Cara Mengukur Kecemasan Kajian Tentang Kecemasan Berbicara di Depan Umum

28

6. Cara Mengukur Kecemasan

Menurut Dadang Hawari 2001:79, kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS Hamilton Anxiety Rating Scale. Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran kecemasan. Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan. Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simptom pada individu yang mengalami kecemasan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperleh hasil yang valid dan reliabel. Menurut skala HARS terdapat 14 simptom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan, masing-masing kelompok diberi bobot skor 0 - 4, yaitu: Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: 0 = 0 gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala 1 = 1 - 25 gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala 2 = 26 - 50 gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala 3 = 51 - 75 gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala 4 = 76- 100 gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala 29 Selanjutnya masing-masing nilai angka score kelompok gejala tersebut dijumlah dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang dengan menggunakan pengukuran tingkat kecemasan HARS, yaitu : 0 = 14 = tidak ada kecemasan 1 = 15 – 20 = kecemasan ringan 2 = 21 – 27 = kecemasan sedang 3 = 28 – 41 = kecemasan berat 4 = 42 – 56 = kecemasan berat sekali atau panik Menurut Dadang Hawari 2001:67, hal-hal yang dinilai dengan alat ukur skala HARS Hamilton Anxiety Rating Scale terdiri dari 14 item yaitu: 1 Perasaan cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan mudah tersinggung. 2 Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu. 3 Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang besar. 4 Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk. 5 Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi. 6 Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari. 7 Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil. 30 8 Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merahdan pucat serta merasa lemah. 9 Gejala kardiovaskuler : nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak jantung hilang sekejap. 10 Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek. 11 Gejala gastrointestinal : sulit menelan, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut. 12 Gejala urogenital dan kelamin : ereksi lemah atau impotensi, sering buang air kecil, tidak dapat menahan buang air kecil, tidak datang bulan, masa haid berkepanjangan dan ejakulasi dini. 13 Gejala vegetatif atau autonom : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, buluroma berdiri, pusing atau sakit kepala. 14 Perilaku pada saat wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, otot mengeras atau tegang, napas pendek dan cepat.

7. Cara Mengatasi Kecemasan Berbicara di Depan Umum

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

17 169 81

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TERAPI THOUGHT STOPPING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

3 24 25

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN SAAT BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasaan saat Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

3 13 13

Tingkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum dan implikasinya terhadap pengembangan program bimbingan peningkatan kepercayaan diri berbicara di depan kelas

5 22 104

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

1 1 13

KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara di Depan Umum 1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum - HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DAN EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSI

0 0 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum 1. Pengertian Kecemasan Berbicara di Depan Umum - HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA - UMBY repository

0 0 16