26
relevan dengan gagasan pokok yang hendak dibingkiskan kepada
pembaca. e. Koherensiberkaitan
Koherensi adalah asas yang menghendaki agar ada saling kait antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam tiap paragraf
dan juga antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.
Tujuannya agar tidak ada kata atau frase yang tidak jelas rujukannya. f. Harkat
Harkat merupakan asas yang menghendaki agar karangan benar-benar berbobot, dan berisi. Asas harkat disebut juga asas
pengembangan yang memadai, dalam Bahasa Inggris disebut adequate development.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik karangan yang baik meliputi ide yang disampaikan dalam
karangan singkat, padat, jelas, dapat meyakinkan pembaca dan isi gagasan setiap kalimat saling berkaitan disertai penggunaan ejaan yang tepat.
3. Macam-macam Karangan
Sabarti Akhadiah, dkk 19911992: 127-135 mengemukakan bahwa karangan terdiri dari empat jenis yaitu: narasi, eksposisi, deskripsi, dan
argumentasi.
27
a. Narasi cerita Narasi atau cerita merupakan jenis karangan yang mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa secara runtut sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Karangan narasi
terdiri dari dua yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa
yang dikisahkan. Sedangkan narasi sugestif adalah narasi yang berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman
dan selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi. b. Eksposisi paparan
Eksposisi merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan
seseorang, penulisannya menggunakan gaya informatif. c. Deskripsi lukisangambaran
Deskripsi pada hakikatnya merupakan usaha untuk menggambarkan dengan kata-kata secara rinci suatu objek atau peristiwa sehingga pembaca
dapat membayangkan dan merasakan objek atau peristiwa tersebut. Karangan deskripsi dapat dimulai dengan proses pengamatan terhadap
objek yang akan dideskripsikan dan seluruh pancaindera dituntut aktif. d. Argumentasi persuasi
Argumentasi merupakan karangan yang berusaha membuktikan sesuatu dengan mengemukakan alasan-alasan yang meyakinkan, sehingga
28
penulis dituntut mampu menghubungkan fakta secara logis dengan argumennya.
4. Teknik Menulis Karangan
Byrne dalam Haryadi Zamzami 19961997: 77 mengemukakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol-simbol
grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil. Keterampilan menulis membutuhkan latihan secara berkesinambungan agar ide yang dituliskan dapat disampaikan
dengan tepat, dan dapat dipahami oleh pembaca. Menulis dapat dilakukan melalui beberapa tahap.
Sabarti Akhadiah, dkk 1992 1993 : 104 mengemukakan bahwa proses menulis dapat dilakukan melalui tiga tahap yakni tahap prapenulisan,
tahap penulisan, dan tahap revisi. Sedangkan menurut Haryadi Zamzami 19961997: 78- 81 proses penulisan terdiri atas lima tahap.
1. Pramenulis Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang
penulis melakukan beberapa aktivitas seperti: menemukan ide, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih jenis tulisan,
membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan