Pembangunan Ekonomi Komunitas. KAJIAN PUSTAKA 1. Hasil Penelitian Terdahulu
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
39 |
Supriyanto
masyarakat tersebut,
lalu bergerak
mencapai kesepakatan tujuan dan sasaran ekonomi”.
Pembangunan ekonomi
masyarakat bukanlah dasar rasionil untuk
mempertahankan status
quo namun
merupakan konsep
yang komprehensif untuk merubah situasi
ekonomi dalam masyarakat. Dalam
konteks pembangunan
masyarakat, Grabowski22 menjelaskan bahwa community development sebagai
proses pembentukan, atau pembentukan kembali, struktur
–struktur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai
cara baru dalam mengaitkan dan mengorganisasi kehidupan sosial serta
pemenuhan kebutuhan manusia.
Shafer 2006 juga menjelaskan bahwa pembangunan masyarakat juga
menyangkut peningkatan
kekayaan masyarakat baik itu moneter maupun
nonmoneter ; pertumbuhan dan pemb-
angunan; tentang bagaimana gerakan atau perpindahan sumberdaya antar
masyarakat mempengaruhi
pilihan- pilihan;
tentang bagaimana
ilmu dinamika dan ketidakseimbangan yang
dihasilkan atau perubahan keadaan menciptakan ketegangan dalam masya-
rakat yang memerlukan pilihan; tentang bagaimana menciptakan peluang bagi
residen
dalam komunitas;
tentang meningkatkan
kondisi manusia,
kesejahteraan, dan kualitas hidup. Meng- implementasikan keputusan dan strategi
artinya bahwa orang campur tangan dalam masyarakat dengan ide bahwa
mereka bisa mendapatkan semacam outcome
yang diinginkan 2006:5. Untuk menjelaskan secara lebih
rinci paradigma baru tentang pem- bangunan ekonomi masyarakat ini,
tulisan ini akan kembali melihat definisi dan paradigm yang
dikemukakan Shafer. Ia menjelaskan bahwa dalam pembangunan ekonomi
komunitas terdapat unsur yang berpengaruh.
Untuk mengatasi permasalahan sulit dalam pembangunan ekonomi
masyarakat, Shaffer juga menawarkan paradigma baru yang digambarkan
dalam diagram bintang diatas. Di sekitar titik pusat bintang, memiliki tiga elemen
yang
dapat diasosiasikan
dengan ekonomi : bahan mentah, pasar, dan
wilayah. Tiga elemen tambahan dapat diasosiakan dengan definisi yang lebih
luas tentang pembangunan ekonomi yakni
masyarakatbudaya, aturan
institusi, dan pembuatan keputusan. 1 Ruang Space
Setiap transaksi ekonomi memiliki dimensi spasial, maka masing-masing
transaksi memiliki pemilihan lokasi. Itulah sebabnya ruang menjadi penting
dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi. Contoh dari pemilihan lokasi tersebut
meliputi tempat untuk mengawali usaha, memperluas usaha ketika pertumbuhan
terjadi, membayar sejumlah produksi, menggabungkan
untuk mengetahui
modal atau
medapatkan terobosan
pemasaran atau mengetahui sumber suplai, tempat untuk membeli input dan
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
40 |
Supriyanto
tempat untuk memasarkan produksi. Oleh karena itu istilah “pemilihan lokasi”
berarti transaksi ekonomi dengan sebuah dimensi spasial, tidak hanya keputusan
tentang penempatan kembali secara tradisional. Dengan demikian maka
argumen yang menyatakan dengan jelas bahwasanya ruang bukan lagi sebuah
masalah yang terlalu penting itu masih premature.
