Pajak yang bersifat kebendaan Obyektif adalah pajak-pajak yang
2. Fungsi Mengatur Reguler
Adalah alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi, atau fungsi pengatur ini banyak ditujukan terhadap sektor
swasta. Contoh: Dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman
keras sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan. Waluyo dan Wirawan, 2002 : 8-9
2.2.1.3.Tarif Pajak
Jenis pajak dapat mempengaruhi jenis tarif pajak yang akan ditetapkan. Dan umumnya setiap jenis pajak mempunyai tarif pajak yang berbeda dengan
jenis pajak yang lain. Pada dasarnya terdapat empat jenis tarif pajak, yaitu :
1. Tarif Pajak Proporsional
Adapun yang dinamakan tarif pajak proporsional adalah suatu tarif yang menggunakan prosestase yang tetap tidak berubah, berapapun jumlah
dasar pengenaan pajaknya. 2.
Tarif Pajak Progresif Tarif pajak progresif adalah suatu tarif bertingkat atau berlapis, yang
dinyatakan dalam prosentase dan persentasenya akan makin besar atau makin tinggi apabila jumlah dasar pengenaan pajaknya makin besar.
3. Tarif Pajak Degresif
Yang dimaksud tarif pajak degresif adalah suatu tarif pajak yang persentasenya makin kecil apabila jumlah dasar pengenaan pajaknya
makin besar. Berarti jenis ini kebalikan dari tarif pajak progresif.
4. Tarif Pajak Tetap
Yang dimaksud tarif pajak tetap adalah suatu tarif pajak yang besarnya tetap biasanya langsung dinyatakan dalam nilai uang berapapun besarnya
dasar pengenaan pajak. Pandiangan, 2003 :20-26. 2.2.1.4. Prinsip Pajak
Dalam pengenaan pajak tersebut, prinsip-prinsip perpajakan yang paling terkenal adalah dikemukakan oleh Adam Smith, yang biasa disebut dengan
“Smith Canons” yaitu : 1. Prinsip Kesamaan atau Keadilan Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak
dan sesuai dengan manfaat yang diterima. 2.
Prinsip Kepastian Certainty Artinya pengenaan pajak harus jelas, tegas, dan pasti. Peraturan pajak
hendaknya dibuat sederhana sehingga mudah dimengerti oleh wajib pajak dan akan mempermudah administrasi pemerintah.
3. Prinsip Kecocokan atau kelayakan Convenience Artinya bahwa pemungutan pajak hendaknya jangan sampai terlalu
menekan wajib pajak, dengan kata lain harus disesuikan dengan keadaan wajib pajak, sehingga pembayaran bisa dilakukan secara sukarela.
4. Prinsip Ekonomi Economy Artinya secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan
kewajiban pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin,
demikian pula beban yang dipikul Wajib Pajak. Waluyo dan Wirawan, 2002 : 8-9