41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang efek antiinflamasi dekokta daun Macaranga tanarius L. pada mencit galur Sdiss merupakan jenis penelitian eksperimental murni
dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni karena
dilakukan dengan adanya perlakuan dan belum ada penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah karena setiap
hedan uji memiliki kesempatan yang sama untuk masuk dalam kelompok uji serta faktor yang diuji dalam penelitian ini hanya pengaruh pemberian dosis sediaan
dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap udema pada telapak kaki mencit yang diinduksi karagenin 1 dengan pengukuran menggunakan jangka sorong.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel utama
a. Variabel bebas. Dosis sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. b. Variabel tergantung. Besarnya tebal udema telapak kaki belakang pada
mencit galur Sdiss yang terinduksi karagenin
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah :
1. Hedan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit galur Sdiss, berat badan 20-30 gram, jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan,
dan subyek uji dalam keadaan sehat. 2. Bahan uji yang digunakan berupa daun Macaranga tanarius L., yang
berasal dari Paingan, Magudoharjo, Sleman, Yogyakarta. b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam
penelitian ini adalah keadaan patofisiologis dari hedan uji, kemampuan tubuh hedan uji untuk mengabsorpsi dekokta daun Macaranga tanarius L.,
serta kemampuan hedan untuk beradaptasi dengan peradangan inflamasi.
3. Definisi operasional
a. Daun Macaranga tanarius L. merupakan daun yang diambil dari tumbuhan Macaranga tanarius L. Daun yang digunakan yaitu daun yang berdarna
hijau segar, tidak berlubang, serta tidak terdapat kotoran dari binatang kecil. Daun diperoleh dari Paingan, Magudoharjo, Sleman, Yogyakarta.
b. Serbuk daun Macaranga tanarius L. diperoleh dengan mengumpulkan lalu mencuci daun Macaranga tanarius L. menggunakan air mengalir lalu
ditiriskan dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 45-50
o
C selama 24 jam hingga daun benar-benar kering dan dapat diserbuk dengan mesin
penyerbuk. Serbuk diayak menggunakan ayakan nomor 40. c. Dekokta daun Macaranga tanarius L. diperoleh dengan menginfudasi 10,0
g serbuk daun Macaranga tanarius L. dalam air sebanyak 20,0 mL, lalu dipanaskan dalam 100,0 mL air pada suhu 90
o
C selama 30 menit.
d. Dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. mgkg BB didapat berdasarkan perhitungan menggunakan konsentrasi dekokta yang dapat
dibuat 10 dan volume maksimal secara peroral pada mencit 1 mL serta berat badan maksimal mencit 30 gram.
e. Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap adanya benda asing. Respon inflamasi berupa merah, nyeri, bengkak, perubahan fungsi, dan panas.
Dalam penelitian ini, tanda inflamasi yang diamati berupa udema bengkak pada telapak kaki belakang mencit.
f. Tebal udema adalah tebal telapak kaki mencit yang diinduksi oleh larutan karagenin 1 yang diinjeksikan secara subplantar dan diukur dengan
jangka sorong digital dalam satuan millimeter. Pengukuran dilakukan di bagian telapak kaki mencit dengan posisi jangka sorong vertikal.
g. Efek antiinflamasi merupakan kemampuan sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. pada dosis tertentu dalam mengurangi tebal udema
telapak kaki belakang pada mencit galur Sdiss yang terinduksi karagenin. h. Uji antiinflamasi merupakan uji pada mencit galur Sdiss yang diinduksi
karagenin 1 sehingga terjadi peradangan pada telapak kaki belakang mencit dan tebal udema diukur menggunakan jangka sorong digital selama
6 jam, kemudian kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan peroral dekokta daun Macaranga tanarius L.
i. AUC Area Under Curve menggambarkan tebal udema kaki belakang mencit yang telah diukur menggunakan jangka sorong, AUC ditentukan
dengan rumus trapezoid dimana selisih udema antara kaki kiri diberikan
karagenin 1 secara subplantar dan kaki kanan tanpa karagenin mencit dikali dengan selisih daktu pengukuran mm.menit.
j. Penghambatan inflamasi PI merupakan kemampuan bahan uji untuk mengurangi pembengkakan pada kaki hedan uji akibat injeksi karagenin
1 secara suplantar terhadap kontrol negatif aquadest. k. Potensi relatif daya antiinflamasi PRDA merupakan merupakan
kemampuan bahan uji untuk memberikan penghambatan inflamasi terhadap kontrol positif diklofenak.
l. Pemberian peroral merupakan pemberian peringkat dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. melalui mulut hedan uji menggunakan spuit injeksi
oral yang jarumnya tumpul. Pemberian peroral dekokta daun Macaranga tanarius L. dilakukan sebelum kaki mencit diinjeksikan dengan karagenin
1 secara subplantar dengan rentang daktu pada hasil orientasi. m. Injeksi subplantar merupakan injeksi di badah kulit telapak kaki belakang
hedan uji, arah jarum harus menuju ke jari-jari hedan uji.
C. Bahan Penelitian 1. Bahan utama