128 pengulangan ini merupakan salah satu proses belajar untuk mengubah pikiran
individu yang akan disertai dengan perilaku yang mendukung. Hal ini didukung oleh pendapat Soekamto 2002 yang mengatakan bahwa perubahan perilaku
seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.
J. Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah berupaya optimal dalam melaksanakan penelitian ini namun peneliti menyadari bahwa
masih terdapat banyak kelemahan serta keterbatasan dalam pelaksanaannya. Keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi peneliti selama penelitian dilaksanakan
yaitu : 1.
Waktu penelitian peneliti perlu menyesuaikan jadwal subyek setiap pelaksanaan treatment karena adanya jadwal kuliah yang padat.
2. Peneliti perlu menyesuaikan ruang konseling untuk pelaksanaan treatment.
3. Kemampuan peneliti dalam penguasaan prosedur thought stopping masih
dirasa kurang sehingga dalam pemberian treatmen masih belum bervariatif. 4.
Penggunaan skala yang sama dan item yang sama pada pretest dan posttest, dapat mempengaruhi hasil posttest karena dimungkinkan telah mendapat
pengaruh dari latihan pretest yang dilakukan subjek sebelum pemberian treatmen thought stopping.
Namun peneliti berharap dengan keterbatasan yang dimiliki peneliti, tidak akan mengurangi hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun kelemahan yang
129 dijumpai peneliti selama penelitian dilaksanakan terkait dengan pelaksanaan
treatment adalah membutuhkan waktu, kesabaran dan pendekatan dengan subyek dalam mengarahkan subyek demi tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Hal ini
dimungkinkan karena subyek baru pertama kali mendapatkan layanan konseling dengan teknik thought stopping.
Pada penelitian eksperimen ada beberapa kelemahan yang sangat disadari oleh peneliti, diantaranya :
1. Kematangan: Selama perlakuan, kelompok eksperimen mengalami
perkembangan, pengetahuannya bertambah, sehingga dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
2. Pengaruh pelaksanan eksperimen: Hasil perilaku subjek dipengaruhi oleh
karakteristik atau sifat kekhususan eksperimen, seperti: kecemasan 3.
Sejarah: Umumnya treatment dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan selama perlakuan diberikan banyak hal yang dapat mempengaruhi proses
dan hasil eksperimen. 4.
Testing: Dalam eksperimen dilakukan pretest dan posttest. 5.
Regresi statistik: Dalam regresi statistik ada kecenderungan subjek yang memperoleh skor rendah dalam tes pertama akan naik pada tes selanjutnya,
dan sebaliknya, subjek yang memperoleh skor tinggi pada tes pertama akan menurun pada tes selanjutnya.
6. Interaksi kematangan dan seleksi: Dalam pemilihan kelompok seringkali
tidak dapat dihindari adanya perbedaan rata-rata tingkat perkembangan.
130 7.
Experimental treatment diffusion: Kelemahan terjadi apabila antara kelompok eksperimen dan kontrol lokasinya berdekatan.
8. Compensatory equalization of treatments: Perbaikan fasilitas dan layanan
dapat menurunkan signifikansi perbedaan hasil perlakuan.
131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa thought stopping efektif untuk mengurangi
kecemasan berbicara di depan umum. Analisis data menunjukkan perubahan yang signifikan pada 6 mahasiswa yang menjadi subyek penelitian. Thought stopping
efektif untuk mengontrol pikiran negatif dan menghentikan pikiran negatif menjadi pikiran yang positif. Tujuan dari penggunaan teknik penghentian pikiran
negatif ini adalah melemahkan perilaku yang tidak dikehendaki oleh konseli dan menghentikan pikiran-pikiran negatif akibat pengalaman masa lalu. Dasar dari
teknik thought stopping adalah secara sadar memerintah diri sendiri dengan berkata
“stop”, saat mengalami pemikiran negatif yang berulang, tidak penting, merusak dan mengalahkan diri. Kemudian mengganti pikiran negatif tersebut
dengan pikiran lain yang lebih positif dan realistis. Penurunan kecemasan berbicara di depan umum pada konseli dapat dilihat
dari perbedaan skor pretest dan posttest. Konseli Np mengalami penurunan skor dari 125 menjadi 93, konseli Fn dari 129 menjadi 94, konseli Ay dari 123 menjadi
85, konseli Ys dari 130 menjadi 94, konseli Dr dari 126 menjadi 95 dan konseli Ag dari 124 menjadi 94. Hal ini menunujukkan ada perbedaan yang signifikan
pada konseli dalam penurunan kecemasan berbicara di depan umum, sebelum dan sesudah diberikan treatment dengan teknik thought stopping.