Tujuan Menulis Tujuan, dan Manfaat Menulis

36 dengan menulis seseorang aktif berpikir sehingga dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi. 4. Menulis merupakan terapi yang efektif guna membangun kepribadian yang stabil dan tenang karena melalui menulis kejiwaan seseorang menjadi semakin sehat dan positif. 5. Kegiatan menulis dapat mencukupi kebutuhan ekonomi. Orang yang menekuni aktivitas menulis dapat mendapatkan keuntungan secara finansial, misalnya para penulis novel mereka berhasil melahirkan karya yang berawal dari hobi menulis yang dimiliki. Nyatanya tidak sedikit dari mereka yang berhasil meraih keuntungan dari manfaat hobi ini hingga jutaan rupiah.

D. Hubungan Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Karangan

Menulis dengan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang bersifat pasif. Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Dalman 2014: 10 mengemukakan bahwa seseorang akan mampu menulis setelah membaca karya orang lain atau secara tidak langsung akan membaca karangannya sendiri. Sedangkan Suparno Yunus dalam Dalman 2014: 10 mengemukakan bahwa ketika seseorang membaca karangan orang lain ia akan berperan seperti penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan, gagasan, serta mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca. Pendapat yang sama 37 dikemukakan juga oleh Sabarti Akdiah, dkk 19911992: 111 yang mengemukakan bahwa kemampuan menulis berkaitan erat dengan membaca, dijelaskan lebih lanjut bahwa penulis yang baik biasanya pembaca yang baik. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun tetapi merupakan hasil belajar dan ketekunan berlatih yang menuntut pengalaman, membutuhkan waktu, kesempatan, keterampilan- keterampilan khusus, dan latihan teratur, serta terprogram, selain itu menulis membutuhkan berbagai referensi. Berbagai referensi dalam menulis dapat berupa pengamatan langsung dan dapat juga melalui membaca. Dalman 2013: 5 mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Membaca memiliki banyak tujuan dan manfaat terutama bagi kaum pelajar. Oleh karena itu, sebaiknya minat membaca dibiasakan kepada anak sejak dini. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri Dalman, 2013: 141. Rendahnya minat membaca akan mempengaruhi kemampuan menulis siswa. Semakin tinggi minat membaca siswa akan semakin mudah untuk mengungkapkan pikiran, perasaan melalui tulisan karena membaca dan menulis saling mempengaruhi seperti yang dipaparkan White dalam Haryadi Zamzami 1996: 75 bahwa antara membaca dan menulis terdapat hubungan yang saling menunjang dan melengkapi. Artinya, kebiasaan 38 membaca tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan menulis atau mengarang, sebaliknya kebiasaan menulis tidak akan bermakna tanpa diikuti oleh kebiasaan membaca.

E. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar pada umumnya berusia sekitar 6- 13 tahun.Yudrik Jahja 2011: 217 mengemukakan bahwa anak sekolah dasar dapat disebut juga akhir masa kanak-kanak. Masa akhir kanak-kanak disebut usia berkelompok karena anak berminat akan kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi bagian dari kelompok. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. Menurut Iskandarwassid Sunendar 2013:141, masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual, karena keterbukaan dan keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman. Pada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berbagai pertanyaan sering dilontarkan kepada orang-orang terdekat. Anak sekolah dasar pada kelas tinggi atau kelas IV – kelas VI memiliki umur yang berkisar antara 9-13 tahun. Syamsu Yusuf 2007: 25 mengemukakan beberapa sifat khas anak sekolah dasar pada kelas tinggi sebagai berikut. 1. Adanya minat terhadap kehidupan yang praktis dan konkret sehingga dapat menimbulkan kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan yang praktis. Proses berpikir anak masih belum dapat dipisahkan dari dunia 39 konkret atau hal-hal yang faktual, dengan kata lain hal-hal yang dapat diamati secara langsung. 2. Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar. Anak secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar mereka. Anak terlihat ingin mengetahui dan belajar, terkadang mereka terus mengajukan berbagai pertanyaan sampai mereka mendapatkan jawaban yang memuaskan mereka. 3. Memiliki minat pada hal dan mata pelajaran khusus atau mulai menonjolkan bakat khusus. Anak menampakan ketertarikannya terhadap suatu hal, misalnya suka memainkan alat musik. Anak terus berusaha memainkan alat musik yang disukainya, dapat juga diekspresikan melalui menggambar. Gambar yang sering digambarkan anak pada umumnya tertuju pada hal-hal yang diminatinya. 4. Kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas. Selepas umur ini anak mengahadapi tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. Anak selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya, mereka masih belum mandiri dan harus diperhatikan dan dibimbing. 5. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. Nilai selalu menjadi tolak ukur atas keberhasilan bagi anak, mereka akan merasa senang jika mendapatkan nilai yang tinggi dan terkadang mereka merasa sedih jika nilai mereka rendah. Anak 40 menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. 6. Anak gemar membentuk kelompok bermain dan membuat peraturan sendiri. Hal ini karena anak senang bekerja dalam kelompok terutama bersama teman sebayanya. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar bertanggungjawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sportif sehat, dapat juga belajar demokrasi, dan keadilan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sekolah dasar pada umumnya senang bermain, senang bergerak, senang merasakan sesuatu secara langsung, senang diperhatikan, dan senang meniru.

F. Kerangka Pikir

Membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan menulis merupakan keterampilan produktif. Membaca dan menulis memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Membaca merupakan dasar dari menulis, seseorang dapat menciptakan sebuah karangan yang baik jika dia rajin membaca. Kegiatan membaca sebenarnya merupakan kegiatan yang mudah dilakukan oleh setiap orang tapi banyak orang yang mengabaikan dan malas untuk membaca. Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki keinginan membaca salah satunya adalah minat. Minat merupakan kecenderungan dan keinginan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat berupa perhatian atau