sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usaha tani bergantung pada
sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang
dihasilkan oleh subsistem usahatani. Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan, keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga
subsistem lainnya. Jika subsistem usahatani atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya merupakan pinjaman maka lembaga
keuangan dan asuransi juga akan mengalami kerugian.
5. Agroindustri
Agroindustri dapat diartikan dalam dua hal, yaitu pertama agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi
agroindustri pada konteks menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya adalah
produk pertanian. Menurut FAO Hicks, 1996, suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20 dari
jumlah bahan baku yang digunakan adalah agroindustri. Arti yang kedua adalah bahwa agroindustri itu diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai
kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembagunan. Oleh karena itu, dapat dimengerti
kalau pada rencana pembangunan lima tahun REPELITA VI sebagai tahap awal pembangunan jangka panjang kedua PJP-II diarahkan sebagai peletakan
dasar untuk meningkatkan sumber daya manusia, menumbuhkan sikap kemandirian dan pengembangan pertanian yang mengarahkan pada industri
pertanian Soekartawi, 2001.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Makna berkelanjutan Sustainable yang didampingi kata agroindustri tersebut, maka pembangunan agroindustri yang berkelanjutan Sustainable
agroindustrial development adalah pembangunan agroindustri yang mendasarkan diri pada konsep berkelanjutan, dimana agroindustri yang
dimaksudkan dibangun dan dikembangkan dengan memperhatikan aspek-aspek manajemen dan konservasi sumber daya alam. Semua teknologi yang
digunakan serta kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan tersebut diarahkan untuk memenuhi kepentingan manusia masa sekarang
maupun masa mendatang. Jadi teknologi yang digunakan sesuai dengan daya dukung sumber daya alam, tidak ada degradasi lingkungan, secara ekonomi
menguntungkan dan secara sosial diterima oleh masyarakat. Dari definisi ini ada beberapa ciri dari agroindustri yang berkelanjutan, yaitu yang pertama
produktivitas dan keuntungan dapat dipertahankan atau ditingkatkan dalam waktu yang relatif lama sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia pada
masa sekarang dan pada masa mendatang. Kedua, sumber daya alam khususnya sumber daya pertanian yang menghasilkan bahan baku agroindustri
dapat dipelihara dengan baik dan bahkan terus ditingkatkan karena berkelanjutan kerajinan tersebut sangat tergantung dari tersedianya bahan baku.
Ketiga, dampak negatif dari adanya pemanfaatan sumber daya alam dan adanya kerajinan dapat diminimalkan Soekartawi, 2001.
Agroindustri adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara intermediate product maupun
produk akhir finish product, termasuk di dalamnya adalah penanganan pasca panen, industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarmaka, industri
bio-energi, industri pengolahan hasil ikutan by-product serta industri agrowisata Arifin, 2004. Di lain pihak, kegiatan agribisnis memiliki arti penting bagi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pengembangan agroindustri yakni kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. Esensi
utama dari suatu sistem agribisnis sebagai keterkaitan seluruh komponen dan subsistem agribinis yang terdiri atas 1 Sub Sistem Agribisnis Hulu, 2 Sub
Sistem Pengolahan Usaha Tani, 3 Sub Sistem Pengolahan, 4 Sub Sistem Pemasaran serta 5 Sub Sistem Penunjang. Dengan elemen-elemen tersebut
bukan hal mudah untuk dapat memutuskan suatu strategi pengembangan yang terintegrasi, apalagi dengan fakor eksternal yang sukar untuk dikendalikan
Gumbira-Sa’id dan Intan, 2004. Pada masa lalu, dengan orientasi pada peningkatan produksi, maka yang
menjadi motor penggerak sektor pertanian adalah usaha tani. Hasil usaha tani menentukan perkembangan agribisnis hilir dan hulu. Hal di atas pada dasarnya
sesuai pada masa lalu, karena target pembangunan sektor pertanian masih diorientasikan untuk mencapai tingkat produksi semaksimal mungkin. Saat ini,
dan di masa yang akan datang, orientasi sektor pertanian secara berangsur-angsur berubah kepada orientasi pasar. Dengan berlangsungnya
perubahan preferensi konsumen yang makin menuntut atribut produk yang lebih rinci dan lengkap serta adanya preferensi konsumen akan produk olahan, maka
motor penggerak sektor pertanian harus berubah dari usaha tani kepada agroindustri. Dalam hal ini, untuk mengembangkan sektor pertanian yang
modern dan berdaya saing, agroindustri harus menjadi lokomotif dan sekaligus penentu kegiatan sub-sektor usaha tani dan selanjutnya akan menentukan
sub-sektor agribisnis hulu. Paling sedikit terdapat lima alasan utama agroindustri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penting untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di masa depan yakni sebagai berikut Kementrian Pertanian, 2004:
a. Industri pengolahan mampu mentransformasikan keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing kompetitif, yang pada
akhirnya akan memperkuat daya saing produk agribisnis. b. Produknya memiliki nilai tambah dan pangsa pasar yang besar
sehingga kemajuan yang dicapai dapat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian nasional secara keseluruhan.
c. Memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu maupun ke hilir forward and backward linkages, sehingga mampu menarik
kemajuan sektor-sektor lainnya. d. Memiliki basis bahan baku lokal keunggulan komparatif yang
dapat diperbaharui sehingga terjamin keberlanjutannya; e. Memiliki kemampuan untuk mentransformasikan struktur
ekonomi nasional dari pertanian ke industri dengan agroindustri sebagai motor penggeraknya.
Sementara itu ahli yang Soeharjo 1991 mendefinisikan agroindustri merupakan salah satu cabang industri yang mempunyai keterkaitan erat
langsung dengan pertanian. Jika pertanian digambarkan sebagai proses menghasilkan produk-produk pertanian ditingkat primer maka kaitannya dengan
industri berlangsung ke belakang backward linkage dan ke depan forward linkage.
Kaitan ke belakang backward linkage berlangsung karena pertanian memerlukan input yang langsung dipakai di sektor pertanian. Sedangkan kaitan
kedepan forward linkage berlangsung karena sifat-sifat produksi pertanian yang sangat tergantung pada musim, mudah rusak atau karena permintaan
konsumen yang menuntut persyaratan kualitas. Menurut Soeharjo 1991,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lingkup agroindustri adalah pada industri yang mempunyai kaitan langsung dengan sektor pertanian. Kaitan antar produksi dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Petani, peternak, nelayan
Gambar 2.4 Kaitan Antara Produksi Primer dan Industri Soeharjo,1991 Industri hulu upstream adalah agroindustri yang melakukan kegiatan
pengadaan dan penyaluran sarana produksi, alat dan mesin pertanian. Sedangkan industri hilir downstream adalah agroindustri yang melakukan
kegiatan penanganan dan pengolahan produk pertanian. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam agroindustri sektor pertanian dan sektor industri
harus dilihat sebagai satu kesatuan Integrated. Gangguan pada salah satu sektor misal, tidak tersedianya input modern dapat mengganggu kelancaran
pada industri pengolahan dan arah sebaliknya juga bisa terjadi. Agroindustri sebagai kegiatan ekonomi dan bagian dari aktivitas
agribisnis yang mengolah hasil-hasil pertanian, dimana kegiatan agroindustri ini memiliki tiga prinsip utama yaitu prinsip nilai tambah setiap kegiatan agroindustri
yang akan dilaksanakan harus mampu menghasilkan atau meningkatkan nilai tambah produk tersebut, prinsip kaitan input-output setiap agroindustri yang
mengolah hasil pertanian harus mempunyai kemampuan untuk mendorong berkembangnya industri-industri lain serta prinsip mutu dan kontinyuitas
keberhasilan dan kelangsungan kegiatan agroindustri pada dasarnya ditentukan
PRODUKSI INPUT, ALAT DAN MESIN
PERTANIAN PENANGANAN
DAN PENGOLAHAN
PRODUKSI PRIMER
Industri hilir :
1. Penanganan tanpa mengubah struktur asli pengawetan,
penyimpanan,.... 2. Pengolahan segera setelah produk
tebu 3. Pengolahan yang mengubah sifat
asalnya kedelai menjadi kecap
Industri Hulu :
1. Sarana produksi bibit, benih, pupuk, insektisida, fungisida
2. Alat pertanian bajak, cangkul, pompa irigasi
3. Mesin pertanian untuk penyiapan lahan, pembibitan,
pembudidayaan, perikanan dan peternakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
oleh mutu dan ketersediaan bahan-baku yang akan diolah dalam kegiatan agroindustri tersebut.
6. Keterkaitan Sektor Agroindustri