Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

63 eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 7. Hasil Uji t Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pre-test t p Keterangan -0,342 0,734 Tidak signifikan Hasil uji beda dengan uji t antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat sebelum diberikan metode quiz team memberikan hasil t hitung = -0,342 dengan signifikansi p = 0,734. Karena p 0,734 0,05 maka tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada saat pretest . b. Pelaksanaan 1. Treatment I Treatment pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 Mei 2015 dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 09.45 WIB. Kegiatan dilaksanakan di dalam kelas XI IPS II sebagai kelas eksperimen treatment . Pada pertemuan pertama berkolaborasi dengan Guru BK dalam menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. 64 a Pembuka 1 Kegiatan dibuka dengan memberi salam dan doa, kemudian dilanjutkan dengan presensi kelas, siswa yang hadir terdapat 29 anak. 2 Setelah dilakukan presensi kelas siswa diminta tenang, karena suasana kelas masih sangat gaduh.

b Tahap pelaksanaan

1 Setelah kelas sudah kondusif masing-masing siswa dibagikan 3 halaman kertas berisi materi yang akan digunakan dalam proses treatment. Topik yang akan digunakan dalam treatment ini adalah definisi konflik sosial, sebab-sebab konflik, dan karakteristik konflik. 2 Setelah masing-masing siswa mendapatkan topik materi siswa dibagi ke dalam kelompok besar, yaitu tim A, tim B, dan tim C. Tim A berjumlah 10 siswa terdiri dari anggota bernama An, Hs, Tn, Ls, As, Nr, Vi, St, Dn, dan Wd. Tim B berjumlah 10 siswa terdiri dari anggota bernama Rd, Tc, Hu, Ad, Sn, Fn, Jn, Va, Ki, dan Yn. Sedangkan Tim C berjumlah 9 siswa terdiri dari anggota bernama Dk, Av, Dv, Yo, Gn, Ty, Ab, Rr, dan Ft 3 Setelah siswa diminta untuk duduk berdasarkan timnya, siswa diberi sedikit penjelasan mengenai kegiatan bimbingan klasikan dengan menggunakan metode Quiz Team yang akan berlangsung. Siswa diberi penjelasan 65 bahwa quiz team merupakan suatu kegiatan belajar secara aktif dengan cara membaca kemudian saling memberikan pertanyaan serta jawaban dari anggota tim kepada anggota pada tim yang berbeda. Seusai diberi penjelasan secara singkat tampaknya siswa sangat antusias untuk mengikuti quiz team . Setelah itu siswa ditugaskan untuk membaca materi yang sudah dibagikan kepada masing- masing siswa dan hanya diberi waktu 10 menit untuk membaca secara seksama. 4 Setelah selesai membaca tim A diberi waktu 5 menit untuk menyiapkan pertanyaan sebagai pemandu kuis, sementara tim B dan tim C masih diberi kesempatan untuk menyimak kembali materi yang sudah dibaca. 5 Setelah 5 menit semua siswa diminta untuk menutup semua materi, kemudian Tim A sebagi pemandu Tim memulai memberikan pertanyaan kepada Tim B, pertanyaan pertama siswa dari Tim A tampak berebut, kesempatan bertanya diberikan kepada Hs dengan pertanyaan “Sebutkan definisi konflik secara sosiologis.” Kemudian kuis dijawab oleh Sn dari Tim B dengan jawaban “suatu proses sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan tujuan menyingkitkan pihak lain.” Kuis kedua oleh Nr dengan pertanyaan “sebutkan pengertian konflik secara umum.” Kuis dijawab oleh Dv 66 dari Tim C dengan jawaban “konflik adalah bentuk pertentangan atau perselisihan, dapat disertai ancaman dan kekerasan.” Pertanyaan ketiga dari Tim A oleh Vi dengan pertanyaan “sebutkan faktor-faktor penyebab konflik.” Siswa berebut dalam menjawab namun kesempatan dijawab oleh Fn dari Tim B dengan jawaban “perbedaan antar indiviu, perbedaan