Kondisi Geografis Deskripsi Obyek Penelitian

c. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya timur meliputi kecamatan Rungkut, kecamatan Tambak Sari, kecamatan Mulyorejo, kecamatan Gunung Anyar, kecamatan Tenggilis Mejoyo. d. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya selatan meliputi kecamatan Gayungan , kecamatan Jambangan , kecamatan Wonocolo, kecamatan Wonokromo, kecamatan Sawahan, kecamatanDukuh Pakis, kecamatanWiyung,dan kecamatan Karang Pilang e. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya Barat meliputi kecamatan Tandes, kecamatan Suko Manunggal, kecamatan Asem Rowo , kecamatan Benowo, kecamatan Lakarsantri.

4.1.2. Kependudukan

Kota Surabaya merupakan kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi setelah DKI Jakarta yang merupakan ibukota Negara Indonesia dimana jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 1998 mencapai 2.373.282 jiwa, yang terdiri dari 1.184834 laki – laki dan 1.188448 perempuan. Tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di kota Surabaya di sebabkan dengan adanya beberapa factor, yaitu : a. Faktor Geografis dan letak strategis Surabaya merupakan gerbang utama bagi kawasan Indonesia bagian Timur, memiliki posisi penting dan fasilitas yng menunjang bagi kegiatan perekonomian seperti perdagangan Retribusi Parkir, perhubungan, dan perbankan. b. Faktor Retribusi Parkir Pertumbuhan dan perkembangan baik Retribusi Parkir besar, sedang, kecil, maupun Retribusi Parkir kerajinan tangan merupakan daya tarik tersendiri bagi arus penyebaran urbanisasi. Hal ini dapat diketahui bahwa wilayah kecamatan yang banyak memiliki Retribusi Parkir, tingkat kepadatan penduduk lebih besar di bandingkan dengan wilayah yang jarang Retribusi Parkirnya. Dengan besarnya jumlah penduduk akan mempengaruhi terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia di masyarakat, yang perlu di tampung pada berbagai sector ekonomi.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Penerimaan Pajak Hiburan, Retribusi Parkir sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Pendapatan Perkapita , Tingkat Inflasi , dan Tempat Hiburan .

4.2.1. Perkembangan Penerimaan Pajak Hiburan dan Retribusi Parkir

Perkembangan Penerimaan Pajak Hiburan, dan Retribusi Parkir, dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1994 sampai 2008, Penerimaan Pajak Hiburan terbesar pada tahun 2008 sebesar Rp.14.163.716.352 dan Penerimaan Pajak Hiburan yang terendah yaitu pada tahun 2000 sebesar Rp.5.043.583.000, Perkembangan Penerimaan Pajak Hiburan terbesar terjadi pada tahun 2001 sebesar 35,61 dan terendah sebesar -14,19 terjadi pada tahun 2000, Retribusi Parkir terbesar pada tahun 2008 sebesar Rp.7.683.521.700 dan yang terendah yaitu pada tahun 2000