62
rumah sakit dengan alasan proses melahirkan ceasar. Meski demikian, rumah sakit memberikan kesempatan bayi dan ibu dirawat dalam satu ruangan.
Keempat subjek tersebut membuktikan dengan melakukan coping stres yang tepat, subjek dapat mengatasi segala hambatan yang dihadapinya. Dengan
berbagi latar belakang, motivasi, fasilitas yang dimiliki, serta hambatan yang berbeda keempat subjek menunjukkan bahwa dirinya mampu mencapai
keberhasilan memerankan peran sebagai ibu bekerja yang juga memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Oleh karena itu, memahami coping stres
menjadi penting agar seseorang belajar dari pengalaman untuk mengatasi kesulitannya ataupun sekedar membantu mereka bertahan dalam kesulitan
Wade Tavris, 2009. Dalam penelitian ini, diperoleh juga data mengenai motivasi ibu untuk
menyusui eksklusif meskipun ia harus menyusui sambil bekerja. Ditemukan bahwa semakin kuat motivasi menyusuinya membuat ibu berusaha melakukan
segala bentuk coping stres untuk mengatasi hambatan yang dimilikinya. Seringkali, meskipun motivasinya kuat, ibu bekerja yang menyusui juga
terhambat dalam mengatasi stres-nya seperti yang dialami oleh subjek 2 yang tetap ingin memberikan ASI eksklusif di tengah stres menyusuinya. Namun, ia
bingung sekali bagaimana cara mengatasi stresnya dan kepada siapa ia dapat berbagi. Dalam situasi ini, dukungan dari petugas kesehatan dan konselor ASI
dirasa perlu untuk memberikan masukkan yang tidak hanya sebatas pengarahan tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif dan bagaimana memerah ASI
63
yang baik. Namun, juga cara-cara mengatasi stres atau tekanan menyusui pada ibu bekerja yang berusaha memberikan ASI eksklusif.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, belum adanya fasilitas yang baik dan regulasi yang jelas mengenai peraturan menyusui eksklusif dari
perusahaan tempat para subjek bekerja meskipun sudah adanya peraturan pemerintah yang secara resmi mengatur hal tersebut sesungguhnya tidak hanya
menghambat ibu menyusui eksklusif yang bekerja dan menjadikannya mengalami stres menyusui, namun juga dapat merugikan perusahaan. Seperti
yang dikatakan Cohen 1980, dalam Riggio, 2003 bahwa ketika stres yang dialami terasa terlalu berat, maka performansi kerja ibu-ibu tersebut akan
menurun atau rendah. Maka, penting bagi tempat bekerja atau perusahaan untuk memfasilitasi ibu menyusui dan memberikan regulasi yang jelas bagi ibu
menyusui agar stres menyusui pada ibu bekerja menjadi berkurang dan performansi kerja ibu menyusui dapat tetap stabil.
Dinamika stres menyusui yang dialami oleh keempat subjek ibu bekerja di Jakarta, bentuk hambatan dan tekanan yang dialami subjek, motivasi subjek
untuk terus menyusui, dampak dari stres yang dialami, dan cara mengatasi atau coping stres yang subjek lakukan akan digambarkan dalam skema berikut ini:
64
Gambar 4.1 Skema Dinamika Stres Keempat Subjek Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di
Jakarta
Ibu Menyusui Eksklusif yang bekerja di Jakarta
Hambatan Tekanan:
Beban pekerjaan Tidak adanya tradisi menyusui
eksklusif dalam keluarga. Tidak adanya dukungan dari
keluarga Ibu, Ayah, Mertua, atau Suami.
Tidak adanya fasilitas pendukung seperti ruang menyusui di tempat
bekerja. Tidak adanya kebijakan khusus
terkait menyusui di tempat bekerja. Waktu memerah, dll.
Jarak tempuh rumah-kantor- rumah
Kurangnya pengetahuan mengenai ASI
Motivasi Menyusui Eksklusif:
Keinginan menjadi ibu yang baik bagi anaknya.
Naluri keibuan Naluri untuk menyusui.
Kepercayaan bahwa anak ASI memiliki ketahanan tubuh yang
kuat. Ajaran agama yang diyakini subjek:
mengurus anak dan suami adalah ibadah.
