Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

18 Sebagaimana dikemukakan oleh Dawson dan Bourman dalam Rachman,dkk. 1985: 6-8 bahwa : a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan- bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan carapenyajian sesuai dengan kenyataan individunya. b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau bermanfaat jika murid memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat setiap individu murid. d. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga ayah, ibu, dan saudara kandung juga berfungsi sebagai salah satu pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu murid. e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relative lengkap dan yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan minat baca murid. f. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan murid membaca di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan meningkatan minat baca murid. g. Saran-saran temaan sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca murid. h. Faktor guru yang berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar-mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, kejelian guru dalam memperhatikan perbedaan selera dan minat baca murid sangat mendorong pembinaan, pegembangan dan peningkatan minat baca murid. i. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulan bahwa minat baca secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor : a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak antara lain kecerdasan, pengetahuan bahasa yang dimiliki, kebutuhan dasar anak, jenis kelamin dan faktor psikologi anak dan lain sebagainya. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain sosial ekonomi keluarga, pergaulan teman sebayanya, pengaruh 19 pemberian layanan belajar, lingkungan sekolah anak, dan lain sebagian.

3. Indikator Minat Baca

Minat baca merupakan suatu perhatian dan kesadaran peserta didik untuk membaca buku-buku pelajaran sebagia medianya dalam belajar, menerima tugas-tugas yang menuntut siswa untuk harus membaca yang ditandai rasa senang dan bersungguh-sungguh. Dengan adanya tuntutan dan keinginan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan tentunya hal ini menjadi sebuah kewajiban dan tanpa disadari disitulah minat baca terlahir. Siswa akan memanfaatkan waktu luangnya untuk mencari buku disertai harapan akan memperoleh pengetahuan dan hasil. Indikator minat baca sebagaimana dinyatakan oleh Anik Tri Rahayu 1999: 32 adalah sebagia berikut. a. Senang membaca buku-buku pelajaran. b. Membaca merupakan kebutuhan, bukan paksaan. c. Menggunakan sarana perpustakaan sekolah untuk membaca atau meminjam buku- buku pelajaran. d. Melaksanakan tugas mendiskusikan atau mempelajari suatu buku bacaan. e. Manfaatkan waktu luang untuk membaca. f. Adanya kegiatan utnuk endapatkan informasi. g. Adanya keinginan untuk membuktikan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajarinya belajar yang tinggi.

4. Faktor yang Menghambat Minat Baca

Dalam menumbuhkan minat baca pada siswa tidaklah mudah, berbagai masalah sering dijumpai mulai darihal kecil saja akan sangat menghambat minatnya dalam membaca misalnya malas membaca karena tidak memiliki buku yang sesuai dan enggan untuk mencaritahu 20 dengan berbagai macam alasan. Faktor lingkungan juga merupakan ancaman kuat yang sering dijumpai dapat menghambat minat membaca misalnya kurangnya perhatian orang tua maupun pendidik yang mendorong anak untuk mengenali berbagai buku pengetahuan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rosidi 1972: 24 beberapa faktor penghambat minat baca antara lain : a. Tidak adanya atau kurangnya kegemaran membaca yang dicontohkan oleh orang tua atau guru. b. Tidak ada atau kurangnya bahan-bahan bacaan yang baik yang dapat memuaskan anak-anak. c. Tidakadanya pendidikan dan pembinaan membaca, termasuk pendidikan teknik membaca di sekolah. Menurut Hurlock 1990: 47, semua anak menemukan bahwa kondisi yang sangat membantu penerimaan social adalah minat yang sama dengan anggota kelompok teman sebaya. Bila anggota kelompok teman sebaya misalnya berminat pada bacaan, anak yang ingin diterima sebagai anggota kelompok harus menunjuikan minat terhadap bacaan, begitu juga sebaliknya.

5. Ciri-Ciri Minat Baca

Apabila seorang siswa menyadari bahwa membaca adalah sebuah kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keilmuannya, tentu rasa keingintahuan terhadap buku akan semakin meningkat pula. Hal ini ditandai oleh berbagai kegiatan berupa belajar kelompok, bersama-sama mengunjungi perpustakaan sekolah guna mencari berbagai bacaan baru, menggunakan waktu luangnya untuk sering membaca, dengan demikian minat membaca siswa akan semakin kuat. Syaiful Rijal 2005: 3 21 mengemukakan bahwa seorang anak yang mempunyai minat baca tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a. Senantiasa berkeinginan untuk membaca Buku itu gudangnya ilmu, membaca adalah kuncinya. Sejatinya membaca nyaris identik dengan ilmu pengetahuan, suatu aspek peradaban manusia yang utama mengantarkan manusia dapat mengembangkan kehidupannya. Budaya membaca merupakan salah satu penentu utama yang membuat ilmu pengetahuan berkembang pesat dan mengantarkan manusia ke dalam kehidupan dinamis, serta berwawasan luas sehingga manusia gampang dalam menjalankan kehidupannya. b. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca Pada saat ini minat dan kegemaran membaca masyarakat kita masih tumbuh pada lapisan tertentu, yaitu kalangan akademisi, tokoh masyarakat dan yang karena kedudukan dan tugasnya dituntut untuk membaca. Bagi sebagian besar masyarakat termasuk peserta didik, kegiatan membaca belum merupakan kebiasaan bahkan mereka masih menganggap bahwa tanpa membaca sekalipun seseorang dapat mencapai sesuatu yang diinginkan. Untuk itu harus ada upaya yang sungguh-sungguh dan konsisten dalam membudayakan gemar membaca. c. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca Kesempatan dan peluang untuk membaca banyak dimiliki oleh setiap orang, namun sedikit yang dapat memanfaatkan setiap peluang tersebut untuk membaca. Membaca adalah satu hal yang kurang diminati oleh masyarakat umum bahkan cendrung ditakuti karena dianggap membosankan dan menjemukan. Hanya kalangan tertentu yang mempunyai minat baca yang tinggi sajalah yang akan menggunakan setiap peluang waktu untuk membaca.

6. Tujuan dan Manfaat Minat Baca

Menurut Heilman dalam Rachman 1985: 9 menyebutkan bahwa minat baca memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut. a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik yang menarik. b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri. c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dighuninya. d. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain. 22 e. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya. f. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah percintaan orang-orang lain.

B. Kajian Tentang Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere kata Belanda, adolescentia yang berarti remaja yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa dalam Hurlock, 1980: 206. Istilah adolescence , seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti luas mencangkup kematangan mental, emosional dan fisik. Pendapat lain dijelaskan pula oleh Piaget dalam Hurlock, 1980: 206 bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada di dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sedang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Seperti yang dijelaskan oleh Monks dalam Hurlock, 1980: 206 bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai saat anak secara seksual matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. 23 Berdasarkan yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang berusia 12-21 tahun yang sedang mengalami masa peralihan.

2. Karakteristik Remaja

Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1980: 207 karakteristik masa remaja anatara lain : a. Masa remaja sebagai periode yang penting. Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai, dan minat baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan. Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya. Tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang, serta mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada tahap berikutnya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang teerjadi dengan pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang juga berlangsung pesat.