Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
55 |
Supriyanto
arahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang
tidak menguntungkan rakyat kecil.
d Penyokongan motivation: tercipta-
nya proses
kegiatan pemberian
bimbingan dan
dukungan agar
masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupan-
nya. e
Pemeliharaan maintenance: tercipta- nya pemeliharaan kondisi yang
kondusif agar tetap terjadi keseim- bangan distribusi kekuasaan antara
berbagai kelompok dalam masya- rakat. Pemberdayaan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseim- bangan yang memungkinkan setiap
orang
memperoleh kesempatan
berusaha.
5. Pola Pikir Pemberdayaan Masyarakat ke Depan
Di Indonesia, ada pergeseran menarik dalam hal wacana, paradigma
dan kebijakan pembangunan, yakni dari pembangunan ke pemberdayaan. Tepat-
nya pembangunan desa terpadu pada tahun 1970-an, bergeser menjadi pem-
bangunan masyarakat desa pada tahun 1980-an dan awal 1990-an, kemudian
bergeser lagi menjadi pemberdayaan masyarakat desa mulai akhir 1990-an
hingga sekarang.
Kini, dalam konteks reformasi, demokratisasi dan desentralisasi, wacana
pemberdayaan mempunyai gaung luas dan populer. Strategi atau paradigm
pembangunan yang dilaksanakan dalam kegiatan
pembangunan masyarakat
dengan pemberdayaan muncul dikarena- kan kegagalan-kegagalan yang dialami
dalam proses dan pelaksanaan pem- bangunan yang cenderung sentralistis.
Model
sentralistis tidak
memberi kesempatan langsung kepada masyarakat
untuk terlibat dalam proses pem- bangunan,
terutama dalam
proses pengambilan keputusan yang menyang-
kut pemilihan pejabat, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program-
program pembangunan.
Menurut Yen
1920 dalam
Suryono31 2012 saran kepada semua pihak yang berurusan dengan peng-
gerakan pembangunan dalam mem- berdayakan masyarakat adalah:
a
Datangi masyarakat yang hendak diberdayakan.
b Hidup dan tinggalah dengan mereka
agar mengenal dengan baik ke- pentingan dan kebutuhannnya.
c Belajarlah dari mereka supaya dapat
dipahami apa yang ada dibenak mereka, potensi apa yang mereka
miliki.
d Ajak dan ikutkan masyarakat dalam
dalam proses perencanaan. e
Ajak dan libatkan mereka dalam proses pelaksanaan rencana.
f Mulailah dari apa yang mereka tahu.
g Bangunlah sesuatu dari modal apa
yang masyarakat punya. h
Ajari masyarakat dengan contoh konkritnyata.
i Jangan dipameri mereka dengan
sesuatu yang menyilaukan, tetapi
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
56 |
Supriyanto
berikanlah kepada mereka suatu pola.
j Jangan tunjukkan kepada mereka
sesuatu yang aneh dan akhir dari segalanya, tetapi berikan kepada
mereka suatu sistem yang baik dan benar.
k Jangan menggunakan pendekatan
yang sepotong-sepotong, tetapi pen- dekatan menyeluruh dan terpadu.
l Bukan penyesuaian caramodel,
tetapi transformasi model. m
Jangan berikan penyelesaian akhir kepada mereka tetapi berilah ke-
bebasan kepada mereka sendiri untuk menyelesaikan masalahnya.
6. Konsep Shafer dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Shafer menjelaskan tentang konsep pemberdayaan
ekonomi masyarakat
dalam bentuk diagram bintang seperti diulas adalam kajian pustaka diatas.
Konsep ini jika dijabarkan dalam konteks pengembangan
ekonomi masyarakat
pesisir dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ruang
Setiap transaksi ekonomi dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun
memiliki dimensi spasial, maka masing- masing transaksi memiliki pemilihan
lokasi. Itulah sebabnya ruang menjadi penting dalam kegiatan pemberdayaan
ekonomi
pada masyarakat
pesisir. Kondisi geografis daerah setempat perlu
menjadi acuan utama dalam menentukan strategi, metode, media dan model
pemberdayaan yang akan ditentukan. Khusus
pada masyarakat
pesisir pemberdayaan masyarakat diarahkan
agar dapat menopang kehidupan nelayan baik buruh nelayan, nelayan pedagang,
maupun nelayan pemilik alat produksi. b. Bahan Baku
Bahan baku, merupakan faktor utama produksi, meliputi tanah, tenaga
kerja, modal
dan teknologi
yang digunakan masyarakat untuk mem-
produksi output. Bahan baku ini pada masyarakat pesisir perlu dikembangkan
menjadi bahan produksi yang efektif. Gagasan yang perlu terus dibangun
dalam pemberdayaan masyarakat pesisir adalah agar tanah tetap menjadi milik
masyarakat, tidak dijual atau disewakan. Tenaga kerja dioptimalkan berasal dari
lingkungan masyarakat dan modal juga digali dari kemampuan masyarakat.
Beberapa hasil penelitian terdahulu, kegagalan
pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir lebih banyak diakibat- kan oleh ketergantungan bahan baku,
penggunaan tanah yang tidak tepat, dan tenaga kerja yang di datangkan dari luar
komunitas masyarakat. c. Pasar
Penyediaan barang dan jasa oleh komunitas pedagang pada masyarakat
pesisir perlu berorientasi pada terjadinya keseimbangan antara input dan output.
Dalam praktik, produk lokal masyarakat dihargai lebih rendah daripada produk
dari luar. Akibatnya ketidakseimbangan pasar terjadi. Jika ini yang terjadi maka