agama, perbedaan budaya, perbedaan ras.” Kuis keempat untuk Tim C oleh Ls dengan pertanyaan “ Jelaskan arti dari Cultural lag.” Kemudian dijawab oleh Ty dengan jawaban “hilangnya beberapa unsur sosial, budaya pada generasi muda.” Jawaban salah sehingga Tim C masih diberi kesempatan untuk menjawab tetapi tidak terdapat siswa yang dapat menjawab pertanyaan, maka Tim B diberi kesempatan untuk menjawab sehingga dijawab oleh Jn dengan jawaban “ketertinggalan system norma dan nilai.” Kuis kelima anggota Tim A tampak berebut ingin memberikan pertanyaan, kesempatan diberikan kepada Wd dengan pertanyaan “jelaskan arti konsumerisme.” Pertanyaan dijawab oleh Ad dari Tim B dengan jawaban “pemakaian barang- barang mewah secara berlebihan.” Kuis keenam oleh St ditujukan untuk Tim C dengan pertanyaan “apakah semua konflik akan berdampak negatif?berikan penjelasanya” awalnya siswa dari Tim C tampak bingung 67 untuk menjawab, pada saat kuis akan diberikan kepada Tim B salah satu anggota Tim C menunjukan jari kemudian dijawab oleh Ft dengan jawaban “Tidak, karena terdapat konflik ringan yang dapat ditanggulangi dan diselesaikan.” Kuis ketujuh oleh Tn untuk Tim B dengan pertanyaan “sebutkan 3 karakteristik konflik.” Terdaat dua siswa yang ingin menjawab namun kesempatan menjawab diberikan kepada Rd dengan jawaban “konflik tidak selamanya berdampak negative, konflik bertentangan dengan integrasi, dan konflik dapat menciptakan perubahan.” Kuis kedelapan oleh Vi untuk Tim C dengan pertanyaan “jelaskan yang dimaksud konflik positif.” Kuis dijawab oleh Ab dengan jawaban “konflik positif adalah konflik persaingan sehat dan terjadi secara sportif.” c Penutup Seusai kegiatan Quiz Team pertama siswa diminta untuk memberikan kesimpulan terhadap kegiatan yang baru saja dilaksanakan, salah satu siswa menjawab bahwa kegiatan quiz team menyenangkan tetapi membuat kelas menjadi sedikit gaduh karena saling berebut untuk menjawab. Maka dapat ambil kesimpulan bahwa dalam kegiatan pertama siswa siswa antusias dalam mengikuti kegiatan, tetapi keadaan kelas masih sedikit gaduh karena 68 siswa berebut untuk menjawab tanpa menunjukkan jari terlebih dahulu. Selanjutnya kegiatan ditutup dengan ucapan terimakasih serta salam. 2. Treatment II Treatment kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Mei 2015 dimulai pada pukul 11.00 hingga pukul 11.45 WIB. Kegiatan dilaksanakan di dalam kelas XI IPS II sebagai kelas eksperimen treatment . Pada kegiataan kedua Guru BK menyerahkan sepenuhnya untuk treatment . a Pembuka 1 Kegiatan dibuka dengan memberi salam dan doa, kemudian dilanjutkan dengan presensi kelas, siswa yang hadir terdapat 29 anak. 2 Setelah dilakukan presensi kelas siswa diminta tenang, kelas belum kondusif karena masih ada beberapa siswa yang keluar masuk kelas. b Tahap pelaksanaan 1 Setelah kelas sudah kondusif masing-masing siswa dibagikan 3 halaman kertas berisi materi yang akan digunakan dalam proses treatment. Topik yang akan digunakan pada treatment ini antara lain yaitu definisi kekerasan, faktor penyebab kekerasan, dan karakteristik kekerasan. 69 2 Setelah masing-masing siswa mendapatkan topik materi siswa diminta duduk berdasarkan tim yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya, yaitu tim A, tim B, dan tim C. Tim A berjumlah 10 siswa terdiri dari anggota bernama An, Hs, Tn, Ls, As, Nr, Vi, St, Dn, dan Wd. Tim B berjumlah 10 siswa terdiri dari anggota bernama Rd, Tc, Hu, Ad, Sn, Fn, Jn, Va, Ki, dan Yn. Sedangkan Tim C berjumlah 9 siswa terdiri dari anggota bernama Dk, Av, Dv, Yo, Gn, Ty, Ab, Rr, dan Ft. 3 Setelah siswa diminta untuk duduk berdasarkan timnya, siswa diberikan sedikit penjelasan terkait treatmen kedua yang akan dilaksanakan. Setelah itu siswa ditugaskan untuk membaca materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing siswa dan hanya diberi waktu 10 menit untuk membaca secara seksama. 