Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan di Lembaga

26 Menurut Kindervatter dalam buku Manajemen Pemberdayaan Perempuan Anwar, 2007: 98 “pemberdayaan melalui pendidikan non formal memfokuskan kepada peserta didik dalam bentuk kelompok dan menekankan pada proses objektif, misalnya penguasaan dan keterampilan”. Pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan diberikan dalam bentuk pemberian pembinaan keterampilan, fisik, dan psikis. Jadi dengan adanya pemberdayaan melalui pembinaan ini masalah – masalah yang terjadi dapat teratasi melalui pembinaan dan pendidikan non formal yang sangatlah penting dalam pengembangan sumber daya manusia dengan program – program yang berbasis potensi alam dan sosial budaya untuk memberdayakan masyarakat yang dapat direalisasikan melalui pemberdayaan di bidang keterampilan. Sistem pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan tidak hanya pemberikan pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatannya namun juga usaha rehabilitasi dan bagaimana mereka dapat kembali berbaur dengan masyarakat. Pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan sangatlah penting bagi semua Warga Binaan Pemasyarakatan untuk mencapai kemandirian. Pembinaan yang dilakukan antara Warga Binaan Pemasyarakatan laki – laki dan perempuan pun ada yang berbeda. Hal ini disesuaikan dengan potensi yang dimiliki dari Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam pembinaannya sistem pemasyarakatan mengenal dua jenis program pembinaan dan pembimbingan yaitu program pembinaan kepribadian dan program pembinaan kemandirian yang meliputi pembinaan rohani dan jasmani. Kedua jenis program pembinaan ini diintegrasikan secara terpadu sebagai upaya 27 peningkatan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan menyangkut aspek: ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kesadaran berbangsa dan bernegara, intelektual, sikap dan perilaku, kesehatan jasmani dan rohani, kesadaran hukum, re-integrasi sehat dengan masyarakat yang terkait dengan program pembinaan kepribadian, serta keterampilan kerja dan latihan kerja produksi Adi Sujatno, 2008: 29.

b. Prinsip Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

Dalam sistem pemasyarakatan terdapat prinsip pemsyarakatan yang disepakati sebagai pedoman, pembinaan, terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1 ayomi dan berikan bekal hidup agar mereka dapat menjalankan peranannya sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna 2 penjatuhan pidana bukan tindakan balas dendam Negara 3 berikan bimbingan bukan penyiksaan supaya mereka bertobat 4 negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau jahat daripada sebelum dijatuhi pidana 5 selama kehilangan kemerdekaan bergerak, para Warga Binaan Pemasyarakatan dan anak didik harus dikenalkan dengan dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat 6 pekerjaan yang diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan dan anak didik tidak boleh bersifat sekedar pengisi waktu,juga tidak boleh diberikan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dinas atau kepentingan Negara sewaktu – waktu saja 7 bimbingan dan didikan yang diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan dan anak didik harus berdasarkan Pancasila. 8 Warga Binaan Pemasyarakatan dan anak didik sebagai orang – orang yang tersesat adalah manusia dan mereka harus diperlakukan sebagai manusia. 9 Warga Binaan Pemasyarakatan dan anak didik hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaaan sebagai salah satu derita yang dialami 10 disediakan dan dipupuk sarana – sarana yang dapat mendukung fungsi rehabilitatif, korektif dan edukatif dalam system pemasyarakatan Paramarta dkk, 2004: 35 – 36. Pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang bertujuan untuk memberikan kondisi bagi Warga Binaan 28 Pemasyarakatannya. Dalam pasal 5 Undang – undang No. 12 tahun 1995 dijelaskan bahwa “sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas pengayoman, persamaan perlakuan dan pelajaran, pendidikan, pembinaan, penghormatan harkat dan martabat manusia, dan kehilangan kemerdekaan merupakan satu – satunya penderitaan”. Dengan asas pembinaan ini diharapkan dapat membuat warga binaan menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatan kriminal yang pernah dilakukannya serta pembinaan yang dilakukan dapat memenuhi hak asasi setiap warga binaan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian – penelitian yang sudah ada sebelum penelitian dilakukan oleh seorang peneliti yang dijadikan sebagai pedoman ataupun sumber lain untuk pelengkap data penelitian. Adanya penelitian yang relevan menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan bukan merupakan suatu penelitian yang baru. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah: 1 Pelaksanaan Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan dan Pembebasan Bersyarat Di Rumah Tahanan Negara Studi Di Rumah Tahanan Negara Bantul, oleh Etti Kusumawati, jurusan ilmu hukum, Fakultas Hukum, Universitas Widya Mataram Yogyakarta, ditulis pada tahun 2012. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang bentuk pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan, syarat dan tata cara pembebasan bersyarat, kendala yang dihadapi, dan menemukan solusi yang tepat untuk memaksimalkan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan di dalam rutan.