30
karangan dan kebahasaan. Kegiatan merevisi dapat berdasarkan koreksian teman atau berdasarkan koreksian guru.
5. Mempublikasikan Mempublikasikan dapat dilakukan melalui dua cara yakni.
Pertama, menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, dan Kedua menyampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian
noncetakan dapat dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan. Secara sederhana, karangan siswa dapat dipublikasikan lewat papan
tempel atau mading kelas. Pemajangan hasil karya siswa dapat berfungsi sebagai penguatan dan dapat juga memacu semangat bersaing secara
positif dalam diri siswa. Publikasi karangan pada siswa dapat dengan cara membacakan
kepada guru dan teman-teman lainnya, dapat juga dengan cara memajang pada papan pajangan kelas. Guru dapat membantu siswa untuk
mempublikasikan hasil karangan siswa ke surat kabar. Menulis karangan berarti mengungkapkan buah pikiran, perasaan,
pengalaman, atau hasil pengamatan dalam bentuk tulisan dengan memperhatikan tahap-tahap penulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam
bentuk kalimat dan akan membentuk paragraf. Selanjutnya paragraf- paragraf tersebut dirangkaikan menjadi sebuah karangan yang runtut. Jadi
teknik yang tepat dalam karang-mengarang ialah mengungkapkan satuan- satuan ide yang telah dikembangkan terlebih dahulu ke dalam rangkaian
31
kalimat-kalimat. Mengarang pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan berdasarkan pengalaman yang dialami, diamati, atau yang diinginkan
seperti yang disampaikan oleh Ahmad Rofi’uddin Darmiyati Zuhdi 1998: 88 yang mengemukakan bahwa mengarang di kelas tinggi bisa
dilakukan dengan melakukan pengamatan objek terhadap lingkungan siswa atau berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan.
5. Penilaian Karangan
Dalam tes kemampuan menulis, agar siswa dapat memperlihatkan kemampuannya, maka perlu disiapkan tes yang baik dan penilaian pun perlu
diperhatikan. Penilaian pada dasarnya adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan
dari sebuah
proses pembelajaran.
Iskandarwassid dan Sunendar 2013: 250 mengemukakan bahwa ada delapan kriteria penilaian karangan yaitu: 1 kualitas dan ruang lingkup isi, 2
organisasi dan penyajian isi, 3 komposisi, 4 kohesi dan koherensi, 5 gaya dan bentuk bahasa, 6 mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, 7 kerapian
tulisan dan kebersihan, dan 8 respon afektif pengajar terhadap karya tulis. Sedangkan menurut Burhan Nurgiantoro 2013: 440, aspek-aspek yang
dinilai dalam sebuah karangan adalah isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, gaya pilihan struktur dan kosakata, serta ejaan dan
tata tulis. Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi 19981999: 272
mengemukakan bahwa penilaian karangan dapat dinilai secara holistik atau
32
per aspek. Penilaian holistik yang dimaksud berupa penilaian karangan yang dilakukan secara utuh, tanpa melihat bagian-bagiannya. Sedangkan penilaian
per aspek dilakukan dengan cara menilai bagian-bagian karangan. Penilaian karangan siswa sebaiknya menggunakan pedoman khusus agar guru dapat
mengidentifikasi kesulitan setiap siswa dalam menulis.
C. Tujuan, dan Manfaat Menulis
1. Tujuan Menulis
Menulis merupakan
suatu proses
mengkomunikasikan ide,
penghayatan dan pengalaman dalam bentuk tulisan. Menulis memiliki tujuan sebagai alat komunikasi tidak langsung. O’Malley dan Pieres dalam Rini
Kristiantari TT: 101 mengemukakan bahwa tujuan menulis meliputi tujuan informatif, tujuan ekspresif, dan tujuan persuasif. Tujuan informatif
digunakan untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi. Tujuan ekspresif digunakan jika ingin menulis cerita. Sedangkan tujuan persuasif digunakan
seseorang ketika ingin mempengaruhi orang lain. Peck Schulz dalam HG Tarigan 2013 : 9, mengemukakan
beberapa tujuan menulis yaitu:
a. membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas
yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis;
b. mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam
tulisan;