Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
25 |
I Putu Sriartha
dukungan sarana dan prasarana, teknologi, dan pengembangan kualitas
sumberdaya manusia pada subak yang akan mengelola agrowisata.
2. Adanya komitmen dari pengusaha
pariwisata travel bahwa akan mem- bawa wisatawan ke lokasi agrowisata.
3. Adanya dukungan dan koordinasi dari
desa dinas dan desa adat yang berdampingan wilayahnya dengan
wilayah subak.
4. Adanya komitmen dari pengurus dan
anggota subak untuk mengembangkan agrowisata, serta kesepakatan untuk
tidak menjual sawah yang diatur dalam awig-awig subak.
5. Pelatihan
sumberdaya manusia
pengurus dan anggotapetani subak tentang manajemen agrowisata.
6. Penyiapan akses ke jalan subak,
pembuatan film
tentang subak,
penataan bale subak, awig-awig subak, monografi subak, dan sarana serta pra-
sarana pendukung lainnya.
7. Mengadakan perjanjian kontrak kerja
dengan pelaku pariwisata, desa adat,. desa dinas, dan pihak swasta lainnya
terkait dengan pembagian manfaat keuntungan jasa dari agrowisata.
F. Penutup
Daerah yang memiliki potensi alam dan budaya unik untuk pertanian
dan pariwisata seperti Bali perlu menciptakan sinergitas pembangunan
sektor pertanian dan pariwisata. Per- tanian di Bali dikelola oleh lembaga
tradisional yang disebut subak. Kele- mahan utama subak adalah ketidak-
mampuannya
dalam menghadapi
intervensi perkembangan ekonomi yang datang dari luareksternal. Untuk mem-
berdayakan ekonomi subak dan ekonomi petani maka diperlukan adanya model
pengembangan
agrowisata berbasis
pengelolaan subak. Subak memiliki potensi besar untuk mengembangkan
agrowisata karena di dalamnya terdapat daya tarik budaya, sosial, dan lingkungan
fisik artefak dan persawahan yang unik. Di samping memiliki potensi, subak
memiliki kendala internal dan tantangan eksternal. Untuk itu diperlukan adanya
dukungan dan bantuan dari semua stakeholders
, terutama dari pemerintah daerah dan pengusaha swasta yang
bergerak di bidang pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Lorenzen, Rachel P. And Stephan Lorenzen. 2010. Changing Realities – Perspectives on
Balinese Rice Cultivation. Hum Ecol 2011 39: 29-42, DOI 10.1007s10745-010-9345- z. Published online: 17August 2010, © Springer Science+Business Media, LLC 2010
. Diakses tanggal 16 Oktober 2013.
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
26 |
I Putu Sriartha
Lorenzen, S. 2008. Seeing Like a Farmer, Principle and Practices in the Balinese Subak. A Thesis Submittedfor Degree of Doctor of Filosifi of The Australian National University
unpublished.
MacRae, Graeme S. and I.W.A. Arthawiguna. 2011. Sustainable Agricultural Development in Bali : Is the Subak an Obstacle, an Agent or Subject?. Hum Ecol
2011 39: 11-20, DOI 10.1007s10745-011-9386-y. Published online: 1March 2011, © Springer Science+Business Media, LLC 2011
. Diakses tanggal 16 Oktober 2013. Soemarwoto, Otto. 1990. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung :
Penerbit Djambatan. Susanto, Sahid. 2008. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan sawah Beririgasi : Studi
Kasus Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008, 18 November 2008. UGM, Yogyakarta.
Sriartha, I Putu. 2014. Kajian Spasial Keberlanjutan Sistem Subak Yang Berlandaskan Tri Hita Karana Di Kabupaten Badung Provinsi Bali. Disertasi tidak diterbitkan.
Program Pasca Sarjana fakultas geografi UGM Yogyakarta. Sutawan, Nyoman. 2005. Subak Menghadapi Tantangan Globalisasi, Perlu Upaya
Pelestarian dan Pemberdayaan Secara Lebih Serius. Dalam I Gede Pitana dan I Gede Setiawan AP., Ed : Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi
. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Wiguna, I.W. A.A. Transformasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan Pendekatan Ecofarming Pada Ekosistem Subak Di Bali. Laporan Akhir Pengkajian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Denpasar.
Windia, Wayan dan Wayan Alit Artha Wiguna. 2013. Subak Warisan Budaya Dunia. Denpasar : Udayana University Press.
Windia, Wayan. 2002. Transformasi Sistem Irigasi Subak Yang Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana
. Disertasi tidak dipublikasikan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.