45 2
Membangun kerja sama dengan mengoptimalkan keterlibatan stake holder dan masyarakat dalam upaya pembinaan WBP.
3 Mendayagunakan potensi sumber daya manusia petugas dengan kemampuan
penguasaan tugas yang tinggi dan inovatif serta berakhlak mulia.
4. Tujuan Lembaga Pemasyarakatan
a. Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat berperan
aktif dalam pembangunan dan dapat hidup wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
b. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di Rumah
Tahanan Negara dan Cabang Rumah tahanan dalam rangka memperlancar proses penyelidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
5. Sasaran
Sasaran pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan adalah dalam meningkatkan kualitas hidup Warga Binaan Pemasyarakatan yang
meliputi : a.
Kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b.
Kualitas intelektual c.
Kualitas sikap dan perilaku d.
Kualitas profesionalismeketerampilan e.
Kualitas kesehatan jasmani dan rohani
46 Sasaran pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan pada dasarnya juga
merupakan situasikondisi yang memungkinkan bagi terwujudnya tujuan pemasyarakatan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan ketahanan sosial
dan ketahanan nasional. Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan sebagai berikut :
1 Isi Lembaga Pemasyarakatan lebih rendah dari pada kapasitas.
2 Menurunkan secara bertahab dari tahun ketahun angka pelarian dan gangguan
kamtib. 3
Meningkatkan secara bertahab jumlah Narapidana yang bebas sebelum waktunya melalui proses asimilasi dan integrasi.
4 Semakin menurunnya dari tahun ketahun angka residivis.
5 Semakin meningkatnya jenis-jenis institusi sesuai dengan kebutuhan berbagai
jenisgolongan Narapidana. 6
Secara bertahab perbandingan banyaknya narapidana yang bekerja di bidang industri dan pemeliharaan adalah 70 ; 30
7 Prosentase kematian dan sama dengan prosentase di masyarakat.
8 Biaya perawatan sama dengan kebutuhan biaya minimal manusia pada
umumnya. 9
Lembaga Pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara. 10
Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam lembaga pemasyarakatan dan semakin
berkurangnya nilai-nilai sub kultur penjara dalam Lembaga Pemasyarakatan
47
6. Program Strategis
Berdasarkan sasaran penelitian maka ditetapkan 10 program strategi yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Direktorat Jendral Pemasyarakatan :
1. Pengendalian isi LapasRutanCabrutan.
2. Peningkatan upaya-upaya pencegahan dan penindakan gangguan keamanan
dan ketertiban. 3.
Peningkatan kegiatan asimilasi dan integrasi 4.
Penurunan angka residivis. 5.
Peningkatan jumlah dan prasarana Lembaga Pemasyarakatan. 6.
Peningkatan jumlah tenaga kerja narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja produktif.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan.
8. Peningkatan upaya perawatan kesehatan, kebersihan dan pemeliharaan
Lembaga Pemasyarakatan. 9.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembinaan dan pembimbingan.
10. Peningkatan kuantitas dan kesejahteraan petugas Pemasyarakatan.
7. Sistem Pembinaan Terpadu
Narapidana bukan saja obyek melainkan juga subyek yang sama dengan
manusia lainnya yang sewaktu-waktu dapat melakukan kesalahan atau kekhilafan yang dapat dikenakan pidana. Sehingga manusia tersebut jangan dikucilkan
apalagi dibrantas. Sedangkan yang harus dibrantas adalah faktor-faktor penyebab
48 yang mengakibatkan manusia tersebut berbuat yang bertentangan dengan hukum,
norma-norma, aturan dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sistem Pemasyarakatan adalah merupakan suatu tatanan mengenai arah
dan batas serta cara pembinaan warga Binaan Pemasyarakatan yang berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara petugas pemasyarakatan dan
Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh
masyarakat, dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Lembaga Pemasyarakatan sebagai ujung tombak bagi pelaksanaan Undang-Undang No.12 tahun 1995, juga merupakan tempat untuk mencapai
tujuan tersebut diatas. Lembaga Pemasyarakatan mengadakan kegiatan-kegiatan Pembinaan, Rehabilitasi dan Reintegrasi. Sejalan dengan peran Lembaga
Pemasyarakatan tersebut maka tepatlah bila Petugas Pemasyarakatan yang melaksanakan tugas-tugas pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan
ditetapkan sebagai Pejabat Fungsional Penegak Hukum. Pejabat Fungsional Penegak Hukum mempunyai kewajiban atas terselenggaranya kegiatan-kegiatan
pembinaan, rehabilitasi dan reintegrasi di Lembaga Pemasyarakatan.
8. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta dapat dilihat melalui bagan di bawah ini: