Pengertian Pemberdayaan Perempuan Tinjauan Tentang Pemberdayaan Perempuan
17 Menurut Andi Hanindito “ pemberdayaan perempuan merupakan upaya
peningkatan kemampuan perempuan dalam memperoleh akses dan kontrol terhadap semua sumber daya dalam seluruh aspek kehidupan Andi Hanindito,
2011: 11”. Menurut Hakristuti “pemberdayaan perempuan sebagai langkah tindak yang efektif untuk memerangi kemiskinan, kelaparan dan penyakit, dan
pencapaian pembangunan yang benar – benar berkelanjutan Hakristuti dkk, 2008: 17”. Menurut Onny S. Prijono menyatakan bahwa “ proses pemberdayaan
perempuan merupakan tindakan usaha perbaikan atau peningkatan ekonomi, sosial budaya, politik, dan psikologi baik secara individual maupun kolektif yang
berbeda menurut kelompok etnik dan kelas sosial Onny S. Prijono, 96: 200. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
perempuan memiliki tujuan untuk mengerakkan kemampuan yang dimiliki perempuan agar mereka terpenuhi haknya sebagai perempuan dan dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki untuk memperbaiki diri dalam segala aspek kehidupan sehingga kelak dapat ikut andil dalam pembangunan yang
berguna untuk mensejahterakan perempuan. Menurut Kindervatter dalam buku Manajemen Pemberdayaan
Perempuan Anwar, 2007: 77 “pemberdayaan sebagai proses pemberian kekuatan atau daya dalam bentuk pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran,
pengertian, dan kepekaan warga belajar terhadap perkembangan sosial ekonomi dan politik sehingga kelak dapat meningkatkan kedudukannya dalam
masyarakat”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan sikap partisipasi
18 masyarakat dimana pemberdayaan sebagai kunci dalam pembangunan demi
tercapainya sumber daya manusia yang yang maju dan mampu bersaing di dalam era globalisasi sekarang ini.
Pemberdayaan perempuan menjadi sangat penting dikaitkan dengan perempuan dan kriminalitas dengan harapan perempuan tidak terjerumus ke dalam
tindakan – tindakan kriminal. Pemberdayaan Perempuan diperuntukan bagi semua perempuan tanpa terkecuali termasuk juga para perempuan yang terjerumus ke
dalam tindak kejahatan dan harus mempertanggungjawabkan atas apa yang telah mereka perbuat dengan menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan
sehingga kelak ketika kembali ke masyarakat tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi dan mampu memperbaiki diri. Fenomena perempuan menjadi subyek
kriminalitas ini dapat digambarkan akibat kehidupan perekonomian mereka namun terhalang oleh sumber daya manusia yang masih rendah dan ketidaktahuan
tentang hukum yang ada .