Pandangan bahwa tidak ada yang dapat menyamai ciptaan Tuhan.
Pandangan bahwa ASI lebih baik dari pada susu formula.
Rasa tidak ingin mengulangi kegagalan memberi ASI eksklusif
seperti yang dialaminya pada anak pertama.
Stres Menyusui Dampak Stres:
Produksi ASI terganggu. Merasa sedih.
Merasa tidak tenang gelisah.
Merasa berjuang sendiri.
Coping Stres Problem Focused Coping
- Active Coping
Harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya.
- Planning
Subjek harus mempersiapkan diri menghadapi tekanan-tekanan yang akan diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya.
- Suppression of Competting
Subjek merasa penuh tekanan, sehingga ketenangan dan motivasi sangat dibutuhkan agar dapat memproduksi ASI.
- Seeking Social Support for Instrumental Action
Ketidaktahuan subjek terhadap masalah yang dihadapinya dan informasi yang dimilikinya dirasa tidak cukup, sehingga
subjek merasa membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain,
Emotional Focused Coping -
Possitive Reinterpretation and
Growth Subjek kesulitan menerima keadaaan dengan
berbagai tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya.
- Acceptance
Berusaha berdamai dengan kesulitan-kesulitan, tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya.
- Turning to Religion
Tertekan dan tidak tahu harus berbagi kepada siapa.
- Seeking
Social Support for
Emotional Reason
Situasi menekan yang membuat subjek harus menghibur dirinya sendiri dan menaikkan lagi semangat-nya agar dapat kembali fokus.
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan ibu bekerja yang memutuskan untuk memberi ASI eksklusif di Jakarta tidaklah mudah. Tekanan-tekanan
pekerjaan yang luar biasa, tidak adanya regulasi yang jelas mengenai ibu menyusui dari perusahaan, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar
terutama keluarga, kurangnya pengetahuan mengenai menyusui, hilangnya tradisi menyusui dalam keluarga, dll menjadi stressor tersendiri bagi ibu-ibu
bekerja yang memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif bagi anak mereka. Meskipun demikian motivasi dari dalam diri ibu menyusui dapat
membuat mereka tetap bertahan menghadapi segala tekanan. Dampak dari stres seperti terganggunya produksi ASI, perasaan sedih,
perasaan tidak tenang gelisah, dan perasaan berjuang sendiri dapat menggagalkan proses pemberian ASI eksklusif. Meskipun demikian, ibu
menyusui yang bekerja di Jakarta ini mampu memunculkan 8 bentuk coping stres berdasarkan 2 klasifikasi strategi coping yang telah diungkapkan oleh
Carver, dkk 1989 yang muncul sebagai usaha untuk menghadapi stressor. Bentuk coping stres itu di antaranya adalah 4 bentuk problem focused coping
atau coping yang berfokus pada masalah seperti, active coping, planning, suppression of competing , dan seeking social support for instrumental action
serta 4 bentuk emotional focused coping atau coping yang berfokus pada
66
emosi seperti, bentuk coping positive reinterpretation and growth, acceptance, turning to religion, dan seeking social support for emotional
reason.
B. SARAN
a. Bagi pemerintah pusat dan daerah :
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar memberikan perlindungan terhadap ibu menyusui yang bekerja agar hak
ibu dan hak bayi dapat terpenuhi dengan melihat kesulitan ibu bekerja melakukan coping agar dapat memperjuangkan ASI bagi anaknya.
b. Bagi pihak perusahaan :
Ada baiknya jika penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan regulasi yang jelas bagi karyawan yang menyusui eksklusif
agar mereka menjadi lebih tenang baik dalam bekerja maupun dalam memenuhi kebutuhan ASI anaknya.
c. Bagi peneliti selanjutnya :
Penelitian ini hanya meneliti gambaran coping stres pada ibu menyusui dengan kriteria ibu dengan status ekonomi menengah ke atas
untuk menghindari alasan pemberian ASI bukan karena kesadaran akan pentingnya ASI. Maka, ada baiknya apabila dilakukan penelitian yang
lebih lanjut bagi seorang ibu bekerja yang memutuskan memberi ASI eksklusif dengan status ekonomi menengah ke bawah. Peneliti menduga
dengan jabatan yang lebih rendah maka, gambaran coping stres ibu
67
menyusui yang dihasilkan dapat berbeda
dikarenakan semakin terbatasnya waktu dan tempat memompa ASI.
