99 kedua belah pihak tersebut dapat menjadi motivator terbesar mereka untuk
bangkit kembali dan sebagai semangat mereka untuk melakukan perbuatan yang lebih baik dan tidak mengulang kesalahan yang dulu pernah mereka lakukan. Ini
menandakan bahwa pemberian jam kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan sudah cukup baik karena telah memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan
psikologi mereka dengan bertemu dengan keluarga dan kerabat mereka, karena dengan inilah mereka dapat menemukan ketenangan jiwa.
c. Kondisi Sosial
Kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan yang tinggal di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta tentunya sangat
berbeda dengan kehidupan di luar karena di dalam Lembaga Pemasyarakatan mereka hanya dapat berkomunikasi dengan Petugas Pemasyarakatan dan rekan –
rekan sesama Warga Binaan Pemasyarakatan serta dibatasi oleh aturan – aturan yang mengikat tidak seperti kehidupan di luar Lembaga Pemasyarakatan yang
bebas. Komunikasi yang terjalin antara Warga Binaan Pemasyarakatan
Perempuan dengan Petugas Masyarakat terjalin dengan baik, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu “LL” selaku Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan,
yaitu : “Alhamdulilah ya mbak disini petugasnya baik – baik sih mbak tapi ya
tetap ada juga mbak yang kadang – kadang galak, ya wajar aja sih mbak kan disini mereka kan mengatur kita dan kadang kita ngeyel juga e mbak,
tapi ya meskipun gitu kita disini hidupnya harmonis kok mbak”
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu “RB”, yaitu:
100 “ Kita disini akrab kok mbak sama petugas sini. Ibu sama Bapaknya ramah
– ramah mbak, paling ya ada yang galak tapi ya kalau kita ada salah aja mbak”
Diperkuat dengan pernyataan Ibu “KS” selaku Petugas Pemasyarakatan, yaitu
“Sejauh ini terjalin baik ya mbak hubungan petugas dengan Warga Binaan. Mereka juga sering berbagi cerita dengan kita karena kita disini juga
menjadi beberapa wali bagi Warga Binaan”
Dari wawancara di atas dapat terlihat bahwa komunikasi yang terjalin antara Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan dengan Petugas
Pemasyarakatan terjalin dengan baik dan para Warga Binaan Pemasyarakatan perempuan pun tidak segan untuk berbagi cerita kepada Petugas Pemasyarakatan
sehingga mereka dapat mengurangi masalah yang mereka hadapi dengan solusi yang diberikan oleh Petugas Pemasyarakatan yang juga bertindak sebagai wali
dari Warga Binaan Pemasyarakatan baik perempuan maupun laki - laki. Selain hubungan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan dengan
Petugas Pemasyarakatan, hubungan yang harmonis harusnya juga terbentuk oleh hubungan antar sesama Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan. Kehidupan
yang dilakukan bersama – sama di dalam Blok perempuan dan melakukan kegiatan bersama – sama setiap harinya tentunya harmonis namun terkadang
terjadi ketidakharmonisan sebagaimana yang diungkapkan Ibu “WW” yaitu: “baik sih mbak, kita akur kok disini paling ya cuma salah paham sedikit
tapi ya gak lama mbak biasa lah kalau perempuan” Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu “RB”, yaitu:
“ baik – baik aja kok mbak, kita disini malah akrab. Kalaupun ada keributan dikit ya paling cuma sebentar mbak”