31 Akibat kemiskinan yang dialami dalam kehidupan keluarga terkadang
sebagian kaum perempuan juga ikut menggeluti dunia kerja untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Namun, akibat tidak dibekali dengan
sumber daya manusia yang cukup baik sehingga ada sebagian kaum perempuan yang terjerumus ke dalam tindakan kriminalitas. Tindakan kriminalitas yang
dilakukan beraneka ragam seperti penipuan, pencurian bahkan pembunuhan dan sehingga sebagian dari mereka menjadi Warga Binaan Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta merupakan salah satu tempat dimana dilakukan pembinaan terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatannya. Tidak hanya Warga Binaan Pemasyarakatan laki – laki namun juga Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan. Warga Binaan
Pemasyarakatan Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan ini dibina dengan diberikan pembinaan kepribadian maupun kegiatan kemandirian.
Dalam pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan ini peneliti ingin mencoba mengetahui bagaimana pemberdayaan yang dilakukan melalui
pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan mencari tentang bagaimana perencanaan dalam melakukan pembinaan terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatannya dan kemudian bagaimana bentuk pembinaan tersebut di lapangannya. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui tentang evaluasi dan
kendala dan faktor pendukung dalam melakkan pembinaan tersebut serta persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan yang telah dibina di Lembaga
Pemasyarakatan tersebut tentang manfaat dari pembinaan yang dilakukan
32 sehingga Warga Binaan Pemasyarakat diharapkan kelak dapat aktif, percaya diri,
dan mampu bersosialisasi kembali di lingkungan masyarakat.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir
Masalah kriminalitas perempuan
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta
Pelaksanaan Pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan
9 Proses pembinaan
9 Evaluasi
9 Faktor pendukung dan faktor
penghambat Perencanaan Pembinaan
Warga Binaan Pemasyarakatan
Hasil pemberdayaan perempuan melalui pembinaan
Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan
Pemberdayaan perempuan melalui pembinaan WBP
33
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian yang dapat menjawab permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan sebelum melakukan pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan Perempuan? 2.
Program apa saja yang diberikan dalam pemberdayaan perempuan melalui pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan?
3. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui pembinaan Warga
Binaan Pemasyarakatan Perempuan yang dilakukan? 4.
Darimana anggaran yang digunakan untuk pembinaan? 5.
Apakah ada program pembinaan yang dilakukan berbasis potensi alam dan sosial budaya?
6. Bagaimana bentuk evaluasi dari proses pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan Perempuan? 7.
Bagaimana perubahan yang terjadi pada Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan setelah mendapatkan pemberdayaan perempuan melalui
pembinaan? 8.
Faktor apa saja yang mendukung dalam pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan?
9. Faktor apa saja yang menghambat dalam pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan Perempuan?
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang berjudul “ Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Warga Binaan di Lembaga Pemasyaraktan Klas IIA Wirogunan Yogyakarta ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang memahami suatu fenomena yang terjadi pada subjek penelitian seperti sikap dan persepsi. Menurut Lexy Moleong
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menjelaskan, menggambarkan suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Lexy Moleong, 2011: 6. Pendekatan kualitatif ini untuk menjelaskan secara mendalam tentang
pemberdayaan perempuan melalui pembinaan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta. Dengan pendekatan kualitatif
ini diharapkan temuan – temuan empiris dapat dijelaskan secara rinci, jelas, dan akurat dalam berbagai pembinaan dalam upaya pemberdayaan perempuan.
B. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian
1. Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan purpose sampling. Purpose sampling dilakukan dengan mengambil orang – orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut ciri – ciri spesifik dan dimiliki oleh sampel itu serta dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian Nasution,
2006: 98.