4 Seusai membaca tim B diberi waktu 5 menit untuk menyiapkan pertanyaan sebagai pemandu kuis, sementara tim A dan tim C masih diberi kesempatan untuk menyimak kembali materi yang sudah dibaca. 5 Setelah 5 menit semua siswa diminta untuk menutup semua materi, kemudian Tim B memulai kuis untuk memberikan pertanyaan kepada Tim C, apabila Tim C tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim A. Kuis pertama ditujukan untuk 70 Tim C oleh Fn dengan pertanyaan “Jelaskan definisi kekerasan secara umum.” Beberapa siswa tampak berebut untuk menjawab, namun hanya 3 siswa yang diberi kesempatan untuk menjawab, Dk dari Tim C dengan jawaban “suatu perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cidera atau kerusakan terhadap orang lain.” jawaban kedua dijawab oleh Ty dengan jawaban “perilaku yang berawal dari konflik antara satu orang atau lebih yang melukai pihak lain.” jawaban ketiga oleh Dv dengan jawaban “Suatu tindakan yang melibatkan emosi dan fisik yang dapat menimbulkan kerusakan pada pihak lain.” Kuis kedua masih terdapat beberapa siswa untuk berebut mengajuan kuis untuk tim yang lain, kesempatan kuis kedua oleh Tc untuk Tim A dengan pertanyaan “jelaskan definisi kekerasan menurut James Rule.” Kuis dijawab oleh Dn dengan jawaban “perilaku kekerasan fisik, merusak, dan menyakiti orang lain.” jawaban Tim A belum benar sehingga Tim C diberi kesempatan untuk menjawab karena tidak ada siswa dari Tim A yang ingin membetulkan jawaban. Dijawab oleh Rr dari Tim C dengan jawaban “gerakan naluri bersama yang menciptakan kondisi gerakan massa.” Kuis ketiga untuk Tim C oleh Vq dengan pertanyaan “bagaimana pendapat 71 anda mengapa kekerasan dapat berkepanjangan ?” Tim C berebut untuk menjawab namun kesempatan menjawab diberikan oleh Dv dengan jawaban “kekerasan dapat berkepanjangan karena adanya persaingan sehingga ada kedua belah pihak atau lebih tidak ada yang mau mengalah.” Kuis keempat untuk Tim A oleh Ki dengan pertanyaan “jelaskan mengapa ke kerasan tidak dibenarkan oleh norma.” Dua siswa berebut mendapatkan kesempatan menjawab, siswa bernama An dengan jawaban “Karena dapat menimbulkan permusuhan akibat dari dua pihak atau lebih tidak dapat mengontrol emosinya.” Sedangkan Ls menjawab “akan maraknya persaingan dan emosi yang tidak terkontrol.” Kuis kelima kepada Tim C oleh Hu dengan pertanyaan “sebutkan salah satu contoh keker asan akibat frustasi.” Dua siswa berebut untuk menjawab , Ab memberikan jawaban “seorang anak tidak diturutin keinginannya oleh orang tua sehingga mengamuk terhadap orang tuanya.” Sedangkan Gn memberikan jawaban “seorang siswa yang tidak lulus ujian merasa frustasi sehingga enyakiti diri sendiri dan orang sekitarnya.” Kuis keenam untuk Tim A oleh Yn dengan pertanyaan “menurutu apa saja yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan?” Kuis 72 dijawab oleh As dengan jawaban “emosi, frustasi, dan dapat juga dibawah pengaruh minuman kras yang membuat seseorang tidak dapat mengontrol dirinya.” Kuis ke tujuh oleh Rd kepada Tim C dengan pertanyaan “jelaskan mnurut anda dampak dari kekerasan.” Tiga anggota Tim C berebut untuk diberikan kesempatan untuk menyampaikan jawabannya. Av menjawab “kekerasan akan merugikan pihak lain, sehingga tidak menutup kemungkinan mengakibatkan timbulnya dendam.” Jab kedua oleh Yo dengan jawaban “akan terjadi kerusakan dalam