34 konseling kognitif behavior yang dapat digunakan untuk menghilangkan dan
mengatasi pikiran yang irasional yang membuat masalah bagi seseorang yang terlalu memusatkan pada hal tersebut yang selanjutnya diganti menjadi pikiran
yang sehat atau positif. Hal ini dilakukan dengan cara menghentikan bayangan atas suatu gagasan, gambaran, pikiran, ketakutan yang menyebabkan perilaku
seseorang yang tidak bisa menyesuaikan diri yang sewaktu-waktu mucul.
2. Karakteristik Teknik Thought Stopping
Karakteristik teknik thought stopping merupakan hal yang menjadi ciri utama dalam teknik thought stopping. Menurut Hana: 2009 dalam http:
panicdisonder.about.comodlivingwithpdathoughtstopping.htm, menyatakan
bahwa karakteristik teknik thought stopping sebagai berikut: a.
Model perlakuan kognitif b.
Bersifat instruksional baik oleh orang lain maupun diri sendiri c.
Verbalisasi dan pengisyaratan isi pikiran d.
Pemutusan alur pikiran e.
Interupsi yang bersifat mendadak Konseling dengan teknik thought stopping termasuk bagian dalam
pendekatan konseling kognitif yang berfokus pada pengaturan aspek kognitif pikiran. Dilihat dari segi penerapannya, konseling dengan tehnik thought
stopping bersifat instruksional yang berarti bahwa konseling dengan tehnik thought stopping dapat dilakukan pada seseorang setelah mendapatkan perintah
dari orang lain maupun dari dalam dirinya sendiri untuk membayangkan situasi yang menyebabakan dirinya mengalami kecemasan.
35 Selanjutnya, proses pelaksanaan konseling dengan tehnik thought stopping
diawali dengan mengungkapkan seluruh isi pikiran baik secara verbal maupun non verbal, membayangkan situasi yang menimbulkan kecemasan tersebut dengan
cara melakukan interupsi secara mendadak dengan berkata “Stop” baik secara langsung lisan maupun tidak langsung.
3. Tujuan Teknik Thought Stopping
Tujuan tehnik thought stopping merupakan hal-hal yang ingin dicapai setelah menerapkan tehnik thought stopping. Ankrom, S 1998:102 mengatakan
bahwa, tujuan dilakukannya terapi thought stopping untuk memutuskan pikiran yang mengganggu dan menimbulkan kecemasan.
Dalam buku Strategi Konseling oleh Mohammad Nursalim 2005:36, menyatakan bahwa tujuan utama dari teknik thought stopping antara lain:
1. Memperbaiki dan merubah sikap persepsi cara berpikir, keyakinan serta
pandangan-pandangan konseli yang irasional menjadi rasional dan logis, konseli dapat mengembangkan diri dan potensi yang dimiliki seoptimalnya
melalui perilaku kognitif yang efektif dan positif. 2.
Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa benci, rasa takut, rasa bersalah, berdosa, rasa was-was, rasa marah
sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan sistem keyakinan yang keliru dengan jalan melatih dan mengajari konseli untuk menghadapi kenyataan
hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan, nilai-nilai dan kemampuan diri sendiri.
36 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari teknik
thought stopping adalah untuk menghentikan, merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan yang tidak rasional atau negatif, untuk
menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa benci, rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, was-was dan resah, untuk
menghentikan konseli yang mengalami gangguan pikiran obsesif dan membayangkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
4. Prinsip-Prinsip Thought Stopping