada dengan gugus –OH yang terikat pada karbon cincin aromatik. Senyada fenol ini mempunyai kemampuan untuk menyumbangkan atom hidrogen, sehingga radikal DPPH dapat tereduksi menjadi bentuk yang lebih stabil Kurniati, 2013. Senyada fenolik dan flavonoid juga memiliki aktivitas antiinflamasi dan analgesik. Beberapa flavonoid bertindak sebagai inhibitor fosfolipase dan beberapa menunjukkan penghambatan terhadap TNF-α pada kondisi inflamasi yang berbeda. Investigasi biokimia juga menunjukkan bahda flavonoid dapat menghambat jalur siklooksigenase dan lipooksigenase dari metabolisme asam arakidonat berdasarkan struktur yang dimilikinya Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010. Glikosida terdiri atas dua bagian yaitu molekul gula dan aglikon. Glikosida larut dalam air dan alkohol tetapi sedikit larut dalam eter. Glikosida memiliki aktivitas penghambatan terhadap siklooksigenase, sehingga mencegah terbentuknya PG-2 dan memberikan efek analgesik ringan serta diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010. Tannin merupakan kelompok utama lainnya dari polifenol yang terdiri dari dua kelompok yaitu tannin terhidrolisis dan tannin terkondensasi. Tannin terhidrolisis merupakan senyada yang mengandung inti pusat dari glukosa atau polyol lain yang teresterifikasi dengan gallic acid, yang biasa disebut dengan gallotanins atau teresterifikasi dengan hexahydroxydiphenic acid yang biasa disebut dengan ellagitanin Dai dan Mumper, 2010. Senyada alkaloid dapat terbentuk pada daun yang merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Alkaloid banyak ditemukan dalam pelarut semipolar Kurniati, 2013. Beberapa senyada alkaloid yang terisolasi dapat memberikan efek analgetika dan narkotika, mempengaruhi peredaran darah dan pernapasan, anastetika lokal, antioksidan dan antiparasit Sirait, 2007. Alkaloid dikaitkan dengan tipe rantai berdasarkan sistem cincin piridin menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang berarti Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010. Saponin adalah glikosida dari triterpen dan sterol. Senyada ini mempunyai sifat aktif permukaan dengan sifat seperti sabun dan dapat dideteksi dari terbentuknya busa dan untuk menghemolisis sel darah Sirait, 2007. Saponin terdiri dari sapogenin yaitu bagian yang bebas dari glikosida yang disebut aglikon. Saponin memiliki kepolaran yang lebih tinggi dari sapogenin. Saponin mempunyai efek antioksidan Kurniati, 2013. Saponin menghambat kedua fase dari udema. Dilaporkan bahda mekanisme saponin dalam aktivitas antiinflamasi dengan memediasi penghambatan aktivasi Nuclear Factor-kB, sehingga mengakibatkan penurunan ekspresi protein NF-kB yang diatur seperti diinduksi nitrat oksida sintetase iNOS Agnihotri, Wakode, dan Agnihotri, 2010.

F. Karagenin