Pembahasan Proseeding seminar perdesaan
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
3
|
Sumarmi
Selain memperhatikan
tipologi kondisi geografis, pada masyarakat desa
pesisir isu ekonomi umumnya terkait aktivitas ekonomi masyarakatnya yang
bergantung pada sumberdaya pesisir. Aktivitas ekonomi di desa pesisir men-
cakup perikanan tangkap, budidaya, pengolahan,
ekstraktif pasir
laut, pariwisata, industri garam, pelabuhan
dan transportasi, dan perdagangan. Potensi sumberdaya tersebut seharusnya
dapat
mensejahterakan masyarakat
pesisir, namun karena kebijakan kelautan pemerintah yang belum berpihak pada
pengembangan ekonomi berbasis sum- berdaya pesisir dan lautan maka peluang
tersebut
masih belum
berkembang. Sehingga kebijakan pembangunan eko-
nomi yang tidak berpihak kepada masyarakat pesisir tersebut berdampak
pada terhambatnya peningkatan kesejah- teraan masyarakat. Oleh sebab itu
makalah ini ingin memberi penekan terhadap
pemberdayaan masyarakat
pesisir dalam ekonomi global dengan peningkatan ekowisata berbasis kearifan
lokal dan implementasi revolusi biru. Manfaat Peningkatan Ekonomi melalui
Ekowisata untuk meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Dalam
peningkatan ekonomi ada 8 delapan tipe desa yang perlu dikenali yaitu:
1. Tipe Desa Nelayan DNL adalah
desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya
bergantung pada
potensi laut . 2.
Tipe Desa Persawahan DPS adalah desa yang sebagian besar kehidupan
penduduknya bergantung
pada potensi pertanian sawah, baik yang
berpengairan teknis, non teknis maupun tadah hujan.
3. Tipe Desa Perladangan DPL adalah
desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya
bergantung pada
potensi pertanian, tanah kering ladangtegalan baik ditanami padi
maupun palawija.
4. Tipe Desa Perkebunan DPB adalah
desa yang sebagain besar kehidupan penduduknya
bergantung pada
potensi pertanian tanaman keras lebih
dari satu
musim dan
monokultur. 5.
Tipe Desa Peternakan DPT adalah desa yang sebagian besar kehidupan
penduduknya bergantung kepada
potensi peternakan. 6.
Tipe Desa KerajinanIndustri Kecil DIK adalah desa yang sebagian
penduduknya bergantung kepada potensi industri kecil atau kerajinan.
7. Tipe Desa Industri Sedang dan Besar
DIB adalah desa yang sebagian besar
penduduknya bergantung
kepada potensi industri sedang dan atau besar.
8. Tipe Desa Jasa dan Perdagangan
DJP adalah desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada
potensi perdagangan dan jasa.
Dalam mengembangkan wilayah yang berorientasi pada perkembangan
ekonomi desa nelayan tersebut masya- rakatnya
tidak hanya
ekonominya sebagai
nelayan saja
tetapi perlu
diperdayakan pada sector yang lebih luas sesuai dengan kondisi geografisnya.
Pemberdayaan tersebut
antara lain
melalui pengembangan ekowisa keinda- han pantai hutan bakau, dsb dan
revolusi biru, dimana orang tidak hanya
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
4 |
Sumarmi
menangkap ikan tetapi membudidayakan ikan, rumput laut, kerang mitiara, dan
lain sebagainya yang sesuai dengan kondisi
geografis setempat.
Untuk mengembangkan ekowisata dan revolusi
biru pada desa pesisir yang sesuai kondisi geografi tersebut perlu mem-
perhatikan prinsip zonasi penataan ruang pesisir dan pulau-pulau kecil.
Tujuh prinsip dalam zonasipenataan ruang pesisir dan pulau-pulau kecil:
1. Prinsip 1 : kenali kawasan pesisir
rawan bencanasebagai
ancaman tsunami, gempa, banjir, abrasi, sea
level rise, badai, gelombang pasang; 2.