hubungan anatar individu maupun antar kelompok sehingga merusak keutuhan dalam kemasyarakatan.” Jawaban ketiga oleh Ls dengan jawaban “Emosi berdampak melukai orang lain sehingga seseorang yang tidak terlibat merasa terganggu sehingga emosi akan menyebar luas termasuk kekerasan, maka lingkungan menjadi tidak sehat.” c Penutup Selesai treatment kedua salah satu siswa menyampaikan kesimpulan bahwa quiz team sangat menyenangkan untuk kegiatan di kelas. Sehingga diambil kesimpulan bahwa siswa semakin antusias dan sudah terlihat banyak siswa aktif terkait dengan membaca. Dapat dibuktikan dengan semakin bertambah siswa yang bertanya 73 dan menjawab meskipun jawaban masih ada yang salah, tetapi mereka berusaha mencoba. Peneliti memberi apresiasi kepada siswa atas keaktifan dalam treatment dan menunjukan kemajuan yang baik. Selanjutnya kegiatan ditutup dengan ucapan terimakasih dan salam. 3. Treatment III Treatment ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 1 Juni 2015 dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 09.45 WIB. Kegiatan dilaksanakan di dalam kelas XI IPS II sebagai kelas eksperimen treatment . Pada kegiataan kedua Guru BK menyerahkan sepenuhnya untuk treatment . a Pembuka 1 Kegiatan dibuka dengan memberi salam dan doa, kemudian dilanjutkan dengan presensi kelas, siswa yang hadir terdapat 29 anak. 2 Setelah dilakukan presensi kelas siswa diminta tenang, dikarenakan usai mengikuti kegiatan dilapangan. 3 Setelah masing-masing siswa mendapatkan topik materi siswa diminta duduk berdasarkan tim yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya, yaitu tim A, tim B, dan tim C. 74 b Tahap pelaksanaan 1 Setelah kelas sudah kondusif masing-masing siswa dibagikan 3 halaman kertas berisi materi yang akan digunakan dalam proses treatment. Topic yang digunakan dalam treatment ini antara lain yaitu definisi integritas sosial, faktor penentu integritas sosial, dan faktor pendorong integritas sosial. 2 Setelah masing-masing siswa mendapatkan topik materi siswa diminta duduk berdasarkan tim yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya, yaitu tim A, tim B, dan tim C. Tim A berjumlah 10 siswa terdiri dari anggota bernama An, Hs, Tn, Ls, As, Nr, Vi, St, Dn, dan Wd. Tim B berjumlah 10 siswa terdiri dari anggota bernama Rd, Tc, Hu, Ad, Sn, Fn, Jn, Va, Ki, dan Yn. Sedangkan Tim C berjumlah 9 siswa terdiri dari anggota bernama Dk, Av, Dv, Yo, Gn, Ty, Ab, Rr, dan Ft. 3 Setelah siswa diminta untuk duduk berdasarkan timnya, siswa diberikan sedikit penjelasan terkait treatmen ketiga yang akan dilaksanakan. Setelah itu siswa ditugaskan untuk membaca materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing siswa dan hanya diberi waktu 10 menit untuk membaca secara seksama. 75 4 Seusai membaca tim B diberi waktu 5 menit untuk menyiapkan pertanyaan sebagai pemandu kuis, sementara tim A dan tim C masih diberi kesempatan untuk menyimak kembali materi yang sudah dibaca. 5 Setelah 5 menit semua siswa diminta untuk menutup semua materi, kemudian diawali oleh Tim C untuk memberikan pertanyaan kepada Tim A, apabila Tim A tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim B. Kuis pertama Tim C kepada Tim A oleh Ty dengan pertanyaan “jelaskan definisi integrasi sosial menurut Yudoyoko.” Dua siswa berebut ingin mendapatkan kesempatan menjawab, An menjawab “Proses dimana perbedaan dalam suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan.” Sedangkan Vi menjawab “ Suatu perbedaan yang semakin tidak terlihat seningga menjadikan kesatuan pada kehidupan bermasyarakat.” Kuis kedua untuk Tim B oleh Ls dengan pertanyaan “jelaskan