Uji Validitas Rasional Uji Validitas Empiris

61 Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Konseli Sesudah Treatment No Aspek yang diteliti Deskripsi Pertanyaan 1. Tanggapan konseli mengenai teknik thought stopping 1. Apakah Saudara memahami tentang teknik thought stopping? 2. Apakah Saudara memahami prosedur teknik thought stopping? 3. Apakah Saudara merasakan manfaat dari teknik thought stopping untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum? 4. Bagaimana pengalaman Saudara dalam menerapkan teknik thought stopping untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum?

H. Uji Coba Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto 2002:144, baik buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap benar tidaknya data yang diperoleh, sedangkan benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Untuk mengetahui kelayakan instrumen terlebih dahulu dilakukan uji coba guna membakukannya, dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Tujuan dilakukanya uji coba untuk mengetahui instrumen yang dipergunakan sudah valid dan reliabel.

1. Uji Validitas Rasional

Uji validitas rasional bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk dan isi. Uji validitas instrumen dilakukan oleh dosen ahli adalah Dr. Budi Astuti, M. Si. Uji validitas dilakukan dengan meminta pendapat dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai M dan Tidak Memadai TM. Item yang diberi nilai M berarti item tersebut dapat digunakan dan item TM dapat memiliki dua 62 kemungkinan yaitu item tersebut tidak dapat digunakan atau masih dapat digunakan dengan revisi. Hasil penelitian menunjukkan secara riil hampir seluruh item pada skala kecemasan berbicara di depan umum termasuk memadai. Terdapat item-item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil penimbangan dari dosen ahli dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan redaksi supaya mudah dipahami mahasiswa. Langkah berikutnya dilakukan uji keterbacaan terhadap 6 orang mahasiswa FIP yang tidak diikutsertakan dalam sampel penelitian tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Uji keterbacaan dimaksudkan untuk melihat sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden sebelum digunakan untuk kebutuhan penelitian. Hasil uji keterbacaan item pernyataan pada skala dapat dipahami oleh empat mahasiswa yang melakukan uji keterbacaan. Uji coba diberikan kepada mahasiswa berjumlah 40 mahasiswa. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan, khususnya pada mahasiswa prodi BK angkatan 2011 kelas C.

2. Uji Validitas Empiris

Validitas menurut Suharsimi Arikunto, 2002:144 adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Saifuddin Azwar 2007:56, berpendapat bahwa setelah diperoleh kumpulan item, maka item diujikan secara empiris field-tested. Uji coba empiris field-tested harus 63 dilakukan dalam situasi dan kondisi testing yang sebenarnya sehingga respon atau jawaban subyek merupakan respon yang sesungguhnya. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut: } Y Y N X - X {N Y X XY N r 2 2 2 2 xy           Keterangan : N : jumlah subyek X : skor butir Y : skor total Xy: jumlah hasil kali skor x dengan skor y X : jumlah x Y : jumlah y r xy : koefisien korelasi Suharsimi Arikunto 2002:170 Harga r xy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dan harga r tabel pada taraf signifikasi 5. Jika harga r hitung yang diperoleh lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikasi 5, maka butir instrumen yang dimaksud tidak valid. Setelah r xy hitung ditemukan, kemudian dikonsultasikan dengan tabel untuk mengetahui butir yang sah dan tidak sah. Dengan pedoman bila r hitung ≥ r tabel pada signifikansi 5 maka butir valid. Berdasarkan uji coba instrumen yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan rumus product moment pada taraf signifikasi 5 dan N= 40 dan dikonsultasikan dengan r table 0,207 maka instrumen yang digunakan valid 64 jika r hitung r tabel. Dari 42 item pada instrumen skala kecemasan berbicara di depan umum, terdapat 4 item yang tidak valid. Dengan demikian item yang digunakan dalam instrumen penelitian menjadi 38 item. Berikut ini hasil uji validitas mengunakan SPSS for Windows versi 17.0. Tabel 6. Rangkuman Item Sahih dan Item Gugur Variabel Jumlah Item Sebelumnya Jumlah Item Gugur Jumlah Item Sahih Kecemasan berbicara di depan umum 42 4 2,9,13,34 38 1,3,4,5,6,7,8,10,11,12,14,15,16, 17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,2 7,28,29,30,31,32,33,35,36,37,38, 39,40,41,42 Tabel 7. Kisi-kisi Skala Kecemasan Berbicara di Depan Umum setelah Uji Coba Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Ke ce m asa n be rbic ar a di de pa n umum Gejala Kognitif Tidak dapat berkonsentrasi 5, 12, 41 16, 17, 29 6 Gejala Afektif Malu 33, 23 1, 7 4 Khawatir 25 14, 26 3 Tegang 3, 15 37 3 Gelisah 21 10 2 Putus asa 35 - 1 Murung - 42 1 Gejala Motorik Menggaruk- garuk kepala - 11 1 Muka tegang - 4 1 Gugup 28, 36 19, 39 4 Kesukaran dalam berbicara - 6 1 Gejala Somatik Gemetar 27 8 2 Jantung berdebar 24, 38 18 3 Keluar keringat dingin 30, 31, 32 22 4 Buang air kecil 1 40 2 65

3. Uji Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

17 169 81

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TERAPI THOUGHT STOPPING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

3 24 25

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN SAAT BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasaan saat Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

3 13 13

Tingkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum dan implikasinya terhadap pengembangan program bimbingan peningkatan kepercayaan diri berbicara di depan kelas

5 22 104

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

1 1 13

KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara di Depan Umum 1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum - HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DAN EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSI

0 0 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum 1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum - HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA - UMBY repository

0 0 16