Konsep Pemberdayaan Perempuan Tinjauan Tentang Pemberdayaan Perempuan

21 Dari pendapat di atas, strategi yang digunakan memperlihatkan bahwa pemberdayaan perempuan yang dilakukan menampilkan bahwa peran perempuan sangatlah besar dalam kehidupan bemasyarakat dan tidak hanya menjalankan tugasnya sesuai kodrat sebagai ibu rumah tangga. Perempuan juga perlu untuk mengakses dan ikut andil dalam pembangunan sehingga perempuan mampu untuk melakukan perubahan yang lebih baik untuk dirinya dan negaranya. Menurut Gunawan Sumodiningrat bahwa untuk melakukan pemberdayaan perempuan perlu tiga langkah yaitu berkesinambungan : 1 Pemihakan, artinya perempuan sebagai pihak yang hendak diberdayakan harus dipihaki daripada laki- laki 2 Penyiapan, artinya pemberdayaan menuntut kemampuan perempuan untuk bisa ikut mengakses, berpartisipasi, mengontrol, dan mengambil manfaat 3 Perlindungan, artinya memberikan proteksi sampai dapat dilepas Riant Nugroho, 2008: xxi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan mendapatkan hak – haknya sebagai perempuan dan melakukan kewajibannnya sebagai perempuan dan dalam hal ini pemberdayakan yang diberikan dapat memberikan banyak manfaat kepada perempuan sehingga perempuan mampu mengembangkan dirinya untuk lebih aktif dari sebelumnya di berbagai aspek kehidupan. Dalam pemberdayaan perempuan, konsep kesejajaran perempuan dan laki – laki mengandung makna tidak ada pihak yang menguasai dan dikuasai, tidak ada yang mengeksploitasi dan dieksploitasi, tetapi mengandung arti kaum perempuan dan laki – laki saling memberdayakan sehingga mengakibatkan adanya dialog dalam komunikasi Onny, 1996: 201. Hal ini menandakan bahwa pemberdayaan perempuan tidak mendominasi dan menggeser peran laki – lkai, 22 namun lebih kepada saling memberdayakan dan saling menguntungkan yang berdasarkan atas kebersamaan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki masing – masing sehingga semua mampu dan berdaya sehingga terjadinya keselarasan antar keduanya.

3. Tinjauan Tentang Lembaga Pemasyarakatan

a. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan

Menurut Priyatno “ Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan dan anak didik pemasyarakatan Priyatno, 2006:105”. Pengertian lain tentang Lembaga Pemasyarakatan adalah “suatu lembaga dibawah departemen kehakiman yang bertujuan untuk membina Warga Binaan Pemasyarakatan dengan memanfaatkan potensi dari Warga Binaan Pemasyarakatan, petugas lembaga, serta masyarakat sesuai dengan kemampuan dan bakat serta minat demi terwujudnya kesejahteraan sosial Warga Binaan Pemasyarakatan dan masyarakat Jumiati, 1995: 13”. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan merupakan suatu tempat dalam melakukan pembinaan bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan pemasyarakatan yang dilakukan oleh Petugas Pemasyarakatan agar Warga Binaan Pemasyarakatan memiliki keterampilan demi terwujudnya kesejahteraan sosial Warga Binaan Pemasyarakatan. Fungsi Lembaga Pemasyarakatan adalah untuk membina Warga Binaan Pemasyarakatan Warga Binaan Pemasyarakatan agar mereka memiliki kemampuan atau keterampilan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki sehingga kelak mereka memiliki kepercayaan diri kembali dan mampu diterima kelak saat 23 kembali di masyarakat. Konsep pemasyarakatan itu sendiri pertama kali digagas oleh Menteri Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat.

b. Pengertian Sistem Pemasyarakatan

Di Indonesia menganut sistem pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan yang lebih dikenal dengan “pemasyarakatan” .Berdasarkan Undang – Undang No. 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan disebutkan bahwa: sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan tentang arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindakan pidana sehingga dapat kembali dan diterima oleh masyarakat dan dapat ikut berperan dalam pembangunan sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Menurut Pasal 2 UU No. 121995 tujuan diselenggarakannya sistem pemasyarakatan adalah “dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab”. Dalam membentuk warga binaannya agar mampu kelak berperan dalam pembangunan diperlukan juga keikutsertaan masyarakat, baik dalam hal pembinaannya maupun dalam hal sikap bersedia kembali warga binaan yang kelak akan bergabung kembali di tengah – tengah masyarakat sehingga mereka tidak merasa terkucilkan.