arti toleransi.” Kuis dijawab dengan sigap oleh Ad dengan jawaban “toleransi adalah mampu menahan diri dan mampu menerima segala sesuatu keadaan bermasyarakat maupun pribadi.” Kuis ketiga kepada Tim A oleh Ab dengan pertanyaan “sebutkan satu saja faktor 76 yang dapat mendorong integritas sosial.” Dua siswa ingin mendapatkan kesempatan untuk menjawab, jawaban pertama oleh Ls dengan jawaban “unsur kebudayaan yang sama akan melahirkan sifat integritas sosial contohnya gotong royong.” Jawaban kedua oleh Wd dengan jawaban “sikap saling rendah hati, sabar, dan ramah akan menimbulkan k omunikasi.” Kuis keempat untuk Tim B oleh Av dengan pertanyaan “Sebutkan yang kamu ketahui hal-hal yang terkait dalam integrasi sosial menurut Paulus Wirutomo.” Terlihat tiga siswa berebut untuk menjawab, ketiganya diberi kesempatan untuk menjawab. Jawaban pertama oleh Rd dengan jawaban “stabilitas, toleransi, kedamaian, kohesi, solidaritas, harmoni. Jawaban kedua oleh Sn dengan jawaban “keseimbangan, toleransi, harmoni, stabilitas, kesetiakawanan, komproi, solidaritas. Jawaban ketiga oleh Fn dengan jawaban “saya akan melengkapi jawaban yang belum disebutkan anatara lain stabilitas, konformitas, kohesi, dan sinergi.” Kuis kelima kepada Tim A oleh Yo dengan pertanyaan “apakah yang dimaksud terisolasi kebudayan?” tampaknya Tim A tidak ada yang dapat menjawab, sehingga 77 kesempatan menjawab diberikan kepada Tim B, tampak anggota Tim B masih memikirkan jawaban. Satu siswa dapat menjawab yaitu Hu dengan jawaban “terisolasi kebudayaan menurut saya seseorang terlepas dari pengetahuan mengenai kebudayaan, sehingga dapat dikatakan seseorang tersebut tidak memiliki komunikasi yang baik dengan yang lain, karena itulah akan memicu perbedaan yang mengakibatkan konflik.” Kuis keenam kepada Tim A oleh Li dengan pertanyaan “jelaskan yang dimaksud efektifitas komunikasi.” Jawaban dijawab dengan sigap oleh An dengan jawaban “kondisi dimana terdapat integritas sosial yang berlangsung pada masyarakat dengan sangat baik, dibandingakan dengan masyarakat yang memilii kesadaran akan pentingnya berkomunikasi.” Kuis ke tujuh kepada Tim B oleh Dv dengan pertanyaan “sebutkan 3 saja faktor penentu lambat atau tidaknya integritas sosial.” Dua siswa berebut untuk mendapatkan kesempatan pertama untuk menjawab. Jawaban pertama oleh Yn dengan jawaban “efektifitas komunikasi, seberapa besar kelomp ok, homogenitas kelompok.” Jawaban kedua oleh Tc dengan jawaban “homogenitas 78 kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, ef ektifitas komunikasi.” c Penutup Treatment ketiga beberapa siswa menyampaikan kesimpulan bahwa quiz team membuat semanagt untuk membaca karena didorong oleh saling bersaing. Kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam tiga pertemuan bahwa siswa tampak semakin antusias dalam saling memberikan kuis dan jawaban, siswa terlihat sanagt sungguh-sunggu dalam menyipak isi topik materi yang disajikan untuk kuis. Selanjutnya kegiatan ditutup dengan mengucapkan terimakasih kepada siswa dan menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih giat membaca dan dilanjutkan dengan memberikan slaam kepada siswa. c. Post-test 1 Distribusi Data Pada hari Selasa, 2 Juni 2015 pukul 08.15 – 09.00 WIB dilaksanakan post-test terhadap kelompok eksperimen dan pukul 12.15 – 12.45 WIB dilaksanakan post-tes terhadap kelompok kontrol. Dari data post-test tersebut kemudian didapatkan distribusi data. Data yang diperoleh sebelum dilakukan treatment pada kelompok eksperimen dari keseluruhan siswa yang berjumlah 29 orang, terdapat 18 siswa 79 62,1 berada pada skor antara 81-120, 11 siswa 