2 Bahan Baku
Bahan baku, merupakan faktor utama produksi, meliputi tanah, tenaga
kerja, modal dan teknologi yang diguna- kan masyarakat untuk memproduksi
output. Faktor-faktor ini telah menjadi fokus kebijakan pembangunan ekonomi
tradisional, tetapi kita mempertahankan bahwasanya
ada beberapa
faktor produksi
laten termasuk
inovasi, keunggulan dan penyediaan barang-
barang dan jasa kepada masayrakat. Inovasi merupakan kemampuan untuk
memodali
gagasan-gagasan baru,
produk, dan usaha melakukan sesuatu. Modal masyarakat ditujukan untuk hal-
hal lain, yang lebih penting dalam pemanfaatan ekonomi lokal adalah basis
sarana. Sarana dapat berupa budaya, sejarah, alam, atau bahan baku pem-
bangunan
lingkungan yang
lebih berkonstribusi dalam sejumlah kualitas
kehidupan kita. Dengan memperluas wawasan kita tentang bahan baku pada
kelompok masyarakat, kita dapat me- nambah opsi kebijakan pembangunan
ekonomi secara signifikan. Tanah, tenaga kerja dan modal
. Banyak gagasan mengenai pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi, dalam perspektif teoritis dan kebijakan, telah
dicampuradukkan dengan pandangan tentang dasar ekspor dan pandangan
neoklasikal dengan cara kepada faktor- faktor tradisional produksi, tanah, tenaga
kerja, dan modal dan bagaimana mereka dialokasikan dalam pemilihan produksi.
Kebijakan pertumbuhan ekonomi gelom- bang pertama dalam menarik tenaga
kerja dan modal ke dalam lokasi khusus geografis. Kebijakan tersebut focus pada
perpindahan tanah, tenaga kerja, dan modal dalam wilayah geografis untuk
pemanfaatan yang lebih produktif. Hasil akhir dari kedua perspektif itu adalah
kreasi dan barang-barang yang berlebih untuk diekspor dari masyarakat. Teori
dan kebijakan pembangunan ekonomi telah ditujukan secara khusus untuk
fokus kepada faktor-faktor tradisional produksi dan bagaimana faktor-faktor
tersebut dialokasikan di dunia keruangan spasial. Para ahli membantah bahwa
pembangunan
ekonomi masyarakat
haruslah lebih luas dibandingkan dengan hanya menghawatirkan lahan, tenaga
kerja, dan modal. Dimensi yang lebih luas ini mencakup fasilitas, modal umum,
teknologi dan inovasi, masyarakat dan budaya,
institusi, dan
kemampuan masyarakat membuat keputusan.
3 Pasar.
Penyediaan barang dan jasa oleh komunitas
pedagang pasar
lokal
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
41 |
Supriyanto
mempengaruhi kesejahteraan anggota masyarakat. Dua dimensi dari penyedia-
an barang dan jasa ini adalah minat tertentu
terhadap perkembangan
ekonomi masyarakat : a ketergantungan antara bisnis dalam masyarakat yang
beragam urban
hirarki dan
b interpretasi bisnis dari karakteristik sosial
ekonomi pasar dan bagaimana mereka mempengaruhi keputusan untuk me-
nyediakan barang dan jasa tertentu. Pemasaran bisnis masyarakat untuk
kebutuhan domestik bersaing untuk demi konsumen dalam beberapa cara, ter-
masuk harga, akses ke toko, jam pelayanan, sikap pegawai, aturan kredit,
aturan pengiriman barang, dan pengeta- huan personal terhadap konsumen.
4 Peraturan dan lembaga.
Peraturan dari sebuah permainan seringkali dilihat dan dianggap sebagai
elemen bawaan contoh lainnya sama tetapi peraturan sangatlah penting dalam
pembangunan
ekonomi masyarakat.
Peraturan merupakan hal yang sangat penting karena mereka mengatur apa
yang bisa dilakukan oleh pasar, sumber daya, dan ruang peluang. Peraturan
dalam pekerjaan seringkali fokus pada hak dan tanggungjawab dari pemilik dan
pemaksaan
masing-masing mereka.
