27 f.
Mempersiapkan karier ekonomi. g.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h.
Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk bertingkah laku.
Dari tugas-tugas dan perkembangan remaja tersebut bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada remaja untuk mengetahui harapan
masyarakat terhadap dirinya pada usia-usia tertentu sehingga memberikan motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan dari
mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka.
5. Perkembangan Minat Baca Pada Remaja
Remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional Santrock, 2003: 17. Masa remaja sedang mengalami masa peralihan dimana mereka mulai termotivasi untuk lebih
matang atas dasar dorongan dan pengaruh dari lingkungan, teman sebaya, status dan sosial serta minat untuk mengembangkan dirinya.
Oleh karena itu peran guru sangatlah penting dalam mengembangkan minatnya dalam pendidikan. Hurlock 2002: 217-221 menyatakan minat
baca remaja merupakan sebuah aktivitas rekreasi dan remaja sebagai seorang pelajar seharusnya memiliki minat baca yang tinggi karena itu
adalah sebuah kebutuhan. Pendapat tersebut sangat sesuai dengan apa yang sudah seharusnya menjadikan membaca adalah suatu hak dan
kewajiaban bagi setiap siswa SMA. Karena itulah guru mendorong siswa
28 supaya menyenangi membaca dan menjadikan membaca adalah
kebiasaan yang menyenangkan.
C. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan. Sering kali siswa mengalami
kegagalan dalam belajar disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai.
Prayitno dan Amti 1994: 279 mengemukakan layanan bimbingan belajar belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap: a pengenalan siswa
yang mengalami masalah belajar, b pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan c pemberian bantuan pengentasan
masalah belajar.
1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Disekolah sering dijumpai adanya siswa yang gagal dalam belajar, seperti angka raport yang rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian
akhir. Siswa yang mengalami hal tersebut adalah siswa yang mengalami masalah dalam belajar, seperti yang disebutkan oleh Prayitno dan Amti
1994: 279-280 masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragam diantaranya sebagai berikut.
a. Keterlambatan
akademik, yaitu
keadaan siswa
yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi
tidak dapat memanfaatkan secara optimal. b.
Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau
29 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk
memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi itu.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran
khusus.
d. Kurang memotivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi
siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-
nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya.
2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalah belajar yang dihadapi tidak berlarut-larut yang
nantinya akan mempengaruhi proses perkembangan siswa. Prayitno dan Amti 1994: 284 mengemukakan beberapa upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan a pengajaran perbaikan, b kegiatan pengajaan, c peningkatan motivasi belajar, dan d pengembangan sikap dan kebiasaan
belajar yang efektif. Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan konselor atau guru
bimbingan dan konseling dalam membantu memotivasi siswa dalam belajar seperti yang dikemukakan oleh Prayitno dan Amti 1994: 286
diantaranya sebagai berikut. a.
Guru memperjelas tujuan-tujuan belajar, sehingga siswa terdorong untuk lebih giat dalam belajar apabila telah
mengetahui tujuan atau sasaran yang akan dicapai.