37,9 berada pada skor antara 121-160. Adapun perbandingan distribusi data yang didapat dari hasil post-test kelompok kontrol dari keseluruhan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Data yang diperoleh yaitu tidak terdapat siswa berada pada skor kurang dari 80, terdapat 26 siswa 100,00 berada pada skor antara 81-120, dan tidak terdapat siswa pada skor antara 121-160. Perbandingan distribusi data frekuensi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8. Distribusi Data Minat Baca setelah Diberikan Quiz Team skor Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 80 81-120 18 62,1 26 100,00 121-160 11 37,9 Total 29 100,00 26 100,00 2 Kategorisasi Data Minat baca siswa yang merupakan variabel dependent dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala minat baca model skala Likert yang berjumah 40 item pernyataan dengan rentang skor 1-4. Kategorisasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Kategori tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat minat baca siswa. 80 Berikut adalah Kategori skor post-test dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut. Tabel 9. Kategori Skor P ost-test Skor Maksimal 4 X 40 = 160 Skor Minimal 1 X 40 = 40 Mean Ideal µ 200 2 = 100 St. Deviasi α 120 6 = 20 Kategori Batasan Tinggi = x Mi+SDi = 100 + 20 = 120 Sedang = Mi-SDi x Mi+SDi = 80 - 120 Rendah = x Mi – Sdi = 100-80 = 80 Tabel 10. Kategorisasi Minat Baca setelah Diberikan Quiz Team Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Rendah Sedang 18 62,1 26 100,00 Tinggi 11 37,9 Total 29 100,00 26 100,00 Setelah mendapatkan quiz team , kelompok eksperimen termasuk dalam kategori sedang berjumlah 18 siswa 62,1, sedangkan pada kategori sedang kelompok kontrol terdapat 26 siswa 100,00. Siswa dalam kategori tinggi pada kelompok eksperimen terdapat 11 siswa 37,9, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat siswa tergolong kategori tinggi. 81 Terlihat perbedaan peningkatan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah dilaksankannya treatment melalui metode Quiz Team . Hasil yang diperoleh oleh kelompok eksperimen meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment . Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Quiz Team berpengaruh terhadap peningkatan minat baca siswa. Dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini : Gambar 2. Grafik Perbedaaan Kategori Hasil Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. 3 Tendensi Nilai Sentral Setelah diberikan post-tes , kelompok eksperimen memiliki mean, median, modus berturut-turut 116,97, 116,00, dan 104. Sementara mean, median dan modus untuk kelompok kontrol adalah 105,61, 105,00, dan 99 yang dicantumkan pada tabel 11 sebagai berikut. 5 10 15 20 25 30 EKSERIMEN KONTROL SEDANG TINGGI 82 Tabel 11. Tendensi Nilai Sentral Minat Baca setelah post-test Parameter Kel. Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 116,97 105,61 Median 116,00 105,00 Mode 104 99,00 Simpang Baku 16,370 6,1908 Minimum 88 107 Maximum 154 132 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui setelah diberikan Quiz Team kelompok eksperimen memiliki tendensi nilai sentral mean, median, modus yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol, mengindikasikan bahwa minat baca pada kelompok eksperimen yang diberikan quiz team mengalami peningkatan dibandingkan kelompok kontrol. d. Pengujian Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan minat baca antara kelompok siswa yang mendapatkan layanan metode Quiz Team yaitu kelompok eksperimen dengan kelompok yang tidak mendapatkan layanan Quiz Team yaitu kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan dengan metode quiz team diharapkan kelompok eksperimen mengalami peningkatan minat baca lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Hasil analisis uji-t posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. 