Peraturan ini adalah batasan atau pembukaan yang dibuat oleh manusia
yang akan menunjukkan penggunaan sumberdaya masyarakat sekaligus eks-
ploitasi pasar. Seperti yang didiskusikan di bawah, peraturan secara garis besar
melebur dalam budaya. Lembaga adalah dasar dari segala
bentuk interaksi sosial, walaupun ke- beradaannya acap kali tidak dikenali
kecuali ketika perubahan diusulkan atau lembaga tersebut tidak berjalan secara
memuaskan. Dalam hal ini minat dibatasi pada
pemfasilitasan lembaga
atau penghalangan pembangunan ekonomi
masyarakat. Lembaga merupakan hak dan obligasi atau sosial, politikal, dan
aturan legal yang mengatur apa yang harus diperhitungkan faktor produksi
masyarakat, pertukaran, dan distribusi hasil.
5 Masyarakat dan Budaya.
Para ahli perkembangan ekonomi sering berpendapat tentang hal yang
mendasari struktur sosial dan iklim bisnis masyarakat. Khususnya pada iklim bisnis
yang disejajarkan dengan aturan-aturan formal yang berhubungan dengan pajak
dan beban regulasi sebagaimana didis- kusikan di atas. Pada umumnya, pajak
yang lebih rendah dan iklim regulasi yang lebih rendah menunjukkan iklim
bisnis yang lebih baik. Meskipun tingkat pajak dan iklim regulasi adalah hal yang
penting, mereka hanya mewakili bagian kecil dari komponen yang membantu
menetapkan iklim bisnis masyarakat.
Iklim bisnis dan budaya menyua- rakan dua hal, peraturan formal dan
informal. Sayangnya, karena peraturan formal ditetapkan dan diputuskan oleh
pemerintah, mudah sekali untuk mem-
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
42 |
Supriyanto
perhatikan peraturan itu. Maksudnya, peraturan formal itu tertulis dan dapat
dengan mudah ditujukan untuk diskusi pembangunan ekonomi. Peraturan in-
formal atau budaya masyarakat lebih sulit untuk dituju, didebat, dan dihilang-
kan dalam waktu singkat ketika ke- putusan bisnis seringkali dibuat. Sebagai
contoh, di beberapa masyarakat ke- gagalan membelenggu serta menghancur-
kan sebuah peraturan informal. Peraturan non formal yang seperti ini dapat menjadi
penghalang dalam aktivitas kewirausaha- an. Kebanyakan pengusaha sukses gagal
tiga hingga lima kali sebelum bisnis mereka berhasil. Jika kegagalan tidak
dapat diterima dalam masyarakat, apa yang akan dikatakan tentang iklim bisnis
di dalam masyarakat?
6 Pembuatan Keputusan
Kapasitas pembuatan keputusan adalah kemampuan dari pusat kegiatan
masyarakat dalam kemampuan mem- bedakan masalah dan gejala untuk
kemudian mengidentifikasi dan me- nerapkan solusi. Sebuah gejala adalah
tanda yang terlihat tentang keberadaan suatu masalah, tetapi memperhatikan
gejala tidak memecahkan solusi.
Tujuan yang tersirat di balik pembuatan keputusan menurut Shaffer25
adalah kebutuhan untuk membangun nilai-nilai dan prioritas masyarakat.
Setiap masyarakat, kapanpun dihadap- kan oleh beberapa isu, dan keputusan
yang efektif memerlukan identifikasi dan jarak bergantung pada nilai-nilai yang
dimiliki oleh masyarakat. Nilai-nilai dalam arti umum menunjukkan apa yang
kita kenali atau tetapkan sebagai masalah. Nilai-nilai ini dibawa oleh masyarakat
yang lebih besar. Setiap masyarakat menghadapi setumpuk masalah, dan
masyarakat
akan memprioritaskan
masalah mana yang akan ditangani terlebih dulu, yang kedua, atau yang
tidak perlu ditangani.
Organisasi berbasis masyarakat harus membangun kapasitas teknikal
untuk menjalankan proyek pembangun- an dan menarik investor seperti halnya
kapasitas masyarakat untuk mengatur orang-orang
dan mengembangkan
kepemimpinan guna merencanakan dan dan menerapkan strategi yang sukses.
Pembangunan masyarakat adalah ke- mampuan untuk memindahkan modal
ekonomi investasi dan modal social kapasitas bangunan selama periode
yang lama di dalam sebuah pendekatan kewirausahaan.