bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
2.1.2 Keaktifan Belajar 2.1.2.1 Pengertian Keaktifan Belajar
Slameto 2010:31 berpendapat belajar aktif adalah suatu proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual, dan
emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Zaini 2008:14 belajar aktif adalah salah satu
cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Sanjaya 2006:101 berpendapat bahwa keaktifan tidak hanya ditentukan oleh
aktivitas fisik, namun juga ditentukan oleh aktivitas non-fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Sedangkan Yamamoto dalam Daryanto dan Rahardjo,
2012:4 melihat kadar keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak siswa dan guru
dalam proses belajar mengajar. Dari pendapat ahli, keaktifan memiliki kesamaan mengenai pengertian
keaktifan, yaitu dalam hal kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dan non-fisik. Dari kesamaan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan
segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun non- fisik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2.1.2.2 Ciri-Ciri Keaktifan Belajar
Menurut Sanjaya 2006:140 keaktifan belajar terlihat dari keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut antara lain:
1. Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran. 2. Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. 3. Siswa melakukan kerjasama atau diskusi dalam kelompok.
4. Siswa terlibat dalam kegiatan mencari sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
5. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. 6. Siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun siswa
lainnya dalam pembelajaran. 7. Siswa berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau timbul selama proses
pembelajaran. 8. Keterlibatan siswa dalam mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Keaktifan Belajar
Prinsip-prinsip keaktifan belajar menurut Ahmadi 1991: 1. Stimulasi belajar pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi
biasanya dalam bentuk stimulus. Proses pemberian stimulus tersebut dapat berbentuk verbal, bahasa, visual, auditif, dan lainnya. Stimulus hendaknya
benar-benar mengkomunikasikan informasi yang dingin disampaikan guru kepada siswa.
2. Perhatian dan motivasi perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil
belajar yang dicapai siwa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi dari siswa.
Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama bertahan selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu perlu diusahakan oleh guru untuk
menumbuhkan perhatian dan motivasi. 3. Respons yang dipelajari Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila
siswa tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respons siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang
dikehendaki. Keterlibatan siswa atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi,
tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar dan sebagainya. Keterkaitan guru dan siswa dalam kaitannya dengan stimulus dan respon
didukung oleh penerapan strategi belajar yang tepat. Strategi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa, lebih efektif daripada tanpa bantuan dari guru
4. Penguatan setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala
diperlukan. Hal ini berarti apabila respons siswa terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk mempelajari tingkah
laku tersebut. Sumber penguat belajar untuk memuaskan kebutuhan berasal dari nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran,
hadiah dan lainnya. 5. Pemakaian dan pemindahan pikiran manusia mempunyai kesanggupan
menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan informasi yang tidak terbatas penting sekali diperhatikan pengaturan dan
penempatan informasi sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan.
2.1.2.4 Indikator Keaktifan Belajar