83 Tabel 12. Hasil Uji-t Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Post-test t p Keterangan -3,326 0,002 Signifikan Hasil uji beda dengan uji t antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat setelah diberikan treatment melalui metode quiz team memberikan hasil t hitung = -3,326 dengan signifikansi p = 0,002. Karena p 0,002 0,05 sehingga ditemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada saat setelah diberikan perlakuan posttest . Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan minat baca siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian selama treatment I berlangsung didapatkan hasil bahwa beberapa aspek diantaranya adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik belum semuanya muncul sehingga minat baca siswa belum meningkat secara maksimal. Tidak semua siswa dalam kelas aktif dalam proses pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang berantusias dengan metode pembelajaran baru. Permasalahan ini dikarenakan masih ditemukan beberapa siswa tidak mengikuti kegiatan dan cenderung melamun tanpa memperhatikan proses pembelajaran yang tengah 84 berlangsung, selain itu masih ada beberapa siswa tidak mengikuti perintah contohnya siswa malah asik berbicara dengan temannya ketika siswa yang lain sedang membaca dan menyimak materi yang sudah diberikan. Pada pelaksanaan treatment II di dapatkan hasil bahwa secara umum pelaksanaan treatment II berjalan lancar, aspek-aspek minat baca yang pada tratment I belum muncul, pada pelaksanaan treatment II ini sudah terlihat. Pada aspek kognitif, terlihat dalam berlangsungnya proses bimbingan belajar siswa membaca atas kemauan sendiri. Pada aspek afektif, terlihat siswa sangat bersemangat dalam berlangsungnya kegiatan, masing-masing siswa terlihat aktif dalam proses tanya jawab mengenai materi yang suda dibaca. Pada aspek psikomotorik berjalan maksimal, terlihat siswa dapat memanfaatkan durasi waktu secara maksimal. Berdasarkan pelaksanaan treatment III, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa berdasarkan aspek-aspek minat baca sudah mulai meningkat, selain itu kemampuan siswa dalam meningkatkan minat baca sudah tampak, dilihat dari treatment I, II, dan III siswa dapat menguasai beberapa materi yang sudah dibaca. Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa dalam penelitian ini menerapakn metode Quiz Team . Menurut Hisyam Zaini 2008: 14 menyatakan metode Quiz Team merupakan salah satu metode belajar bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis. Metode quiz team di gunakan dalam upaya peningkatan minat baca dikarenakan dapat mendorong siswa untuk turut aktif dalam belajar serta membangkitkan 85 presepsi siswa bahwa membaca merupakan suatu kebutuhan dan sangat penting untuk dilakukan. Karena itulah siswa menjadi bersemangat membaca untuk berlomba-lomba meningkatkan akademis. Berdasarkan permasalahan yang diungkap diawal maka didapatkan hasil penelitian yaitu dari pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. kelompok eksperimen termasuk dalam kategori sedang berjumlah 25 siswa 86,2, sedangkan pada kategori sedang kelompok kontrol terdapat 24 siswa 92,3. Siswa dalam kategori tinggi pada kelompok eksperimen terdapat 4 siswa 13,8, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 2 siswa 7,7. