Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Partisipasi Kerja, Pendapatan Perkapita, Tempat Hiburan. Dari hasil analisis pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa Tingkat Partisipasi Kerja X1, Pendapatan Perkapita X2, Tempat Hiburan X3 berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Pajak Hiburan di Kota Surabaya. Sedangkan secara parsial dapat disimpulkan bahwa Tingkat Partisipasi Kerja X1 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pajak Hiburan dan menunjukkan hubungan negatif, sedangkan variabel Pendapatan Perkapita X2 dan Tempat Hiburan X3 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pajak Hiburan dan menunjukkan hubungan positif. Hal ini berarti dengan meningkatnya pendapatan perkapita Surabaya mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi atau menggunakan tempat hiburan. Penulis memperoleh informasi kepustakaan dari penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan Retibusi Parkir, yaitu oleh: Inayati 1994 dengan judul penelitian “Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penerimaan Retribusi Parkir di Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya”. Variabel bebas yang digunakan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan Jumlah Kendaraan Bermotor. Dari hasil analisis pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK X1, Produk Domestik Regional Bruto PDRB X2 dan Jumlah Kendaraan Bermotor X3 berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Retribusi Parkir di Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya. Sedangkan secara parsial disimpulkan bahwa variabel TPAK X1, PDRB X2 dan Jumlah Kendaraan Bermotor X3 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Retribusi Parkir di Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya dan mempunyai hubungan positif. Hartanti 1996 dengan judul penelitian “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Sidoarjo”. Variabel bebas yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Jumlah Pedagang, dan Jumlah Petugas Pemungut Retribusi. Dari hasil analisis pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto PDRB X1, Jumlah Pedagang X2, dan Jumlah Petugas Pemungut Retribusi X3 berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Retribusi Pasar di kabupaten Sidoarjo. Sedangkan secara parsial disimpulkan bahwa variabel PDRB X1 dan Jumlah Petugas Pemungut Retribusi X3 berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Retribusi Pasar di kabupaten Sidoarjo. Sedangkan variabel Jumlah Pedagang X2 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Retribusi Pasar di kabupaten Sidoarjo. Selain itu penelitian terdahulu juga di dapat dari berbagai jurnal, antara lain sebagai berikut : Riduansyah 2003 dengan judul penelitian ”Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli PAD dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor”. Dalam penelitian tersebut tidak dicantumkan variabel apa yang akan digunakan. Sofwani, Wahab, Fuad 1997 dengan judul penelitian “Mobilisasi Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Rangka Pembangunan Daerah Studi di Kabupaten Muara Enim” Dalam penelitian tersebut tidak dicantumkan variabel apa yang akan digunakan. Penelitian yang diteliti sekarang berbeda dengan penelitian yang terdahulu dimana terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Persamaan tersebut terletak pada variabel terikat yaitu penerimaan pajak hiburan dan retribusi parkir, sedangkan perbedaanya adalah waktu, tempat, masalah, dan beberapa variabel yang menjadi obyek penelitian. Perbedaan antara variabel sebagai berikut: a Penelitian sekarang menggunakan variabel pendapatan perkapita, tingkat inflasi, dan jumlah tempat hiburan. b Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu antara lain tingkat partisipasi angkatan kerja, produk domestik regional bruto PDRB, jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah penduduk.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pajak

Pandiangan 2002 : 19 mendefinisikan Pajak adalah pembayaran pengalihan sebagian harta kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang, namun pembayarnya tidak mendapatkan suatu balas jasa secara langsung, untuk digunakan membiayai pengeluaran negara guna meningkatkan kualitas masyarakatnya. Mardiasmo 2003 : 1 pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapatkan jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Saragih 2003 : 61 pajak merupakan iuran wajib yang dapat dipaksakan kepada setiap orang wajib pajak tanpa kecuali. Ditegaskan pula bahwa hasil dari pajak daerah ini diperuntukkan bagi penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Suparmoko 2000 : 94 dalam bukunya Keuangan Negara dalam teori dan praktek menyatakan bahwa pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk. Meskipun pendapat dari para ahli diatas berbeda-beda, maka dapat disimpulkan pengertian pajak adalah sebagai berikut : A. Pajak yang dipungut oleh negara berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya. B. Dalam pembayarannya pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah tidak ada hubungan langsung antara pembayaran pajak dengan kontraprestasi individual. C. Pajak dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang. D. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pembayaran pemerintah, sehingga tujuan utama pajak sebagai keuangan negara. E. Pajak dipungut oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Munawir, 1992 : 4