40
bisa ngapa-ngapain pokoknya saya berusaha sebisa mungkin itu dapet berapa.”
WS1 B 74
Subjek selalu menanamkan dalam pikirannya bahwa produksi ASI nya selalu cukup dan subjek terus mengkomunikasikannya
kepada anak. Hal ini dilakukan subjek untuk tetap fokus dalam berjuang memenuhi kebutuhan ASI anak. Bagi subjek, demi anak ia
harus berjuang. Dalam tekanan seperti apapun, subjek menanamkan hal ini dalam dirinya agar ia tetap bisa memproduksi ASI. Bentuk
suppression of competing ini terlihat dalam kutipan wawancara berikut:
“
Even apapun hambatannya saya pikir kalau buat anak ya loe harus berjuang. Gitu…”
WS1 B 66
a.3. Planning
Planning atau membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan dan memikirkan tindakan Carver, dkk, 1989 juga merupakan salah
satu bentuk coping yang digunakan oleh subjek. Bentuk coping ini biasa dilakukan oleh subjek pada saat subjek harus mempersiapkan
diri menghadapi tekanan-tekanan yang akan diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya. Bentuk coping planning yang
dilakukan subjek di awal adalah pada saat subjek memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif dan merencanakan memberi ASI meskipun
harus tetap bekerja. Subjek memikirkan management ASI perah
41
perharinya agar mampu mencukupi kebutuhan anak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:
“
… menurut refrensi yang saya baca, maksudnya susu yang biasa tuh formula itu gak bisa mengcover semua kebutuhan dia. Semua mau
kalsium atau protein, apapun itu. Dengan ASI tuh dia bisa nyesuaiin dengan umurnya. Jadi umurnya berapa, berapa persen kalsium yang dibutuhkan tuh
dah langsung diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayinya. Dari situ saya tertarik dan berusaha harus fully. Even saya harus ngantor. Trus sebelumnya
saya mesti stok ASI berapa liter dah saya hitung-hitung. Pokoknya gitu. Supaya mencukupi karena anaknya minumnya banyak banget. Sehari kalo
ditinggal dia waktu tiga bulan pertama bisa 8,5 literan. Berarti saya harus meres sekitar 850 ml setiap hari. Targetnya harus segitu.”
WS1 B28-29
2. Bentuk Coping Stres Subjek 2
Secara umum subjek 2 menggunakan enam bentuk coping stres, yang dapat dibagi menjadi 3 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi
problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah dan 3 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi emotional focused
coping atau coping yang berfokus pada emosi. Berikut adalah gambaran bentuk coping stres yang digunakan oleh subjek 2 yang diurutkan
berdasarkan yang paling sering digunakannnya.
a. Problem Focused Coping a.1. Active Coping
Bentuk coping stres yang sering subjek gunakan adalah active coping atau pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan
tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya Carver, dkk, 1989. Bentuk coping stres ini sering kali digunakan
dalam situasi harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan