Definisi Inflasi Tingkat Inflasi
2. Masyarakat berusaha memperoleh tambahan pendapatan relatif lebih besar daripada kenaikan produktifitas mereka.
3 Permintaan barang-barang dan jasa naik lebih cepat daripada
tambahan keluaran output. 4
Adanya kebijakan pemerintah baik yang bersifat ekonomi atau non ekonomi yang mendorong kenaikan harga-harga.
5 Pengaruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan
harga.
6 Pengaruh inflasi Luar Negeri, ini terlihat melalui pengaruhnya
terhadap harga barang-barang impor. Insukindro 1996 : 2-3 2.2.6.2. Penggolongan
Inflasi
A. Penggolongan yang didasarkan atas besarnya laju inflasi dibagi dalam tiga
kategori : 1. Inflasi Merayap Creeping Inflation
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah kurang dari 10 per tahun. Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil
serta dalam jangka relatif lama. 2. Inflasi Menengah Galloping Inflation
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar biasanya double digit atau bahkan triple digit dan kadang kala berjalan dalam waktu
yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-
harga minggubulan ini lebih tinggi dari minggubulan lalu dan seterusnya.
3. Inflasi Tinggi
Hyper Inflation Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Masyarakat tidak
lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Pertukaran uang
makin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul akibat pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang
ditutupi dengan mencetak uang. Nopirin, 2000 : 27
B. Penggolongan yang didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut, dibagi
dalam beberapa macam inflasi, yaitu : 1.
Inflasi Ringan dibawah 10 per tahun 2. Inflasi Sedang antara 10-30 per tahun
3. Inflasi Berat antara 30-100 per tahun 4. Hyperinflasi diatas 100 per tahun
C. Macam inflasi berdasarkan asal inflasi :
1. Domestic Inflation Adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri misalnya karena defisit
anggaran belanja yang biasanya dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal dan sebagainya.
2. Imported Inflation
Adalah inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena kenaikan harga di luar negeri atau di negara-negara langganan
berdagang dalam negeri. Boediono, 2001 : 158
D. Jenis inflasi menurut sebabnya, dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Inflasi Tarikan Permintaan Demand-pull Inflation
Inflasi ini timbul karena dalam Negeri baik masyarakat maupun pemerintah akan berbagai barang sangat kuat dan besar, melebihi
keluaran output yang ada dalam perekonomian tersebut. Kedaan ini terjadi misalnya pengeluaran pemerintah meningkat dan dibiayai
dengan pencetakan uang. Kebijakan tersebut akan mengakibatkan naiknya harga barang-barang dan dengan sendirinya akan
mengakibatkan laju inflasi.
Gambar 2 : Terjadinya Demand Pull Inflation
Harga D
2
S P
2
D
1
P
1
D
2
D
1
Q
1
Q
2
Output
Sumber : Boediono, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro,
Penerbit BPFE UGM,Yogyakarta, Halaman 156.
Sebagaimana dalam gambar perekonomian dimulai pada P
1
dan tingkat
output riil dimana P
1
,Q
1
berada pada perpotongan antara kurva permintaan
D
1
dan kurva penawaran S. Kurva permintaan bergeser keluar
D
2
pergeseran seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan.
Pergeseran kurva permintaan menaikkan output riil dari Q
1
ke Q
2
dan tingkat harga dari P
1
ke P
2
maka inilah yang disebut demand pull inflation
inflasi tarikan permintaan yang disebabkan penggeseran kurva permintaan
menarik keatas tingkat harga dan menyebabkan inflasi. 2.
Inflasi Dorongan Penawaran Cost push Inflation Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan
turunnya produksi. Jika proses ini berjalan terus maka timbullah cost
push inflation. Nopirin, 2000 :30 Gambar 3 :Terjadinya Cost Push Inflation
Harga S
2
P
2
S
1
P
1
D
Q
1
Q
2
Output
Sumber : Boediono, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro,
Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 157.
Pada gambar diatas bahwa bila ongkos produksi naik misalnya kenaikan
sarana produksi naik dari luar negeri atau karena harga bahan bakar
minyak maka kurva penawaran masyarakat bergeser dari S
1
ke S
2
, harga
tentu saja naik dan menyebabkan inflasi dorongan biaya.