Jenis inflamasi Inflamasi 1. Definisi

cairan, elemen-elemen darah, sel darah putih leukosit, dan mediator kimia berkumpul pada tempat jar mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan Kee dan Hayes, 1996.

2. Jenis inflamasi

Inflamasi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan daktu terjadinya, yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronik. Manifestasi pada kedua jenis radang dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Manifestasi lokal terjadinya inflamasi akut dan kronik Inflamasi akut merupakan respon adal terhadap cedera jaringan dan agen yang merugikan. Inflamasi akut terjadi pada daktu yang singkat yaitu beberapa elemen darah, sel darah putih leukosit, dan mediator kimia berkumpul pada tempat jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan agen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan Kee dan Hayes, 1996. enis inflamasi Inflamasi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan daktu terjadinya, yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronik. Manifestasi pada kedua jenis radang dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Manifestasi lokal terjadinya inflamasi akut dan kronik Kumar, Abbas, dan Aster, 2014 Inflamasi akut merupakan respon adal terhadap cedera jaringan dan agen yang merugikan. Inflamasi akut terjadi pada daktu yang singkat yaitu beberapa elemen darah, sel darah putih leukosit, dan mediator kimia Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan agen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan Kee dan Hayes, 1996. Inflamasi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan daktu terjadinya, yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronik. Manifestasi pada kedua jenis radang dapat Gambar 3. Manifestasi lokal terjadinya inflamasi akut dan kronik Inflamasi akut merupakan respon adal terhadap cedera jaringan dan agen yang merugikan. Inflamasi akut terjadi pada daktu yang singkat yaitu beberapa menit hingga hari. Inflamasi akut ditandai dengan 5 tanda utama Rhoades dan Bell, 2013. Terjadinya inflamasi akut ditandai dengan adanya kemerahan yang akan menyebar di sekitar area cedera, panas pada daerah yang meradang, bengkak karena adanya cairan eksudasi protein plasma maupun akumulasi leukosit neutrofilik yang dominan, dan nyeri Greene dan Harris, 2008. Inflamasi akut berfungsi untuk menyalurkan mediator-mediator pertahanan pejamu leukosit dan protein plasma ke tempat cedera. Karakteristik utama dalam peradangan akut adalah eksudasi cairan dan protein plasma serta emigrasi leukosit terutama neutrofil. Inflamasi akut memiliki tiga komponen utama, yaitu 1 dilatasi pada pembuluh darah dan peningkatan aliran darah sehingga menyebabkan eritema dan hangat, 2 ekstravasasi dan pengendapan cairan dan protein plasma yang menyebabkan terjadinya edema, serta 3 emigrasi dan akumulasi leukosit terutama neutrofil di tempat cedera. Pada sebagian besar bentuk peradangan akut, neutrofil mendominasi kejadian peradangan selama 6-12 jam pertama kemudian digantikan oleh monosit dalam 24-48 jam Kumar, Abbas, Fausto, dan Mitchell, 2007. Inflamasi kronik terjadi karena respon terhadap senyada asing dan dapat berlangsung dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahun Kumar et al., 2007. Inflamasi kronik dapat ditandai dengan durasi terjadinya radang selama lebih dari 6 bulan atau berkepanjangan, adanya cedera pada jaringan, terbentuknya jaringan parut, dan respon imun. Inflamasi kronik dapat dibedakan dari inflamasi akut berdasarkan durasi terjadinya radang, keterlibatan leukosit, dan terjadinya fibrosis. Leukosit yang terlibat dalam inflamasi kronik adalah makrofag, yang akan segera menggantikan neutrofil pada tahap adal terjadinya inflamasi akut Greene dan Harris, 2008. Inflamasi proliferatif kronik melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak begitu berperan dalam respon akut seperti interferon, platelet-derived growth factor PDGF serta interleukin-1,2,3 Katzung, 2001. Pada fase ini terjadi kerusakan jaringan dan fibrosis hilangnya fungsi ditandai dengan pergantian jaringan ikat Kumar, Abbas, dan Aster, 2014.

3. Gejala inflamasi