37
dampak, tekanan, dan kesulitan yang bervariasi pula pada tiap subjek. Berikut adalah uraian data subjek:
Tabel 4.2 Data Subjek
No Inisial
Usia Tahun
Usia saat menyusui
Tahun Anak
Ke Pekerjaan
Trans- portasi
pilihan Jam
kerja Waktu
tempuh
1. YH
34 29
1 Sekretaris
Presiden Direktur
Mobil ± 8 jam
± 20 – 30 menit pergi
± 45 menit pulang
2. LM
28 26
1 Guru
Mobil Taksi
± 9 – 10 jam
± 30 – 60 menit
3. AO
30 30
1 Data
management specialist
Metro mini
Kereta ± 9 jam
± 60 menit pergi
± 30 menit pulang
4. DW
30 30
2 Business
Assistant Motor
± 9 jam
± 30 menit
B. ANALISIS HASIL 1. Bentuk Coping Stres Subjek 1
Secara umum subjek 1 menggunakan tiga bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi problem focused coping atau coping yang
berfokus pada masalah saja. Berikut adalah gambaran bentuk coping stres
38
yang digunakan oleh subjek 1 yang diurutkan berdasarkan yang paling sering digunakannnya.
a. Problem Focused Coping a.1 Active Coping
Bentuk coping stres yang sering subjek gunakan adalah active coping atau pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan
tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya Carver, dkk, 1989. Bentuk coping stres ini sering kali digunakan
dalam situasi
harus segera
mengambil langkah
untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya. Sebagai
contoh, ketika sedang berada di kantor demi memenuhi kebutuhan ASI anaknya, subjek harus mau mencuri-curi kesempatan memerah
kapan saja dimana saja. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut:
“Sometimes, saya harus meresnya di bawah kolong meja. Itu meja gede gitu. Di bawah kolong meja saya narohnya. Saya memerah
manual pake tangan. Jadi saya berusaha pake baju yang ada bukaan di depan gitu. Jadi dengan cepat gw mesti meres ASI secepat mungkin gitu.
Soalnya begitu dipanggil gw harus segera… Setiap ada kesempatan saya meres ASI. Kerjaan tetep kerjaan.”
WS1 B 41- 43; B 75
Bentuk active coping juga digunakan oleh subjek ketika subjek berusaha menghindari konflik keluarga dengan mengatur distribusi
ASI nya sendiri. Dengan memberikan ASI eksklusif kepada anaknya, subjek selalu memastikan bahwa anaknya mendapatkan
nutrisi yang terbaik. Usaha subjek menghindari konflik keluarga
39
demi memberikan yang terbaik untuk anaknya ini terlihat dari kutipan wawancara berikut:
“
Hee cool box gitu, whiches muat berapa botol gitu. Udah gua siapin nih satu hari minumnya sekali minum 120 atau sekali minum 200
udah saya siapin botolnya jadi dia tinggal minum doang tinggal panasin aja. Wah kalau harus delivery ASI lagi nanti orang rumahnya pada
marah-marah.”
WS1 B 102
a.2. Suppression of Competting
Bentuk coping stres lain yang juga seringkali digunakan oleh subjek adalah suppression of competing atau berkonsentrasi penuh
pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah dan mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu Carver, dkk,
1989. Suppression of competing seringkali digunakan subjek dalam situasi penuh tekanan, sehingga ketenangan dan motivasi sangat
dibutuhkan untuk dapat memproduksi ASI. Sebagai contoh ketika subjek harus mengejar target untuk menyediakan ASI perah bagi
anaknya dengan beban pekerjaan yang cukup berat di kantor dan ketidaktersediaannya fasilitas di kantor subjek. Subjek harus
mempertahankan dirinya agar tetap rileks saat memerah ASI agar produksi ASI tidak terganggu. Salah satu cara yang seringkali
dilakukan oleh subjek adalah berusaha fokus pada target dan menenangkan diri dengan memerah sambil mendengarkan musik.
Seperti dalam kutipan wawancara berikut: “
kadang saya eee ini apa ya.. sambil dengerin lagu. Sambil meras ASI sambil dengerin lagu. Kalau saya udah di bawah kolong meja itu dah gak