oleh mutu dan ketersediaan bahan-baku yang akan diolah dalam kegiatan agroindustri tersebut.
6. Keterkaitan Sektor Agroindustri
Menurut Meier dalam Affandi 2009, dua mekanisme yang bekerja dalam sektor aktivitas produksi secara langsung adalah pertama, penyediaan input
yang menghasilkan permintaan atau backward linkage effects, yaitu setiap aktivitas ekonomi non-primer akan mempengaruhi upaya untuk mensuplai
melalui produksi domestik input yang diperlukan oleh aktivitas tersebut. Kedua, pemanfaatan output atau forward linkage effects, yaitu setiap aktivitas yang
menurut sifatnya tidak menjadi barang akhir, akan mempengaruhi usaha untuk memanfaatkan output sebagai input pada aktivitas baru.
Pengembangan agroindustri di satu pihak meningkatkan permintaan input antara intermediate input seperti bahan baku tanaman pangan, tanaman
perkebunan, perikanan dan lain-lain yang dipasok oleh sektor pertanian. Hal ini disebut keterkaitan ke belakang backward linkage. Di pihak lain, sektor
agroindustri meningkatkan penawaran output untuk sektor-sektor lain seperti perdagangan dan industri lainnya, di samping ada yang digunakan sendiri oleh
agroindustri. Hal ini disebut keterkaitan ke depan forward linkage. Jadi, kedua aspek ini yang dikenal sebagai efek keterkaitan antar industri
interindustry linkage effect, yang mengarah ke belakang dan ke depan. Selain itu, pengembangan sektor agroindustri akan meningkatkan penyediaan
kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga, yang selanjutnya meningkatkan permintaan terhadap barang-barang konsumsi yang dihasilkan
sektor lain. Keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang tersebut merupakan dorongan untuk meningkatkan produktivitas dan akhirnya meningkatkan
tabungan di sektor agroindustri. Hubungan ini dikenal sebagai efek keterkaitan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ketenagakerjaan employment linkage effect dari efek keterkaitan penciptaan pendapatan income generation linkage effect.
Keberadaan agroindustri yang terpisah dengan industri hulu dan hilir tidak akan mampu menjadi penggerak ekonomi secara efektif. Sektor ini hanya
dapat menjadi kekuatan yang efektif apabila dikombinasi dengan sektor hulu dan hilir
serta industri penunjang lain yang terkait misalnya, transportasi, industri, perdagangan, dan jasa. Agroindustri merupakan rangkaian kegiatan agrobisnis
berbasis pertanian yang saling berkaitan dalam suatu sistem produksi, pengolahan, distribusi, pemasaran dan berbagai kegiatan atau jasa
penunjangnya. Keterkaitan struktural antar sub-sistem amat vital dan merupakan kunci sukses dalam membangun agroindustri yang tangguh.
Kegiatan agroindustri dapat menghasilkan produk pangan danatau produk nonpangan. Bahkan hampir semua jenis pangan yang dipasarkan dan
dikonsumsi berasal dari kegiatan produsen agroindustri di dalam negeri maupun di luar negeri. Bagi Indonesia, sejauh pada aspek produksi tingkat kemandirian
kita masih cukup tinggi karena sebagian besarproduk agroindustri yang dikonsumsi penduduk utamanya berasal dariagroindustri dalam negeri.
Menurut Tambunan dalam Krisnamurthi, et al. 2010, pengembangan agribisnis terutama agroindustri mempunyai arti penting dalam suatu
perekonomian yakni: 1 besarnya efek pengganda nilai tambah multiplier effect of value added sektor agroindustri, sehingga mempunyai potensi besar
mendorong pertumbuhan ekonomi, 2 sektor ini sebagai penyedia lapangan kerja dalam suatu perekonomian baik nasional maupun regional, sehingga dapat
mengurangi pengangguran, dan 3 dalam perdagangan luar negeri, sektor ini mempunyai potensi besar dalam meningkatkan devisa negara. Sehingga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
reorientasi strategi industrialisasi berbasis agroindustri merupakan syarat mutlak dalam menghadapi era globalisasi. Menggerakkan ataupun mengembangkan
sektor agroindustri harus diimplementasikan dalam kerangka sistem agribisnis secara menyeluruh. Agroindustri sebagai down-stream agribusiness
sub-system, akan mempunyai hubungan keterkaitan dengan on-farm agribusiness sub-system.
Oleh karena itu, dalam pengembangan agroindustri akan dipengaruhi oleh kinerja sub-sistem pertanian primer, lembaga penopang, kebijakan
pemerintah dan berbagai perubahan pada faktor eksternal lainnya.
7. Manajemen Rantai Pasok Agroindustri