2.2.3. Pajak Hiburan Sebagai Komponen Pajak Daerah
2.2.3.1. Pengertian Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah merupakan salah satu Pajak Daerah Tingkat II yang dikenakan kepada semua lapisan penyelenggaran hiburan. Hiburan
adalah segala jenis pertunjukan, permainan dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan
dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga. Yang dimaksud pembayaran disini adalah jumlah uang yang dibayarkan
sebagai suatu tanda yang akan dipergunakan untuk menonton, mengunjungi, atau menikmati sesuatu atau tontonan dan hiburan yang diselenggarakan.
Pengenaan Pajak hiburan tidak ada mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang
diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupatenkota. Mengingat kondisi
kabupaten dan kota di Indonesia tidak sama, termasuk dalam hal jenis hiburan, maka Pemerintah Daerah setempat harus megeluarkan peraturan daerah
tentang Pajak Hiburan yang akan menjadi landasan hokum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Hiburan di daerah
kabupaten atau kota setempat. Siahaan, 2005 : 297
Dari pengertian diatas dan batasan mengenai hiburan atau tontonan, maka definisi Pajak Hiburan dapat diringkas sebagai berikut:
A Pajak Hiburan termasuk lapangan Pajak Daerah
B Pajak Hiburan termasuk pajak tidak langsung yaitu pajak yang
dipungut tidak secara periodik dan pembayarannya dapat dilimpahkan kepada orang lain atau penanggung pajak.
C Pajak Hiburan adalah pajak yang dikenakan atas pertunjukan dan
keramaian yang pelaksaannya dapat dipaksakan.
2.2.3.2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan
Dasar hukum pemungutan Pajak Hiburan pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagai berikut :
1 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
3 Peraturan Daerah Kabupaten Kota yang mengatur tentang Pajak Hiburan.
4 Keputusan Bupati Walikota yang mengatur tenteng Pajak Hiburan
sebagai aturan pelaksanan peraturan daerah tentang Pajak Hiburan pada
kabupaten Kota tersebut. Siahaan, 2005 : 299 2.2.4.
Retribusi Parkir 2.2.4.1. Definisi Retribusi Parkir
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 pasal 1, Retribusi
parkir adalah pungutan yang dikenakan atas penyediaan jasa pelayanan parkir bagi bagi kendaraan angkutan orang atau barang yang memanfaatkan parkir di
tepi jalan umum atau tempat khusus parkir. Bahwa pungutan disini didasarkan kepada jasa pemerintah daerah yang telah diberikan secara langsung dan dapat