ALUR PROSEDUR KONSELING THOUGHT STOPPING TS

156 pikiran atas arahan konselor dalam penggunaan teknik thought stopping sampai pekerjaan rumah PR. Pedoman pelaksanaan konseling dengan teknik thought stopping ini, dimaksudkan sebagai panduan bagi konselor dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling, terutama dalam pelaksanaan layanan konseling. Pada tahap pertama dibahas mengenai penghentian pikiran atas arahan konselor. Tahap kedua dibahas mengenai penghentian pikiran atas arahan konseli. Tahap ketiga dibahas mengenai penghentian pikiran atas arahan konseli. Tahap keempat dibahas mengenai pergantian pikiran-pikiran yang asertif atau positif. Selanjutnya tahap terakhir adalah mengenai pekerjaan rumah dan evaluasi terhadap pelaksanaan proses konseling.

B. ALUR PROSEDUR KONSELING THOUGHT STOPPING TS

Penulis menyusun alur konseling thought stopping dengan maksud agar dapat menjadi acuan dalam praktek konseling. Alur prosedural ini terdiri dari enam tahap. Secara prosedur, pelaksanaan konseling thought stopping dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahap konseling TS Tujuan yang ingin dicapai Langkah-langkah yang dilakukan Tahap 1 Penghentian pikiran atas arahan konselor 1. Menciptakan hubungan yang hangat dan akrab dengan konseli. 2. Konseli mampu me- ngungkapkan situasi masalah dan pikiran menyalahkan diri 1. Konselor mengawali pertemuan dengan topik netral. 2. Konselor meminta konseli untuk menyadari pikiran- pikiran yang 157 yang dialami. 3. Konseli memahami tujuan konseling. 4. Konseli menyatakan kesediaan mengikuti proses konseling. 5. Konseli memahami prosedur teknik thought stopping yang akan dilaksanakan dalam konseling. 6. Konseli mampu memahami dan mendeskripsikan atau mengungkapkan situasi masalah dan pikiran yang dialami. 7. Konseli mampu memahami interupsi “stop” dalam menghilangkan pikiran negatif. 8. Konseli mampu mengontrol pikirannya. 9. Konseli merenungkan hasil pertemuan tahap 1. menyalahkan dirinya. 3. Konselor menjelaskan tujuan pelaksanaan teknik thought stopping.. 4. Konselor mengkonfirmasi pada konseli tentang kesediaan konseli untuk menggunakan teknik ini. 5. Konselor menjelaskan prosedur TS tanpa memperagakan terlalu jelas cara menghentikan pikiran negatif. 6. Konselor meminta konseli duduk rileks dan mengungkapkan semua pikiran yang ada dibenak dengan keras. 7. Konselor menginterupsi dengan keras mengucapkan kata “stop”. 8. Konselor menunjukkan bagaimana interupsi “stop” dapat menghen- tikan pikiran negatif. 158 9. Konselor memberikan pekerjaan rumah. Tahap 2 Penghentian pikiran atas arahan konseli Overt Interruption 1. Tetap menjaga hubungan baik dengan konseli. 2. Konseli mampu mengaktifkan pikirannya dan membicarakan segala macam pikiran yang ada dibenaknya. 3. Konseli dapat mengidentifikasi dan menganalisa pikiran negatif melalui interupsi kata “stop” dalam menginterupsi diri sendiri. 4. Konseli merenungkan hasil pertemuan tahap 2. 1. Pembicaraan singkat atas pencapaian yang telah diperoleh konseli pada pertemuan sebelumnya. 2. Konselor mempersilahkan Konseli membangkitkan pikirannya kembali. 3. Konselor meminta konseli menginterupsi dirinya sendiri dengan mengatakan kata “stop” dengan keras bila konseli menemukan pikiran- pikiran negatif. 4. Konselor memberikan pekerjaan rumah. Tahap 3 Penghentian pikiran atas arahan konseli Covert Interruption 1. Tetap menjaga hubungan yang akrab dan baik dengan konseli. 2. Konseli mampu mengungkapkan situasi masalah dan pikiran- 1. Pembicaraan awal yang hangat, akrab dan pembicaraan singkat atas pencapaian yang telah diperoleh konseli pada pertemuan 159 pikiran yang ada dibenaknya. 3. Konseli mampu mempraktikkan dan menghentikan pikiran negatif. 4. Konseli merenungkan hasil pertemuan tahap 3. sebelumnya. 2. Konselor meminta konseli untuk mengung- kapkan situasi dan pikiran yang ada dibenaknya . 3. Konselor meminta konseli untuk menginterupsi dirinya sendiri dengan kata “stop” cukup dalam hati, 4. Konselor memberikan, pekerjaan rumah. Tahap 4 Pergantian dari pikiran yang asertif, positif netral 1. Tetap menjaga hubungan yang akrab dan baik dengan konseli. 2. Konseli mampu menghentikan pikiran negatif di dalam hati 3. Konseli mampu mengganti pikiran negatif menjadi positif. 4. Konseli termotivasi untuk menerapkan pikiran positif dalam kehidupan nyata. 5. Konseli merenungkan 1. Pembicaraan singkat atas pencapaian yang telah diperoleh konseli pada pertemuan sebelumnya. 2. Konselor meminta kembali pada konseli untuk mendeskripsikan masalahnya lalu menghentikan pikiran negatif didalam hati dan langsung mengganti pikiran negatif menjadi 160 tahap 4. pikiran yang netral dan postif. 3. Konselor mendorong konseli untuk terus berlatih melakukan pengubahan ke arah pikiran positif. Tahap 5 Pekerjaan rumah dan Evaluasi 1. Konseli dapat mempraktikkan thought stopping dalam kehidupan nyata. 2. Konseli dapat melengkapi lembar PR. 3. Konseli melakukan evaluasi setelah proses konseling. 1. Pembicaraan singkat atas pencapaian dan kemajuan yang telah diperoleh. 2. Konselor mendorong konseli menggunakan prosedur thought stopping dalam situasi di luar konseling. 3. Konselor meminta konseli mencatat dalam lembar pekerjaan rumah tentang penggunaan thought stopping. 4. Konselor membantu konseli mengevaluasi dan menjaga kemajuan yang telah dicapai melalui lembar evaluasi. 161

C. KEGIATAN LAYANAN KONSELING THOUGHT STOPPING

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

17 169 81

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TERAPI THOUGHT STOPPING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

3 24 25

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN SAAT BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasaan saat Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

3 13 13

Tingkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum dan implikasinya terhadap pengembangan program bimbingan peningkatan kepercayaan diri berbicara di depan kelas

5 22 104

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

1 1 13

KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara di Depan Umum 1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum - HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DAN EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSI

0 0 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum 1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum - HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA - UMBY repository

0 0 16