Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah masih belum memadai. Keadaan ini tidak lepas dari faktor kurikulum yang terlalu padat dan kurang fleksibel. Pendidikan sekolah di negara berkembang contohnya Indonesia cenderung memiliki kurikulum yang terlalu padat atau syarat beban. Artinya kurikulum yang terlalu padat membuat pengajaran serba tanggung dan tergesa-gesa karena dihantui oleh ketakutan akan tidak terpenuhinya target yang ditentukan. Guru berusaha menyampaikan semua materi sedangkan peserta didik dituntut untuk menerima materi yang disampaikan dengan menghafalkan apa yang telah disampaikan oleh guru. Padahal dengan tuntutan menghafal justru siswa akan mudah lupa karena tidak memaknai betul tentang materi yang dicernanya. Seperti yang disampaikan oleh Agus Suprijono 2009: 3 yang mengatakan hingga akhirnya guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha menyampaikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat mengumpulkan dan menerimanya. Proses belajar mengajar seperti ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Siswa sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Peran guru dalam meningkatkan minat baca siswa harus dimulai dari dirinya sendiri. Artinya seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Tugas utama menjadi seorang pendidik, guru melakukan tugasnya dengan melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan. Semua kegiatan tersebut sangat terkait dengan upaya peningkatan minat siswa 6 melalui keteladanan, penciptaan lingkungan, pendidikan kondusif, membimbing, mengajar, dan melatih serta mendorong siswa untuk membaca. Hal ini termasuk dorongan eksternal bagi siswa untuk meningkatkan minatnya pada membaca. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar mengajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bimbingan belajar hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Siswa merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memilik keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individu anak, sehingga bimbingan belajar benar-benar dapat merubah kondisi siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil siswa seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagai guru yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok siswa, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode bimbingan belajar yang cenderung sama setiap kali pertemuan kelas berlangsung. Pelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sangat sulit untuk dapat 7 mengantarkan siswa ke arah pencapaian tujuan belajar. Kondisi inilah yang pada umumnya terjadi pada bimbingan belajar konvensional. Konsekuensi dari pendekatan bimbingan belajar seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara siswa yang cerdas dan siswa yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan belajar. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses belajar di sekolah. Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang diberikan adalah Quiz Team . Metode Quiz Team dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengguna semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Selain itu bimbingan belajar dengan menggunakan metode Quiz Team juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses belajar. Quiz Team adalah belajar aktif yang jarang digunakan bahkan tidak banyak ditemui oleh guru dalam proses belajar. Bimbingan belajar dengan metode Quiz Team dilakukan bertujuan selain mendorong siswa untuk aktif juga meningkatkan minat baca dan belajar siswa tentunya untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Pemilihan metode bimbingan yang tepat akan berdampak pada suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, dan hal ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan 8 minat yang ada pada dirinya. Penelitian terkait mengenai bimbingan belajar menggunakan metode Quiz Team sebelumnya pernah diangkat oleh Rostrieningsih Maisaroh pada buku yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada mata pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor” tahun 2010. Menurut hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penerapan metode bimbingan belajar Quiz Team telah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan tutor pada tanggal 13 Januari 2015, minat baca siswa kelas XI IPS tergolong rendah. Rendahnya minat baca siswa kelas XI IPS yang terbukti dari angket kuosioner yang dihasilkan dari 81 siswa, didapatkan 45 anak minat bacanya tergolong kurang dengan persentasi 55,6 , 31 anak minat bacanya tergolong cukup dengan persentasi 38,3 , dan 5 anak minat bacanya baik dengan persentasi 6,2 . Terdapat rendahnya minat baca siswa pada mata pelajaran sosial seperti Sejarah, Geografi maupun Sosiologi yang memiliki sangat banyak materi untuk dipelajari. Dengan berdasar pada paparan di atas dan melihat pentingnya masalah rendahnya minat baca untuk diatasi, tutor tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen berkaitan dengan peningkatan minat baca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan dengan metode Quiz Team . 