68
DAFTAR PUSTAKA
Association of Registered Nurses of Newfoundland and Labrador, et al. 2006. Breastfeeding- A Public Helath Priority: Joint Position Paper.
Diunduh 6 Maret 2012, http:www.cpha.cauploadsprovincesnlbreastfeedingpaper.pdf
Audifax 2008. Re-search: Pengantar untuk “Mencari-Ulang” Metode Penelitian dalam Psikologi. Yogyakarta: Jalasutra
Carver, C.S, et al. 1989. Assessing Coping Strategies: A Theoretically Based Approach, Journal of Personality and Social Psychology, Volume 56,
Nomor 2. 1989 hlm 267-283 Cooper, C.L, et al. 2001. Organizational Stress: A Review and Critique of
Theory Research, and Applications. California: Sage Publication, Inc Hegar, B. 2010. Nilai Menyusui, dalam Suradi,dkk Penyunting. Indonesia
Menyusui hlm. 1-12. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia http:www.datastatistikindonesia.comcomponentoption,com_tabelkat,1task,me
nuItemssid,959 diakses tanggal 22 November 2011, 9:18WIB http:www.depkes.go.iddownloadsPP20ASI.pdf diakses tanggal 4 April 2012,
13.15 WIB Judarwanto, W. 2009. Permasalahan alergi susu, Children allergy clinic, diakses
tanggal 10
Desember 2011,
http:childrenallergyclinic.wordpress.com20090123artikel-untuk- professional
Landy, F.J. Conte, J.M. 2004. Work In The 21
st
Century: An Introduction to Industrial Organizational Psychology. New York: McGraw Hill
Company. Lawrence RA, Lawrence RM. 2005. Breasfeeding. A guide for the medical
profession Edisi ke-6, Philadelphia: Mosby Lyons, A.C, Chamberlain K. 2006. Health Psychology: a Critical Introduction,
New York: Cambridge University Press Marnoto, B.W. 2010. Pemberian Susu Formula pada Bayi Baru Lahir, dalam
Suradi,dkk Penyunting. Indonesia Menyusui hlm. 179-188. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
69
Meutia, Y.R. 2008. Enterobacter sakazakii Isolat Asal Susu Formula dan Makanan Bayi: Karakterisasi Gen 16S rRNA dan Perilaku Bakteri
Pasca Rekonstitusi, Institut Pertanian Bogor, diakses tanggal 10 Desember 2011, http:repository.ipb.ac.idhandle12345678911688
Nairne, J.S. 2003. Psychology The Adaptive Mind 3
rd
ed, Amerika Serikat: Thomson Wadsworth
Newman J, Pitman T. 2000. The ultimate breasfeeding book of answer, Toronto: Harper Collins Publisher
Ogden, J. 2007. Health Psychology a Textbook, 4
th
ed, New York: McGraw Hill, Open University Press
Pramudiarja, Uyung. A.N. 2011. Daftar RS Sayang Ibu dan Bayi Terbaik 2011 di 26 Provinsi. detikHealth, diakses tanggal 2 Maret 2012,
http:health.detik.comread2011122207072317971071299daftar- rs-sayang-ibu-dan-bayi-terbaik-2011-di-26-provinsi
Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi Universitas Indonesia. Rejeki, S. 2008. Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu
Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah, Media Ners, Volume 2, Nomor 1, Mei 2008 hlm 1 – 44
Rigio, Ronald. E. 2003. Introduction to IndustrialOrganizational Psychology. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta: Trubus Agriwidya -----------, 2008. Inisiasi Menyusui Dini, Jakarta: Pustaka Bunda
-----------, 2009. Panduan Praktis Menyusui, Jakarta: Pustaka Bunda Sarafino, Edward .P. 2006. Health Psychology. Amerika Serikat: John Wiley
Sons, Inc Siregar, Mohamad .A. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, Universitas Sumatera Utara, diakses tanggal 06 September 2011, library.usu.ac.iddownloadfkmfkm-arifin4.pdf
Smith, J. 2008. Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research Methods, ed terj Qudsy, S. Z. 2009 Penyunting Psikologi