Prinsip 2 : kenali bentuk dan tipe wilayah pesisir landai terjal, berbatu,
berpasir,dll; 3.
Prinsip 3 : identifikasi potensi sumber daya wilayah pesisir perikanan,
pariwisata, pemukiman, transportasi, dll.
4. Prinsip 4 : identifikasi kebutuhan
kawasan konservasi
dan per-
lindungan bencana
mangrove, karang, hutan pantai, pulau peng-
halang, sand dune dll; 5.
Prinsip 5 : kenali karakterfungsi sarana dan prasarana wilayah yang
ditempatkan break water, pelabu- han, bangunan tinggi, dll;
6. Prinsip 6 : kenali karakter sosio-
budaya, sosio-ekonomi
wilayah pesisir menentukan kerentanan dan
resiko; 7.
Prinsip 7: kembangkan konsep zonasipenataan ruang dengan ke-
indahan, keselamatan, Wilayah pesisir Indonesia merupa-
kan ekosistem yang sangat unik, dan kaya akan SDA Alikodra, 2012. Untuk
mengelola kawasan pesisir, pemerintah Indonesia menerbitkan Undang-undang
nomer 1 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil,
dengan penjelasan sebagai berikut: 1 Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan
antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan
laut. 2 Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan,
organisme dan non organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas. 3 Konservasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah upaya pelindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan Sumber Daya Pesisir dan
Pulau-Pulau
Kecil dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragamannya Sumarmi, 2014.
Prinsip pengembangan ekowisata pesisir dan laut bertujuan untuk: 1
Mencegah dan menanggulangi dampak dari
aktivitas wisatawan
terhadap bentang alam dan budaya masyarakat
lokal, 2 Mendidik dan menyadarkan wisatawan dan masyarakat local akan
pentingnya konservasi. 3 Restribusi dan pajak
konservasi dapat
digunakan langsumh. 4 Masyarakat dilibatkan
secara aktif
dalam pengembangan
ekowisata. 5 Keuntungan ekonomi harus dapat mendorong konservasi
Tuwo, 2011.
Ancaman terhadap pengembangan ekowisata: 1 pertumbuhan dan kepada-
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
5
|
Sumarmi
tan penduduk, 2 perdagangan global, 3 Lemahnya infrastruktur, 4 lemahnya
kesadaran terhadap pelestarian ling- kungan, 5 lemahnya aspek hukum
Nugroho, 2011. Supaya ekowisata di desa pesisir bisa berkembang dengan
baik
dengan tetap
mengedepankan kelestarian lingkungan, maka kebijakan
dan implementasinya perlu dilakukan bersama dengan program revolusi biru.
Sehingga keuntungan yang diperoleh dari program ini adalah:
1. Meningkatkan pendapatan
2. Berkembangnya usaha masyarakat
lokal 3.
Meluasnya pemasaran dan penerima- an devisa
4. Meningkatnya standar hidup masya-
rakat 5.
Mendorong masyarakat mempelajari ketrampilan baru
6. Meningkatnya sumber pendanaan
untuk perlindungan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat desa pesisir
melalui pengembangan ekowisata dan implementasi revolusi biru akan mampu:
1. Penciptaan lapangan kerja alternatif
2. Mendekatkan pesisir dengan sumber
modal 3.
Mendekatkan pesisir dengan tekno- logi
4. Mendekatkan masyarakat dengan
pasar 5.
Membangun solidaritas dan kolek- tifitas masyarakat
Pengelolaan desa pesisir dengan pengembangan ekowisata dan imple-
mentasi revolusi biru yanga mampu mendekatkan masyarakat desa pesisir
pada teknologi dan pasar, mak a akan memampukan
mereka berkembanga
pada era ekonomi global, dan membuat desa pesisir menjadi desa yang tangguh
dan mandiri.