20
pemerintah daerah, sehingga sanksi atas segala bentuk pelanggaran ataupun penghalangan dalam praktek pemberian ASI eksklusif bisa
dikatakan kurang tegas, sebagian rumah sakit di beberapa kota besar di Indonesia telah memberlakukan praktek rumah sakit sayang ibu dan
bayi. Tercatat, ada 26 rumah sakit terbaik dari 26 provinsi yang telah memenuhi 10 kriteria sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan nomor 2731997 tentang Air Susu Ibu ASI Eksklusif. Di antaranya adalah tidak memasang iklan susu formula serta mendukung
upaya ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
4. Gambaran Pemberian ASI di Luar Negeri
Berbeda dengan di Indonesia, sebagian Negara di luar Negeri seperti Kanada memberikan perlindungan yang lebih ketat pada hak ibu
menyusui dan anak untuk mendapatkan ASI eksklusif, bahkan tempat kerjanya pun memberlakukan cuti bagi ibu menyusui hingga 54 minggu
dan para ibu menyusui tersebut tetap mendapatkan gajinya selama cuti menyusui sebagai hak atas karyawan Association of Registered Nurses
of Newfoundland and Labrador et al, 2006. Provinsi-provinsi di Kanada saling bekerja sama dengan
pemerintah dan sektor-sektor lain seperti swasta, pendidikan, dan organisasi sukarela untuk membantu melindungi hak ibu menyusui dan
bayi mendapatkan ASI eksklusif. Di Kanada provinsi Newfoundland dan Labrador contohnya saling bekerja sama memajukan program
21
menyusui di wilayahnya. Kedua provinsi ini menetapkan kebijakan untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui bagi
kemajuan kesehatan Kanada. Kedua provinsi ini sungguh-sungguh mendedikasikan sumber daya keuangan untuk pengembangan dan
implementasi dari program ini. Mereka membatasi iklan produk susu formula. Mereka sungguh-sungguh memantau inisiasi-inisiasi terkait
dan memastikan bahwa praktek pemberian ASI eksklusif berjalan dengan baik dan membatasi pemberian susu formula Association of
Registered Nurses of Newfoundland and Labrador et al, 2006.
5. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI.
Banyak hal yang menyebabkan ASI Eksklusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini bisa dipengaruhi oleh
Siregar, 2004: a.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga -
keluarga pindah ke kota. b.
Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan
olahan lain. c.
Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik daripada
ASI.