Acuan Utama Program Pemberdayaan

Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014, Malang, 9 Mei 2015 51 | Supriyanto d Mengerahkan partisipasi yang luas dari masyarakat untuk turut serta membantu dalam rangka kesetia- kawanan sosial, disini termasuk keikutsertaan orang-orang setempat yang telah maju dan anggota masyarakat yang mampu lainnya, organisasi masyarakat termasuk LSM, Perguruan Tinggi, dan sebagainya. Sejauh ini, peran pemerintah dan organisasi-organisasi sosial di Indonesia dalam melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat sudah banyak dilakukan yang dibingkai dalam program -program penanggulangan kemiskinan, demokratisasi, lingkungan hidup, keseta- raan jender serta berbagai isu-isu pem- bangunan lain. Oleh karena itu, untuk mengiden- tifikasi dan mengetahui model-model program pemberdayaan masyarakat yang dapat dijadikan best practice khususnya di Jawa Timur dengan berdasar pada strategi pembangunan: Pro Poor, Pro Job NPM, Pro Growth, Pro Gender, dan Pro Enveronment, secara umum perlu mem- perhatikan lima acuan sasaran pokok, yaitu : a Terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan perumahan serta perala- tan sederhana dari berbagai ke- butuhan yang secara luas dipandang perlu oleh masyarakat yang ber- sangkutam. b Terbukanya kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai jasa publik; pendidikan, kesehatan, pen- didikan yang dilengkapi infrastruktur yang layak serta komunikasi infor- masi yang memadai. c Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif termasuk menciptakan kerja sendiri yang memungkinkan adanya peng- hasilan dan balas jasa yang layak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. d Tersedianya jaringan sarana dan prasarana yang memungkinkan dis- tribusi produksi barang dan jasa menjadi lancer. e Terbinanya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pem- bangunan. Disamping itu, harus pula memperhatikan prinsip-prinsip pengelo- laan dan pengembangan program pem- berdayaan masyarakat, antara lain: a Pilihan kegiatan berdasarkan musya- warah sehingga memperoleh du- kungan masyarakat acceptability. b Pengelolaan kegiatan dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat transparancy. c Pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat accountability. d Pengelolaan kegiatan dapat mem- berikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan, sustainability. e Kegiatan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian atas beban pen- duduk miskin responsiveness. Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014, Malang, 9 Mei 2015 52 | Supriyanto f Penyampaian bantuan kepada masyarakat sasaran secara cepat Quick Disbursement. g Proses pemilihan peserta dan kegiatan dilakukan secara musya- warah Democracy. h Pemberian kesempatan kepada kelompok lain yang belum mem- peroleh kesempatan, agar semua masyarakat merasakan manfaat lang- sung Equality. i Setiap ketentuan dalam pemanfaatan dana ekonomi produktif masyarakat diharapkan dapat mendorong ter- ciptanya kompetisi yang sehat dan jujur dalam mengajukan usulan program kegiatan yang layak Competitiveness . Sebagai catatan, sasaran pokok dan prinsip-prinsip program pemberdayaan tersebut diatas lebih tepat jika dimaksud- kan untuk model pemberdayaan masya- rakat di bidang ekonomi yang dianggap memiliki makna untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat, yang tercermin pada pening- katan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, secara lebih lanjut beberapa langkah strategis yang harus dipertimbangkan dalam pengem- bangan model program pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah: 1 melaku- kan identifikasi; 2 melakukan program pembinaan yang kontinyu terhadap pelaku-pelaku tersebut melalui program pendampingan; 3 melaksanakan ke- giatan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat pengembangan usaha; 4 melakukan koordinasi dan evaluasi secara periodic antara instansi yang terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan, sumberdaya manusia, informasi pasar maupun penerapan teknologi.

3. Peran Pemerintah Dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Dalam era reformasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah30, dimana nafas dan nuansa Undang-Undang tersebut adalah men- cerminkan sosok birokrasi yang inovatif dan humanis yang dapat membagi peran atau bahkan bertindak sebagai fasilitator bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat lokal meng- ekspresikan dirinya dalam membangun daerah dan masyarakatnya. Konsep pemberdayaan pada awalnya juga muncul sebagai kritik terhadap para- digma pembangunan yang menempatkan Negara terlalu dominan dalam melak- sanakan pembangunan. Posisi sentral negara terlihat dari mulai perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan dan evaluasi. Namun dengan adanya konsep pemberdayaan, maka konsep pember- dayaan masayarakat ini berasumsi bahwa pembangunan akan berjalan lancar apabila masyarakat diberi kesempatan atau berhak mengelola sumber daya yang ada untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian maka masya- Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014, Malang, 9 Mei 2015 53 | Supriyanto rakat yang dahulunya dijadikan obyek pembangunan,maka dalam pemberdaya- an masyarakat, masyarakat merupakan subyek pembangunan. Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemerintah bukan berarti lepas tangan, namun harus mem- berikan penjelasan bahwa di era Good Governance , peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat lebih ber- fungsi sebagai regulator yang meng- akomodasi aspirasi masyarakat. Dengan menjalankan peran sebagai regulator dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat maka pemerintah dapat men- ciptakan situasi yang kondusif untuk pembangunan disemua sektor kehidu- pan. Artinya, pemerintah dalam pem- berdayaan masyarakat adalah lebih banyak berperan pada penentuan rambu- rambu dan aturan main secara umum menyangkut formulasi dan penetapan kebijakan, implementasi monitoring dan evaluasi mediasi. Peran pemerintah paling menonjol adalah dalam peran pengambilan keputusan dan pendanaan. Mengingat adanya kemungkinan terjadi sengketa dalam perjalanan pembangunan maka diperlukan peran mediasi. Untuk menjaga kualitas hasil, pemerintah menetapkan pola monetoring dan evaluasi yang jelas dan berkelanjutan. Dalam rangka memudahkan pemelihara- an hasil-hasil pembangunan, menjaga kualitas dan tanggung jawab, pemerintah menyusun dan menetapkan kriteria evaluasi pada setiap program pem- bangunan. Dan kriteria tersebut di- konsultasikan, didiskusikan dengan pihak masyarakat yang memiliki kom- petensi atau profesi yang relevan. Selain itu, Pemerintah Daerah diharapkan berperan aktif dan efektif dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat pesisir, sehingga Pemerintah Daerah diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut: a Secara periodik melakukan “validasi data keluarga miskin”, agar diketahui dan ditetapkan “nama dan jumlah keluarga miskin yang menjadi penerima manfaat beneficiaries program penanggulangan kemiski- nan, serta sebagai dasar dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan Pemerintah Daerah dalam menurun- kan jumlah penduduk miskin”. b Mengembangkan “program pe- nanggulangan kemiskinan spesifik daerah” yang dibiayai dari dana APBD, agar dapat berkontribusi simultan dengan program penang- gulangan kemiskinan yang diintro- dusir oleh Pemerintah Pusat. c Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan seluruh program penanggulangan kemiskinan, agar dapat diketahui tingkat keberhasilannya dalam me- nurunkan jumlah penduduk miskin di masing-masing daerah. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah dalam program pemberdayaan masya- rakat sangatlah besar dimana pemerintah pada hakekatnya hanya menjadi fasilita-