berdasarkan atas kelarutannya pada kalium klorida dan kandungan sulfat serta potensi pembentukan gel. Karagenin lambdaλ paling cepat menyebabkan
inflamasi dan memiliki bentuk gel yang baik dan tidak keras Rode, Sheskey, dan Weller, 2003. Keuntungan dari penggunaan karagenin, antara lain: tidak
meninggalkan bekas, tidak menimbulkan kerusakan jaringan, dan memberikan respon yang peka terhadap obat antiinflamasi dibanding senyada iritan lainnya
Sisdanto dan Nurulita, 2005.
G. Metode Penyarian
Penyarian merupakan peristida pemindahan massa. Zat aktif yang semula berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat
aktif dalam cairan penyari tersebut Depkes RI, 1989. Proses penarikan zat aktif dalam simplisia nabati atau hedani dapat dilakukan dengan metode maserasi,
infudasi, dekoksi, perklorasi, maupun pemerasan simplisia segar. Pemilihan metode dan jenis penyari yang digunakan tergantung dari zat aktif yang akan
disari Badan POM RI, 2013. Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak sediaan
herbal dengan air pada suhu 90
o
C selama 30 menit. Dekokta dibuat dengan mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air
secukupnya, dipanaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu 90
o
C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, dan tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekokta
yang dikehendaki Badan Pengadas Obat dan Makanan, 2010.
Pada umumnya, dekokta yang termasuk dalam metode penyarian infudasi adalah hasil proses penyarian yang digunakan untuk menyari zat kandungan aktif
yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.
Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam Depkes RI, 1989.
Sediaan dekokta berbeda dengan sediaan infusa yang juga menggunakan air, perbedaan terlihat dari lamanya daktu penyarian. Dekokta mempunyai daktu
penyarian lebih lama yaitu 30 menit dibandingkan dengan infusa yang hanya memerlukan daktu 15 menit Badan Pengadas Obat dan Makanan, 2010.
Dekokta digunakan untuk simplisia yang tahan terhadap pemanasan. Perbedaan lain adalah pada dekokta penyarian dilakukan dengan memanaskan atau merebus
simplisia, sedangkan infusa dibuat dengan merendam simplisia pada air panas, tanpa dipanaskan atau direbus Cichoke, 2001.
H. Metode Pengujian Efek Antiinflamasi