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa minat baca siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tergolong dalam kategori sedang. Dapat diketahui sebelum diberikan pre-test , kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata mean sebesar 108,27 sedangkan kelompok kontrol sebesar 107,42. Sementara median pada kelompok eksperimen sebesar 107,00, sedangkan kelompok kontrol sebesar 109,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebelum diberikan quiz team , kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki tendensi nilai sentral yang hampir sama yang mengindikasikan bahwa minat baca pada kedua kelompok ini mendekati sama. Selain itu, berdasarkan uji t- test pretest didapatkan hasil antara kelompok kontrol dan eksperimen memberikan hasil t hitung= -0, 342 dengan signifikansi p = 0, 734, karena p 0,734 0,05 maka dapat diketahui tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksprimen. 86 Setelah mengetahui hasil dari pelaksanaan pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, selanjutnya didapatkan hasil post-test . Setelah mendapatkan quiz team , kelompok eksperimen termasuk dalam kategori sedang berjumlah 18 siswa 62,1, sedangkan pada kategori sedang kelompok kontrol terdapat 26 siswa 100,00. Siswa dalam kategori tinggi pada kelompok eksperimen terdapat 11 siswa 37,9, sedangkan tidak terdapat siswa kategori tinggi pada kelompok kontrol. Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat perbedaan peningkatan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah dilaksankannya treatment melalui metode quiz team . Hasil yang diperoleh oleh kelompok eksperimen jauh lebih meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment . Selain itu, untuk hasil posttest dapat diketahui melalui data mean kelompok eksperimen mengalami peningkatan minat baca dari 108,27 sebelum perlakuan menjadi 116,97 setelah diberi perlakuan dengan metode quiz team dari jumlah siswa sebanyak 29 orang . Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan nilai mean dari 107,42 menjadi 105,61 dari jumlah siswa sebanyak 26 orang. Selain nilai mean kelompok, didapatkan hasil uji t untuk menjawab hipotesis dalam penenlitian ini. Pada saat belum diberikan metode quiz team pretest tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hasil menunjukan t hitung = -0,342 dengan signifikansi p = 0,734. Karena p 0,734 0,05, maka tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada saat pretest . Sedangkan Setelah diberikan perlakuan dengan metode quiz team posttest , 87 terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, didapatkan hasil t hitung = -3,326 dengan signifikansi p = 0,002. Karena p 0,002 0,05. Ini membuktikan bahwa metode quiz team mampu meningkatkan minat baca pada siswa. Dalvi 2006: 68 yang mengungkapkan bahwa metode Quiz Team merupakan salah satu metode belajar yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu siswa yang cenderung pasif akan terdorong untuk aktif berdasarkan aspek kognitif dan afektif. Dengan memberi kesempatan siswa untuk membaca dan mengembangkan apa yang sudah dibaca memicu siswa untuk saling bertanya dan menjawab terkait dengan pembelajaran. Seperti halnya diungkapkan oleh Dalvi 2006: 53, menyatakan bahwa metode pembelajaran Quiz Team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab.

C. Keterbatasan Penelitian

Selama dilaksanakan proses penelitian mengenai peningkatan minat baca siswa melalui metode quiz team terdapat beberapa keterbatasan, antara lain: 1. Adanya keterbatasan waktu sehingga mempengaruhi tingkat minat baca siswa, diantaranya lingkungan dan waktu yang kurang kondusif karena menjelang Ujian Semester.