9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka muncul berbagai permasalahan di SMA Negeri 1 Seyegan sebagai berikut. 1. Rendahnya minat baca siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Rendahnya antusias siswa pada mata pelajaran IPS. 3. Menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 4. Munculnya kesenjangan antara siswa yang cerdas dan kurang cerdas. 5. Belum teratasi upaya meningkatkan minat baca pada buku pengetahuan khususnya bagi siswa yang gemar pada media elektronik modern. 6. Belum terciptanya suasana belajar yang melibatkan keaktifan seluruh siswa. 7. Belum terpecahnya berbagai faktor penyebab kurangnya minat baca pada siswa. 8. Belum digunakan metode Quiz Team dalam bimbingan klasikal. 9. Rendahnya rasa kepedulian pengajar akan metode bimbingan belajar yang diinginkan siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dibatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu, rendahnya minat baca siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan khususnya pada mata pelajaran IPS.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini dibuat berdasarkan pada identifikasi masalah yang dipaparkan, guna membatasi masalah yang akan diangkat pada penelitian ini. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 10 Efektivitas metode Quiz Team terhadap minat baca siswa kelas XI jurusan IPS di SMA Negeri 1 Seyegan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Quiz Team terhadap minat baca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak, antara lain sebagai berikut. 1. Secara Teoritis Meningkatkan minat baca siswa siswa kelas XI IPS khususnya pada mata pelajaran IPS. Sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik. 2. Secara Praktis a. Bagi sekolah Memberikan manfaat apabila prestasi siswa di SMA meningkat, maka secara otomatis prestasi sekolahpun akan ikut terangkat, dan hal ini akan berdampak pada tingginya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. b. Bagi guru BK Dapat memberikan informasi mengenai faktor dan hal-hal yang berhubungan dengan minat baca, dan juga memberikan sebuah pengetahuan tentang suatu metode bimbingan klasikal yang berguna bagi perkembangan siswa. 11 c. Bagi siswa Memberikan pengalaman belajar dengan sebuah metode bimbingan belajar Quiz Team sehingga dapat menjadi wadah belajar yang mungkin lebih sesuai bagi perkembangan mereka, yang otomatis akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar para siswa. d. Bagi jurusan PPB Untuk menambah referensi mengenai upaya meningkatkan minat baca siswa menggunakan metode Quiz Team. e. Bagi peneliti selanjutnya Untuk memperkaya kajian mengenai minat baca, dan upaya meningkatkannya dengan metode Quiz Team. 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Minat Baca

1. Pengertian Minat Baca

Minat baca merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri seseorang untuk membaca. Keinginan ini muncul didorong oleh suatu kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan kepada dirinya. Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan segala sesuatu yang dianggapnya dapat memberikan kesenangan. Didasari oleh perasaan senang maka akan timbul minat untuk memperoleh, mengembangkan, sekaligus mempertahankan sesuatu yang dianggapnya dapat mendatangkan kesenangan dan kepuasan. Seseorang akan menaruh minat terhadap suatu bacaan apabila bacaan itu dapat memuaskan kebutuhan dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syaiful Jamarah 2005: 24 yang mengatakan minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca. Minat baca berkaitan dengan kecenderungan individu untuk memperlihatkan, menyenangi, dan mendorongnya untuk berhubngan dengan obyek atau melakukan aktivitas yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan individu tersebut. Mickel Tiwi Andayani, 2006: 16 menyatakan bahwa studi tentang minat baca menyangkut 1 minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan inisiatif pribadi murid sendiri tanpa pengaruh pihak lain ataupun pihak dari luar, 13 dan 2 minat baca terpola, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan murid sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan program belajar mengajar di sekolah, sedangkan Hasanah, dkk 2011: 34 menyatakan bahwa minat baca merupakan hasrat yang kuat seseorang baik disadari ataupun tidak yang terpuaskan lewat perilaku pembacanya. Minat menentukan kegiatan dan frekuensi membaca, mendorong pembaca untuk memilih jenis bacaan yang akan dibaca. Minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai suatu proses untuk mengembangkan pembelajaran sepanjang hayat, yang berkontribusi pada perkembangan, seperti memecahkan persoalan, memahami karakter orang lain, menimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal yang baik serta penghargaan yang bertambah terhadap aktivitas keseharian. Seseorang yang gemar membaca cenderung merasa tertarik pada bidang- bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang yang tesebut pula. Seperti yang diungkapkan oleh Bimo Walgito 1994: 38 menjelaskan bahwa minat adalah sesuatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.