penurunan  produksi  kedelai  yang  relatif  besar  terdapat  di  Provinsi  Aceh,  Jawa Tengah,  DI  Yogyakarta,  Sumatera  Selatan,  dan  Sumatera  Utara.    Kenaikan
produksi  kedelai  sebesar  4,00  ribu  ton  0,47  persen  tahun  2013  terjadi  pada subround  Januari–April  dan  perkiraan  subround  Mei–Agustus  masing-masing
sebesar 6,45 ribu ton 3,02 persen dan 3,84 ribu ton 1,52 persen, sementara pada subround September–Desember produksi kedelai diperkirakan mengalami
penurunan  sebesar  6,29  ribu  ton  1,67  persen  dibandingkan  subround  yang sama pada tahun 2012.
Gambar 2.3 Pola Panen Kedelai BPS,2013 Pola  panen  kedelai  pada  tahun  2013  lebih  mendekati  pola  panen  pada
tahun  2012  dibandingkan  dengan  tahun  2011.    Pada  subround  Januari–April 2013  dan  2012,  puncak  panen  terjadi  pada  bulan  Februari,  sedangkan  pada
subround Januari–April 2011 puncak panen terjadi pada bulan Maret.
3. Kecap Manis
Kecap  merupakan  penyedap  berbagai  masakan  Indonesia  yang  terbuat dari fermentasi kedelai.   Kecap sudah mendarah daging di masakan Indonesia
semenjak jaman kerajaan.   Kecap diperkirakan berasal dari Cina yang dibawa ke  Indonesia  oleh  imigran  Cina.      Kecap  berbahan  kedelai  diproduksi  dari
pengolahan kedelai hitam dengan menggunakan jamur Aspergillus sp.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut  Suprapti  2005,  kecap  manis  merupakan  produk  olahan  yang teksturnya kental, berwarna coklat kehitaman, dan digunakan sebagai penyedap
makanan.   Tingginya kadar gula dan viskositas yang tinggi pada kecap manis ini disebabkan adanya penambahan gula dalam proses pembuatannya.   Sebagian
besar dari kecap di Indonesia menunjukkan adanya perbedaan kandungan gula, kandungan  asam  dan  konsentrasi  asam  amino  yang  berhubungan  dengan
perlakuan fermentasi Di  Indonesia,  kedelai  menjadi  sumber  gizi  protein  nabati  utama,
meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai.   Ini terjadi  karena  kebutuhan  Indonesia  yang  tinggi  akan  kedelai  putih.      Kedelai
putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di  Jepang  dan  Tiongkok.      Pemuliaan  serta  domestikasi  belum  berhasil
sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih.   Di sisi lain, kedelai hitam yang  tidak  fotosensitif  kurang  mendapat  perhatian  dalam  pemuliaan  meskipun
dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia. Jenis  kedelai  yang  digunakan  untuk  pembuatan  kecap  adalah  kedelai
hitam  dan  kedelai  kuning  Judoamidjojo,  dalam  Ramdhan,  2002.      Komposisi kimia antara kedelai hitam dengan kedelai kuning tidak begitu berbeda.   Selain
itu  perbedaan  jenis  kedelai  tersebut  tidak  berpengaruh  pada  efektifitas fermentasi.   Kedelai hitam lebih banyak digunakan oleh kalangan industri dalam
pembuatan kecap, namun beberapa perusahaan menggunakan kedelai kuning, dan hasil samping dari pembuatan kecap tersebut dijadikan tauco Judoamidjojo
dalam Ramdhan, 2002.
Tabel 2.3.   Komposisi Zat Gizi Kecap Manis dalam 100 gram Kemenkes, 2012 No.
Zat Gizi Kandungan Gizi
No. Zat Gizi
Kandungan Gizi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Energi
46 kkal 6
Fosfor 96 mg
2 Kalsium
123 mg 7
Zat Besi 6 mg
3 Protein
5,7 gr 8
Vitamin A 0 IU
4 Lemak
1,3 gr 9
Vitamin B1 0 mg
5 Karbohidrat
9 gr 10 Vitamin C
0 mg Secara umum kecap di Indonesia dikelompokan menjadi dua golongan,
yaitu kecap asin dan kecap manis.   Kecap dapat diproduksi dengan tiga metode produksi,  yaitu  fermentasi  kedelai,  hidrolisa  asam,  atau  kombinasi  keduanya.
Kecap hidrolisa kurang populer dibandingkan dengan kecap hasil fermentasi dari segi  rasa  dan  aroma  yang  kurang  baik.      Hal  ini  disebabkan  selama  proses
hidrolisa, beberapa asam amino dan gula rusak, serta timbul senyawa off flavour seperti  asam  levulinat,  H2S  dan  beberapa  komponen  lainnya  yang  ada  pada
kecap fermentasi tidak terbentuk. Di  Indonesia  pembuatan  kecap  pada  umumnya  dilakukan  secara
fermentasi.      Pembuatan  kecap  dengan  cara  fermentasi  meliputi  dua  tahap fermentasi, yaitu fermentasi kapang dan fermentasi garam Judoamidjojo, 1987.
Pembuatan  kecap  dengan  cara  hidrolisis  oleh  asam  memerlukan  waktu  yang lebih singkat.   Kecap yang dihasilkan dengan cara hidrolisis mempunyai flavor
yang  kurang  baik  jika  dibandingkan  dengan  kecap  hasil  fermentasi.      Hal  ini disebabkan  karena  selama  proses  hidrolisis  dapat  terjadi  beberapa  kerusakan
pada  beberapa  asam  amino  dan  gula.      Selain  itu  dapat  terbentuk  senyawa off-flavor seperti H2S.
Menurut  Koswara  1992,  pembuatan  kecap  di  Indonesia  umumnya dilakukan  secara  fermentasi.      Prosesnya  terdiri  atas  dua  tahap,  yaitu  tahap
fermentasi kapang solid stage fermentation dan tahap fermentasi dalam larutan garam brine fermentation.   Selama fermentasi kapang, mikroba yang berperan
adalah Aspergillus  oryzae, A.      flavus, A.      niger,  dan Rhizopus  oligosporus.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sementara  itu,  selama  fermentasi  garam,  mikroba  yang  berperan  adalah Zygosaccharomyces dan Hansenula khamir serta Lactobacillus bakteri.
Tahap  fermentasi  kapang  diawali  dengan  proses  pembersihan  dan perendaman kedelai hitam dalam air pada suhu kamar selama 12 jam, kemudian
direbus  selama  4  –  5  jam  hingga  lunak.      Selanjutnya  kedelai  ditiriskan  dan didinginkan  pada  tampah  dan  ditutup  dengan  lembaran  karung  atau  lembaran
plastik, kemudian didiamkan selama 3 – 5 hari.   Bahan penutup biasanya telah digunakan  berulang  kali  sehingga  telah  mengandung  spora  yang  digunakan
sebagai inokulum.   Penutupan kedelai menggunakan bahan penutup yang telah mengandung  spora  merupakan  tahap  fermentasi  kapang  secara  spontan.
Kapang dan misselium yang terbentuk karena fermentasi inilah yang dinamakan koji Muramatsu et al.,1993.   Koji atau hasil fermentasi kapang dapat dilakukan
dengan biakan murni.   Kedelai hasil rebusan setelah ditiriskan dan didinginkan kemudian  dicampurkan  dengan  tepung  gandum  yang  diinokulasi  dengan
Aspergillus oryzae dan didiamkan selama 3 -5 hari. Koji selanjutnya direndam dalam larutan garam 20 – 30  dan dibiarkan
terfermentasi  selama  3-10  minggu.      Hasil  fermentasi  garam  yang  disebut moromi Muramatsu et  al.,  1993,  kemudian  ditambah  dengan  sejumlah  air,
direbus, dan disaring.   Filtratnya dipasteurisasi pada suhu 60-70 °C selama 30 menit.   Filtrat tersebut dimasak bersama gula aren dan bumbu, lalu disaring.
Filtrat hasil penyaringan merupakan kecap yang sudah jadi dan siap dibotolkan. Untuk  membuat  kecap  manis,  ke  dalam  filtrat  ditambahkan  gula  merah  dan
bumbu-bumbu lainnya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam.   Untuk membuat  kecap  asin,  sedikit  gula  merah  ditambahkan  ke  filtrat,  diaduk,  dan
dimasak  selama  1  jam.      Setelah  pemasakan  kecap  disaring,  didinginkan kemudian dimasukkan ke dalam botol.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Agribisnis