Uji Hipotesis Teknik Pengumpulan Data

52 Gambar 2. Kurva DistribusiPenerimaan Hipotesis Secara Simultan Ho ditolak Ho diterima T tabel Sumber : Supranto, 2001, Ekonometrik, Buku Satu, FEUI, Jakarta hal. 152. B. Melakukan uji untuk menguji tingkat significant pengaruh beberapa variabel secara parsial. Dengan menggunakan langkah-langkah: 1. Merumuskan hipotesis H0 : 1 = 2 = 3 = 0 …. tidak ada pengaruh H0 : 1  2  3  0 …. ada pengaruh 2. Menentukan Level of Significant a sebesar 5. 3. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan persamaan: Se t 1 1 hitung    ………………………….….. Sulaiman, 2004 : 87 Dengan keterangan:  1 = Koefisien regresi variabel Se = Standart Error koefisien regresi 4. Membandingkan thitung ttabel Ho ditolak dan Hi diterima, yang artinya 95 kaidah keputusannya adalah: a Bila thitung ttabel maka Ho ditolak Hi diterima, yang artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 53 b Bila thitung ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Gambar 3. Kurva Distribusi PenolakanPenerimaan Hipotesis Secara Simultan Daerah Penolakan Daerah Penolakan Ho Ho Daerah Permintaan Ho t ‐ t tabel tabel Sumber : Supranto, 2001, Ekonometrika, Buku Satu, FEUI, Jakarta hal. 152. C. Uji BLUE Best Linier Unbiased Estimator Persamaan regresi harus bersifat BLUE artinya pengambilan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Tetapi untuk melaksanakan operasi Regresi linier tersebut diperlukan asumsi yang harus dipenuhi: a. Tidak terjadi auto korelasi. b. Tidak terjadi heterokedastisitas. c. Tidak terjadi multikolinearitas.

1. Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi yang antara anggota observasi yang terletak berderetan secara dalam bentuk waktu jika datanya time series atau korelasi antara tempat yang berderetan atau berdekatan kalau datanya cross sectional . Gujarati, 1993 : 201. Metode Durbin Watson dalam mendeteksi autokorelasi menggunakan rumus: 54          N t 1 t 2 t N t 2 t 2 1 t t e e e d Keterangan: d : Nilai Durbin Watson et : Residual pada waktu ke – t et – 1 : Residual pada waktu ke t – 1 satu periode sebelumnya n : Banyaknya data Gambar 4. Daerah Keputusan Uji Durbin Watson Sumber: Gujarati, 1995, Basic Ekonometrik Edisi ke-3, Hal. 216. 2. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang sempurna antara sempurna antara semua atau beberapa variabel eksplanatori dalam model regresi yang dikemukakan Gujarati, 1995 : 157 Tidak ada Autokorelasi Positif dan Negatif Daerah Keragu‐ raguan Daerah Keragu‐ raguan Ada Autokorelasi Positif Ada Autokorelasi Negatif dL dU 2 4 ‐dU 4 ‐dL 4 55 Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dengan ciri-ciri : a Kolinerity sering ditandai dengan nilai R2 yang tinggi. b Koefisien korelasi sederhana tinggi. c Nilai Fhitung tinggi signifikan.

3. Heterokedastisitas

Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini bisa diketahui berdasarkan pengujian korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman adalah : 1 N N d 6 1 r 2 2 i 8     …………………………… Gujarati 1995 : 177. Dimana : di = Perbedaan rank antara residual dengan variabel bebas ke-1 N = Banyaknya data r8 = rank Spearman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya terletak antara 7° 21’ Lintang selatan dan 112° 36’ Lintang Selatan sampai dengan 112° 54’ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 – 6 meter diatas permukaan laut, kecuali di sebelah selatan yang mencapai daerah Llidah dan Gayungan Adapun batas – batas wilayah kota Surabaya adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Selat Madura b. Sebelah Timur : Selat Madura c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo d. Sebelah Barat : Kabupaten Gresik Luas wilayah seluruhnya kurang lebih 326,36 KM² yang terbagi dalam 5 wilayah pembantu Walikotamadya,28 wilayah kecamatan dan 163 DesaKelurahaan, secara administrative 5 wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya yaitu: a. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya pusat meliputi kecamatan Tegalsari, kecamatan Bubutan, kecamatan Genteng, kecamatan Siwalankerto. b. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya utara meliputi kecamatan Semampir, kecamatan Krembangan, kecamatan Kenjeran, kecamatan Pabean Cantikan. 56 c. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya timur meliputi kecamatan Rungkut, kecamatan Tambak Sari, kecamatan Mulyorejo, kecamatan Gunung Anyar, kecamatan Tenggilis Mejoyo. d. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya selatan meliputi kecamatan Gayungan , kecamatan Jambangan , kecamatan Wonocolo, kecamatan Wonokromo, kecamatan Sawahan, kecamatanDukuh Pakis, kecamatanWiyung,dan kecamatan Karang Pilang e. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya Barat meliputi kecamatan Tandes, kecamatan Suko Manunggal, kecamatan Asem Rowo , kecamatan Benowo, kecamatan Lakarsantri.

4.1.2. Kependudukan

Kota Surabaya merupakan kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi setelah DKI Jakarta yang merupakan ibukota Negara Indonesia dimana jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 1998 mencapai 2.373.282 jiwa, yang terdiri dari 1.184834 laki – laki dan 1.188448 perempuan. Tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di kota Surabaya di sebabkan dengan adanya beberapa factor, yaitu : a. Faktor Geografis dan letak strategis Surabaya merupakan gerbang utama bagi kawasan Indonesia bagian Timur, memiliki posisi penting dan fasilitas yng menunjang bagi kegiatan perekonomian seperti perdagangan Retribusi Parkir, perhubungan, dan perbankan.