Pengertian Prestasi Belajar Karakteristik PMRI

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:10 menjelaskan bahwa “belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sikap stimilasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru”. Suyono dan Hariyanto 2011:9 mengungkapkan bahwa belajar yakni suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

2.1.3.2 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi 1991:130-139, prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam faktor internal maupun faktor luar faktor eksternal individu. Menurut KBBI 2008:1101 prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah diberikan oleh guru. Arifin 1988:3 berpendapat prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Berdasarkan penjelasan dari ahli mengenai prestasi belajar, peneliti menyimpulkan prestasi belajar adalah hasil berupa nilai yang diperoleh seseorang dari bidang tertentu yang dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Arifin 1988:3 menyatakan prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain : 1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pengenalan terhadap faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya: 1. Faktor Internal Contoh dari faktor internal adalah faktor jasmaniah fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Ke dua adalah faktor psikologis seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor sosial meliputi hubungan manusia dengan berbagai situasi sosial. Contoh, Sekolah, masyarakat, teman, lingkungan keluarga, dan lain-lain. Faktor non-sosial bukan menyangkut seperti keadaan fisik atau lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah, fasilitas belajar, ruang belajar, dan lain-lain. 2.1.4 Matematika 2.1.4.1 Pengertian Matematika Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide- ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari- hari Susanto, 2013:185. Menurut Hans Freudental dalam Susanto, 2013:189 matematika merupakan aktivitas insani human activities dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Soedjadi 2000:11 berpendapat bahwa matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Dari pendapat ahli mengenai matematika, peneliti menyimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan dengan kegiatan berhitung menggunakan bilangan dan simbol-simbol yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan realita kehidupan sehari-hari.

2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Matematika

Departemen Pendidikan Nasional dalam Susanto, 2013:190 menyatakan bahwa ada lima tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, keterkaitan antar konsep dan penerapan konsep matematika. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari- hari. 2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI 2.1.5.1 Pengertian PMRI Suryanto 2010:37 berpendapat PMRI merupakan pendekatan yang mengadopsi pendekatan dari Belanda yaitu Realistik Mathematics Education RME yang mana disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. PMRI sendiri merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa Wijaya, 2012:20. Susanto 2013:205 berpendapat Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang berhubungan dengan masalah-masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukan adanya hubungan dengan dunia nyata, tetapi lebih memfokuskan ke Pendidikan Matematika Realistik yang menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa PMRI dapat menghadapkan siswa pada realitas kehidupan sehari-hari.

2.1.5.2 Karakteristik PMRI

Suryanto 2010:44 merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, diantaranya:

1. Menggunakan konteks

Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru. Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata baik aspek budaya maupun aspek geografis. 2. Menggunakan model Pembelajaran suatu topik matematika sering memerlukan waktu yang panjang, serta bergerak dari berbagai tingkat abstraksi. Dalam abstraksi itu perlu digunakan model. Model itu dapat bermacam-macam, dapat konkret berupa benda, atau semikonkret berupa gambar atau skema, yang kesemuanya dimaksudkan sebagai jembatan dari konkret ke abstrak atau dari abstrak ke abstrak yang lain. Jembatan dapat berupa model yang serupa atau mirip dengan masalah nyatanya.

3. Menggunakan kontribusi siswa

Dalam pembelajaran perlu seakli diperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa, yang berupa ide, atau variasi jawab, atau variasi pemecahan masalah.Kontribusi siswa itu dapat memperbaiki atau memperluas kontruksi siswa yang perlu dilakukan atau diproduksi yang perlu dihasilkan sehubungan dengan pemecahan masalah kontekstual. 4. Menggunakan format interaktif Dalam pembelajaran jelas bahwa sangat diperlukan adanya interaksi, baik antara siswa dan siswa, atau antara siswa dan guru yang bertindak sebagai fasilitator. Interaksi mungkin juga terjadi antara siswa dan sarana, atau antara siswa dan matematika atau lingkungan. Bentuk interaksi itu dapat juga macam- macam, misalnya diskusi, negoisasi, memberi penjelasan, atau komunikasi, dan sebagainya.

5. Memanfaatkan Keterkaitan

Dalam pembelajaran matematika perlu disadari bahwa adalah suatu ilmu yang terstruktur, dengan konsistensi yang ketat. Keterkaitan antara topik, konsep, operasi, dan sebagainya sangat kuat, sehingga sangat dimungkinkan adanya integrasi antara topik-topik dan sebagainya, bahkan mungkin saja antara matematika dan bidang studi lain, untuk lebih mempertajam kebermanfaatan belajar matematika.

2.1.5.3 Keuntungan PMRI

Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan matemateka realistik Indonesia (PMRI) dalam mengurangi kecemasan belajar matematika siswa

10 54 109

Penerapan Model Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Va Sdn Perumnas Bumi Kelapadua Kab. Tangerang

0 6 157

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2.

0 0 301

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2.

1 2 255

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.

0 0 341

Penggunaan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas III SD Negeri Karangmloko 2.

0 9 239

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 2 179