15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Kecemasan Berbicara di Depan Umum
Sepanjang kehidupan manusia lahir sampai menjelang kematian sering kali akan menghadapi kecemasan, ini merupakan hal yang wajar. Setiap orang pasti
pernah mengalami kecemasan pada saat-saat tertentu dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena individu merasa
tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi hal yang mungkin menimpanya dikemudian hari. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan
yang tidak menyenangkan yang dialami oleh setiap mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang tidak mempunyai rasa cemas akan
digolongkan abnormal, sebab tidak memiliki atau kehilangan rasa yang telah dianugerahkan Tuhan. Namun, apabila individu tidak bisa mengatur rasa
cemasnya ini akan berubah menjadi stress yang berkepanjangan dan akan membahayakan jiwa serta menghambat kesuksesan. Kecemasan sering kali
berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang.
1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum
Menurut Solomon Philip 1974:53, kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang
mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut untuk mampu beradaptasi. Wilkinson, J. M. 2000:33 menjelaskan, kecemasan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan fisik, psikologis dan sosial. Ketidakseimbangan fisik berupa keluhan-keluhan somatik fisik, seperti perasaan panas atau dingin,
16 mual, mulut kering, sedangkan ketidakseimbangan psikis psikologis berupa
kekhawatiran. Selain keluhan fisik, psikis dan sosial yang dirasakan konseli, kecemasan juga dapat dilihat dari aspek kognitif berupa keluhan sulit konsentrasi,
bingung, kehilangan kontrol dan dari aspek perilaku berupa ekspresi wajah tegang, menarik diri dan mudah tersinggung.
Kecemasan berbicara di depan umum juga termasuk dalam kategori kecemasan sosial. Kecemasan sosial adalah perasaan tak nyaman dalam kehadiran
individu lain, yang selalu disertai oleh perasaan malu yang ditandai dengan kekakuan, hambatan dan kecenderungan untuk menghindari interaksi sosial
Hudaniah, Tri Dayaksini, 2006:8. Ketika mengalami kecemasan individu- individu biasanya berperilaku overt behavior dalam cara-cara yang mengganggu
interaksi sosial. Ketika gugup nervous, individu menunjukkan gejala kecemasan yang dialami misalnya gemetar dan gelisah, menghindari individu lain dan
gangguan pada perilaku-perilaku lain yang terus-menerus misalnya tidak lancar berbicara, kesulitan konsentrasi.
Atkinson, Atkinson dan Benn 1996:6 menjelaskan bahwa, kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan seperti
kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang individu alami dalam tingkatan berbeda-beda. Ketidakmampuan mengendalikan pikiran buruk
yang berulang-ulang dan kecenderungan berpikir bahwa keadaan akan semakin memburuk merupakan dua ciri penting dari rasa cemas. Kecemasan adalah
gangguan alam perasaan yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,
17 perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal Dadang Hawari,
2001:18 Lebih lanjut, menurut Freud dalam Hasan Langgulung, 1992:96,
kecemasan adalah respons atau pengalaman emosional menyakitkan yang dialami seseorang terhadap berbagai alat-alat dalam yang tunduk di bawah jaringan syaraf
bebas seperti jantung, alat pernafasan, kelenjar-kelenjar peluh dan lain-lain. Senada dengan pendapat tersebut, Chaplin, J. P. 2002:32 menyatakan bahwa,
kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Corey yang menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi untuk berbuat sesuatu. Dalam teori
behavior dijelaskan bahwa kecemasan muncul melalui clasical conditioning, artinya seseorang mengembangkan reaksi kecemasan terhadap hal-hal yang telah
pernah dialami sebelumnya dan reaksi-reaksi yang telah dipelajari dari pengalamannya.
Maramis, W. F. 1995:107 menjelaskan, kecemasan berbeda dengan ketakutan. Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis yang sama
tetapi kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Penyebab kecemasan berasal dari dalam dan sumbernya sebagian besar tidak diketahui sedangkan ketakutan
merupakan respon emosional terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya dari luar yang dihadapi secara sadar. Sama halnya dengan yang
dikemukakan oleh Kartini Kartono 1981:127, yang membedakan antara ketakutan dan kecemasan. Ketakutan adalah rasa gentar atau rasa tidak berani
18 terhadap sesuatu objek yang konkrit. Misalnya: takut akan perampok, binatang
buas. Sedangkan kecemasan adalah rasa ragu-ragu, gentar atau tidak berani pada hal-hal yang tidak konkrit, semu atau khayal, hal yang tidak jelas.
Senada dengan hal tersebut, Adnan Syarif 2002:86 mengemukakan bahwa, kecemasan adalah perasaan kejiwaan dalam beberapa keadaan tertentu
yang sering disertai dengan berbagai perubahan fisiologis dalam menjalankan fungsi sebagian besar anggota tubuh. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa
kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai emosi yang bercampur baur antara panik, perasaan tidak menentu dan ketakutan yang tidak jelas ketika
seseorang sedang mengalami tekanan akan perasaan atau frustasi dan pertentangan batin dan konflik.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian kecemasan, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan respon atau pengalaman
emosional yang dirasakan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dan sumbernya tidak diketahui dengan jelas. Hal ini ditandai dengan adanya gejala
fisiologis dan psikologis seperti takut tanpa sebab yang jelas, tidak berdaya, khawatir atau gelisah dan adanya gejala kognitif seperti keluhan sulit konsentrasi,
bingung, kehilangan kontrol.
2. Macam-Macam Kecemasan