Sumber-sumber nilai tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan manajemen.
Karena itu, untuk menjamin agar proses produksi terus berjalan secara efektif dan efisien maka nilai tambah yang diciptakan perlu didistribusikan secara adil.
Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai Hardjanto, 1993.
Menurut Hayami, Kawagoe, Marooka, Siregar 1987, analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis
yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh ialah
harga output, upah kerja, harga bahan baku, dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja.
Nilai input lain adalah nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung. Nilai ini
mencakup biaya modal dan gaji pegawai tak langsung.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penulisan ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam mempelajari, mengetahui, dan memahami keterkaitan yang
terjadi dalam aktivitas produksi pada agroindustri kecap dengan prespektif manajemen rantai pasok, sehingga perusahaan dapat mengetahui seberapa
besar keterkaitan dalam aktivitas produksi baik dari depan maupun ke belakang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan kemudian di padukan dengan menggunakan manajemen rantai pasok sebagai landasan.
Agroindustri merupakan subsistem terpenting dalam sistem agribisnis kedelai. Agroindustri sendiri memiliki 3 aktivitas kegiatan, yaitu pengadaan
bahan baku procurement, pengolahan processing dan pemasaran marketing. Penggambaran keterkaitan dalam proses pengolahan yang terjadi
dalam Agroindustri kecap antaralain keterkaitan kebelakang backward linkage ke arah pertanian primer yang menyediakan kedelai sebagai bahan baku
asumsi kedelai sebagai bahan baku adalah mengingat persaingan antar industri yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku, harga kedelai yang
mengalaami fluktuasi, fenomena kelangkaan kedelai . Sedangkan untuk keterkaitan ke depan forward linkege dimana peranan konsumen sangat
menentukan produk yang dihasilkan oleh agroindustri, produk yang dihasilkan diserap secara keseluruhan oleh konsumen atau tidak.
Manajemen Rantai Pasok dalam keterkaitan yang terjadi pada Agroindustri kecap ‘sehati’ adalah keterkaitan pelaku rantai pasok yang berperan
dalam aktivitas agroindustri. Anggota rantai pasokan agroindustri kecap meliputi Supplier yaitu pemasok kedelai Pedagang Pengumpul Pacitan
Pedagang Grosir Blitar dan Pedagang Grosir Tulungagung, Subsupplier yaitu perantara antara pemasok dengan agroindustri, Manufacturer yaitu Agroindustri
kecap ‘sehati sebagai pengolahan kedelai menjadi kecap, Distribution yaitu agen yang tersebar di wilayah sekitar Tulungagung Grosir, Subgrosir dan retailer,
retailer dan customer yaitu pelanggan atau konsumen akhir. Model rantai pasok didesain agar terjadi integrasi yang sinergis antara
pemasok bahan baku kedelai, agroindustri kecap sampai pada pelanggan. Kontribusi peran masing-masing pelaku dalam rantai pasok juga merupakan hal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang menarik untuk dikaji sehingga dapat diketahui keterkaitan yang tercipta antara masing-masing aktivitas dalam agroindustri dan masing-masing pelaku.
Analisis deskriptif kualitatif pada sistem rantai pasok bahan baku dan permintaan bahan baku diperlukan untuk melengkapi model ini. Untuk
mengetahui keterkaitan hubungan dalam jaringan konfigurasi rantai pasokan yang melibatkan pemasok, agroindustri hingga konsumen untuk pasar dalam
daerah maupun luar daerah yang menunjukkan aliran bahan secara konseptual tergambar Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Skema Kerangka Pemikiran
Procurement
Pengadaan Bahan Baku :
Kedelai Hitam Pacitan
Kedelai Hitam Blitar
Kedelai Hitam
Tulungagung
Marketing
Pemasar
an Kecap
Manufacturer Distribution
Warehouses Retail outlets
Customer Manajemen Rantai Pasok
Agroindustri Kecap ‘SEHATI’
Subsistem I INPUT
Subsistem II BUDIDAYA
Subsistem III
Pengolahan Agroindustri
Subsistem IV Pemasaran
Backward Linkage Forward Linkage
Supplier
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah :
“ Diduga terdapat keterkaitan ke belakang yang signifikan dalam pengadaan bahan baku kedelai hitam oleh Pedagang pengumpul Pacitan,
Pedagang grosir Blitar dan Pedagang grosir Tulungagung, serta diduga terdapat keterkaitan ke depan yang signifikan dalam pemasaran kecap pada pemasaran
grosir, subgrosir dan retailer “
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Objek penelitian ini dilakukan di Agroindustri Kecap Sehati yang berlokasi di Jalan MT. Haryono GG. Kembang DsKec. Kedungwaru Kabupaten Tulungagung Jawa
Timur. Pemilihan Agroindustri kecap sebagai objek penelitian karena jumlah konsumsi akan kecap yang semakin meningkat. Sedangkan untuk pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Agroindustri kecap Sehati merupakan salah satu Agroindustri kecap yang sedang berkembang. Selain itu
produk yang dihasilkan Agroindustri kecap Sehati sudah sesuai dengan standart mutu yang baik untuk bahan pangan, didukung dengan bahan baku yang digunakan yaitu
kedelai hitam dan gula kelapa serta adanya sertivikat halal dan bukti dari laboratorium BPOM produk kecap cap Koki Dollar mampu bersaing dengan kecap yang ada di
Kabupaten Tulungagung.
B. Penentuan Responden
Responden adalah kata asal dari ‘respon’ penanggap yaitu orang yang menanggapi. Dalam penelitian responden adalah orang yang diminta
memberikan keterangan tentang sesuatu faktapendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angketlisan ketika
menjawab wawancara. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihak yang dapat memberikan informasi lengkap dan mendalam mengenai
penelitian ini. Penentuan responden dilakukan secara sengaja purposive, yaitu penentuan responden berdasarkan ciri-ciri khusus dari responden yang
akan diteliti. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pemasok bahan baku kedelai Ped. Pengumpul Pacitan, Ped. Grosir Blitar dan Ped. Grosir
Tulungagung,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.